![Saya dan Uci Junaedi (dok.Uci)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/24/10262064-10206837548410343-3432627276217797959-n-59ef2935ed4ed6497c2c10f3.jpg?t=o&v=555)
![booth Click (dok.Fitri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/24/12374739-10203707055316562-1362793448494475505-o-59ef28c8c226f92c3d068462.jpg?t=o&v=555)
Namun tahun 2016 adalah masa yang menyedihkan. Kompasiana terlalu sering eror. Media yang saya sayangi ini terkena penyakit parah, seringkali tidak bisa diakses. Bahkan puluhan artikel saya hilang, termasuk yang sudah menjadi headline. Hal ini memukul semangat saya sehingga betul-betul down. Saya pun malas menulis di Kompasiana. Saya mulai menulis di media tetangga sebelah.
Saya merasakan ada sesuatu yang hilang ketika tidak menulis di Kompasiana. Jadi memang seperti belahan jiwa yang hilang, akhirnya rindu untuk kembali bertemu. Â Sesekali saya masih mengintip Kompasiana untuk melihat adanya perkembangan. Dan untuk melepas kangen, Â sesekali juga saya menulis sesuatu, tetapi tidak secara rutin seperti tahun sebelumnya.
![Kompasianival 2016 (dok.Isjet)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/24/14492314-10210691555436141-2316127194969568797-n-59ef423a28d54e5cb9737fe3.jpg?t=o&v=555)
Harapan baru tentang Kompasiana mulai tumbuh ketika diluncurkan sebagai Beyond Blogging. Mas Iskandar Zulkarnain (Isjet) menjadi COO, Kompasiana menggantikan Kang Pepih yang mengajukan pensiun dini untuk berkarya di luar. Banyak perbaikan yang direncanakan untuk meningkatkan KOmpasiana sebagai media warga nomor satu di Indonesia.
Kini, meski masih terkendala eror pada saat-saat tertentu, kami merasakan pembaharuan yang signifikan di Kompasiana. Beberapa program baru seperti Content Afilliation, sangat menarik dan memacuk kompasianers untuk terus menulis. Â Acara-acara selalu berusaha dikemas lebih apik dan bergengsi, tetap dengan standar Kompas Gramedia Grup.
Gelar tahunan untuk komunitas ternyata diselenggarakan tersendiri. ICD (Indonesia Community Day) yang pertama berlangsung di kota gudeg, Jogjakarta. Sayangnya, tidak semua komunitas bisa berpartisipasi karena lokasinya jauh dari ibukota. Padahal, sebagian besar komunitas, base campnya ada di Jakarta. Clik pun  tidak bisa mengisi booth. Di sini ada penghargaan yang diberikan untuk komunitas terbaik.
Perbaikan dan eror seperti bersaing memenuhi kompasiana. Tanpa terasa waktu bergulir hingga tahu-tahu sudah tiba waktunya pada Kompasianival 2017. Rencananya, Kompasianival ini akan berlangsung di Epicentrum. Namun pembatalan sepihak terjadi, sehingga panitia menggantikannya di Lippo Mal, Kemang.
Alhamdulillah, meski sempat kalang kabut, paniitia berhasil mempersiapkan gelar kopdar terbesar ini. Minat kompasianer untuk hadir juga luar biasa. Lebih dari 2500 telah mendaftarkan diri, meski akhirnya ada yang berhalangan karena alasan tertentu. Kompasianival 2017 menghembuskan nafas baru dengan memberi kesempatan pada yang muda untuk berjaya.