[caption caption="PT KML (kelola minota laut) dalam pameran ekspor (dok.pribadi)"][/caption]
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki kekayaan laut yang luar biasa. Utamanya adalah hasil laut yang berupa ikan, udang dsb. Karena itulah banyak negara tetangga yang iri dan berusaha mencuri ikan di perairan Indonesia. Tak heran jika menteri Susi sangat galak dalam hal ini. Berbagai jenis ikan yang hidup di laut kita ternyata sangat laku di jual di pasar Internasional. Dan ini merupakan potensi ekspor yang sangat prospektif. Hal ini membuka wawasan para kompasianer pada waktu acara KPK Gerebek16 di Pameran UKM ekspor yang berlangsung di gedung Smesco, 25-26 Agustus yang baru lalu.
Adalah PT KML (Kelola Minota Laut/KML food) sebagai salah satu perusahaan yang berhasil mengangkat derajat hasil laut Indonesia sebagai komoditas bernilai tinggi ke dunia internasional. KML telah mampu mengekspor hasil laut Indonesia ke negara-negara terkemuka seperti Amerika Serikat dan Jepang. Hasil laut yang dikirim ke negara-negara tersebut ada yang berupa bahan mentah (ikan yang dibekukan) dan juga ada yang dalam bentuk olahan (bakso udang, bakso ikan dll).
Penduduk Jepang mengkonsumsi ikan terbanyak di dunia. Karena itu kebutuhan pasokan ikan sangat dibutuhkan dari negara-negara yang menjadi produsen ikan. Hasil laut Indonesia sangat diminati, yang paling terkenal adalah ikan tuna yang memang berlimpah di laut Indonesia. Tidak mudah menembus pasaran di Jepang karena negara ini sangat ketat dalam peraturan impor ikan dengan standar kelayakan yang tinggi. Begitu pula dengan AS yang sangat selektif menerima ekspor dari negara dunia ketiga. Namun PT KML telah berhasil memenuhi standar tersebut sehingga hasil laut Indonesia laris manis dijual di negara-negara tersebut.
[caption caption="Winanda prima (dok.pribadi)"]
"Standar kelayakan sangat tinggi. Kalau ada ditemukan satu rambut saja dalam pengiriman ikan kita, maka akan ditolak dan dikembalikan," jelas Winanda Prima, Dirut PT Mitra Nasional Kualitas, yang mengawasi kualitas ikan yang diekspor dari KML.
Menurut keterangan Agus Sulaiman, area sales manager PT Kelola Niaga Makmur yang membidangi penjualan dari KML, untuk Amerika Serikat, hasil laut kita bisa berubah merek. Ada yang langsung menjualnya tanpa mengubah asal bahwa ikan-ikan itu berasal dari Indonesia. Tapi ada juga yang menggantinya dengan kemasan ala perusahaan yang mengimpor. Semua tidak menjadi masalah bagi PT KML, yang penting hasil laut kita diterima dengan baik dan laku terjual.
Sukses yang diraih PT KML tidak terjadi begitu saja. Perusahaan yang didirikan oleh Mohammad Nadjikh ini memulai usahanya pada tahun 1994 dari 'kelas teri'. Perusahaan ini baru memiliki sebuah unit pengolahan sederhana yang berupa 'kandang kuda' di desa Soboronto, Kecamatan Tambak Boyo Kabupaten Tuban. Unit ini benar-benar hanya mengolah teri nasi (chirimen). Usaha itu berkembang pesat sehingga pada tahun 1999 mampu mendirikan unit pengolahan ikan dan chepalopoda dengan produk unggulan berupa kakap merah (scarlet snapper), ikan karang (coral fish), gurita (octopus), tenggiri, tuna dan ikan-ikan air tawar lainnya.
[caption caption="produk olahan ikan (dok.pribadi)"]
Pengembangan usaha terus berlanjut. Pada tahun 2001 mendirikan unit pengolahan udang di Gresik dan Makassar dengan kapasitas produksi 12 000 ton pertahun. Lalu pada tahun 2003 membangun unit pengolahan Rajungan di Gresik dengan kapasitas 2100 ton daging rajungan. Sedangkan pada tahun 2005 mengembangkan unit pengolahan seafood dengan aneka jenis produk seperti butterfly shrimp, crispy deli, shrimp pastry, spring roll dll. Produk olahan ini untuk pasar domestik dengan kapasitas 2000 ton pertahun.
[caption caption="produk vegetables (dok.pribadi)"]
PT KML semakin melebarkan sayapnya. Pada tahun 2006 berdiri pengolahan bakso seafood di Semarang dengan produksi 10.000 ton pertahun, dan unit pengolahan surimi (sari pati ikan) di Kabupaten Lamongan, Rembang dan Tuban hingga total 84.000 pertahun. lalu pada tahun 2013 KML Food mengembangkan produk snack seafood dengan kapasitas 2 ton perhari, dan tahun 2014 mulai merambah industry vegetable terpadu. Nama produknya adalah Edamame (kedelai Jepang), Okra dan sayuran beserta pengolahannya. Kemudian juga pengolahan takoyaki (gurita lapis tepung) dengan teknologi mutakhir dari Jepang di Gresik.
Tahun ini (2015), PT KML mengembangkan bakso sapi serta produk fish cake (kamaboko) lengkap dengan pengolahannya. Beberapa brand yang digunakan antara lain; Prima Star, Daitsabu, Panorama, KML, Kamaboko, Foody, Minaku dan Minakita. Merek-merek ini bisa dengan mudah kita dapati di supermarket yang ada di Indonesia, khususnya di wilayah pulau Jawa.
Kehadiran PT KML dalam kancah perekonomian Indonesia menjadi satu berkah tersendiri. Langsung atau tidak langsung, perusahaan ini memberdayakan petani dan nelayan. Tidak kurang dari 100 ribu nelayan dari seluruh Indonesia menjadi mitra binaan PT KML. Bahkan dalam program CSR, PT KML memberikan beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu dan berprestasi di daerah Gerbang kartasusila. Lalu ada pula pembinaan manajemen profesional bagi UKM perikanan melalui program Business Development services Kelola Minota laut, pembinaan manajemen entrepreneurship dalam seminar maupun universitas/perguruan tinggi.
Wajar saja jika kemudian PT KML menjadi The Best 3 Players di bisnis perikanan Indonesia. Berbagai penghargaan juga telah diraih. Antara lain; Indonesian Export Award "Priyaniyarta Award" dari Presiden RI tahun 2001, Perusahaan Peduli Dunia Pendidikan dari kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010 dan tahun ini memperoleh Most Creative Companies 2015 dari majalah SWA dan tokoh pengusahan jawa Timur 2015 dari PWI Jatim.
makanan lezat dan sehat
Dalam kesempatan itu, kami para kompasianer dari komunitas KPk diberi kesempatan mencicipi aneka hidangan olahan hasil laut. Misalnya bakso ikan, Surimi, Edamame dll. Sebagai penggemar 'madyang' alias doyan makan, apa yang disajikan langsung diserbu. Ternyata rasanya sangat lezat dan nikmat. Bahkan kami tak menyangka bola-bola yang agak kecoklatan yang digoreng itu berisi daging gurita. Bola-bola itu terasa gurih dengan daging gurita yang sangat lembut. Selain itu ada juga teri kering balado dalam kemasan menarik, siap untuk dimakan.
[caption caption="bakso ikan (dok.pribadi)"]
[caption caption="bola-bola gurita (dok.pribadi)"]
Selain makan produk olahan ikan, kami juga mencicipi edamame, kedelai jepang. Walau namanya kedelai Jepang, ini bukan impor lho. Kedelai Jepang ini telah ditanam di tanah air kita, jadi asli produk Indonesia. Jenis kacang-kacangan ini memang sangat populer karena merupakan bahan baku tempe dan tahu. Kami memakan edamame yang masih segar dnegan kulitnya yang sangat hijau. Edamame ini harus dibekukan agar awet dan tahan lama.
[caption caption="edamame (dok.pribadi)"]
Ternyata, mengganyang makanan-makanan itu membuat kami merasa kenyang. Padahal kami tidak makan nasi sama sekali. Tak disangka, produk olahan ini memiliki rasa dan kualitas yang tinggi. Kami pun merasa puas dapat menikmatinya. Setelah itu kami diberi voucher belanja sebesar 100 ribu per orang. Langsung deh, kami menyerbu produk-produk PT KML. Terutama yang lagi promosi buy one get one. Alhasil semua personel KPK menenteng tas keresek besar berisi bahan makanan. Saya sendiri mengantongi edamame, bakso ikan, kentang (goreng). Wajah-wajah ceria kompasianer yang penuh semangat mendapatkan produk dari KML yang 'mak nyoss' ini.
[caption caption="kpk gerebek16"]
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H