Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

FFPI 2015 Kompas TV : Menyelamatkan Perfilman Indonesia di Masa Depan

25 Januari 2016   18:23 Diperbarui: 25 Januari 2016   19:12 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juara kedua disabet Ojo sok-sok'an produksi Sebelas Sinema Pictures, Bandung.  Film ini digarap secara sederhana, dengan lokasi warung angkringan ala mahasiswa Yogyakarta. Kisahnya tentang anak muda yang sok modern, menyukai hape canggih dan memuja dunia Barat. Ia terkena batunya ketika ada mahasiswi dari Jakarta yang datang minum di warung tersebut. Anak muda itu langsung menyapa dengan gaya anak Jakarta. Tak disangka mahasiswi itu ternyata pandai berbahasa Jawa. Ia menjadi malu sendiri.

Sedangkan juara ketiga diraih film Opor-operan yang juga merupakan karya Sebelas Sinema Pictures. Film ini membuat kita tersenyum geli karena kebiasaan ibu-ibu yang suka bertukar masakan. Akibat kebiasaan itu, mereka tanpa sadar telah terjebak memberi makanan yang sama kepada orang yang sama. Ini sungguh khas kehidupan ibu-ibu di Indonesia. Tema yang sederhana tapi sangat mengena.

Hadiah yang diperoleh juara pertama adalah uang sejumlah Rp 8 juta ditambah kamera Go Pro dan voucher menginap di hotel Santika. Juara kedua mendapatkan uang sebesar RP 5,5 juta dengan voucher menginap  di hotel Santika. Kemudian juara ketiga meraih hadiah sebanyak Rp 4 juta dengan voucher menginap di hotel Santika. Hadiah yang pantas untuk karya film yang sarat ke-Indonesiaannya.

Menyelamatkan perfilman Indonesia di masa depan

Mas Angga Sasongko  sebagai juri FFPI 2015, mengatakan bahwa antusias generasi muda, khususnya para pelajar SLTA telah membuat ia merasa tenang. Dengan keberhasilan mereka membuat film yang bermutu, Angga tidak lagi mencemaskan masa depan perfilman Indonesia. Melihat hasil karya para pelajar dan mahasiswa, Angga optimis bahwa masa depan perfilman kita akan aman di tangan mereka.

Karena itu, Angga bersyukur bahwa Kompas TV telah menyelenggarkan FPPI. Program ini mampu menggali bakat-bakat terpendam dari generasi muda. FFPI memunculkan sineas-sineas muda yang dibutuhkan untuk menyelamatkan perfilman Indonesia. Angga berharap bahwa penyelenggaraan FFPI oleh Kompas TV menjadi kegiatan yang tetap ada pada masa mendatang. Kompas TV telah menjadi pionir bagi media visual yang peduli pada perkembangan perfilman di tanah air.

[caption caption="Mas Angga, juri FFPI 2015 sedang berbicara di depan penonton (dok.pribadi)"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun