Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

One Room: Menggebrak Lewat Keseimbangan Idealisme dan Komersialisasi

5 Maret 2015   19:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:07 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_401021" align="aligncenter" width="300" caption="One Room berbagi kisah"]

14255332381933718052
14255332381933718052
[/caption]

Pemasaran

Melempar album perdana ke pasar adalah hal yang gampang-gampang susah. Meski sudah lama berkecimpung di dunia musik, produser harus memperhitungkan dengan cermat, siapa yang menjadi target pemasaran dan media apa yang paling efektif untuk memasarkannya. Perhitungan itu menentukan sukses tidaknya sebuah album. Karena itu Seven Music tidak mau  gegabah  atau sembarangan.

Dari berbagai media yang menjadi andalan untuk memasarkan sebuah lagu, ternyata radio masih  menjadi pilihan utama. Padahal, banyak orang berpikir bahwa komersialisasi lagu zaman sekarang adalah dengan menggunakan RBT  dan internet. Di luar dugaan, masyarakat Indonesia masih menyukai radio untuk mendengarkan lagu-lagu yang digemari. Hal ini diceritakan oleh Mas Angga dari Seven Music.

"Radio masih menjadi media utama hingga ke seluruh pelosok nusantara.  Karena itulah kami mengandalkan  acara Chats atau tangga lagu-lagu di radio untuk memperkenalkan lagu-lagu yang diproduksi Seven Music," jelas Mas Angga.

Demikian pula lagu-lagu yang dinyanyikan One Room, dengan cepat mendapat tempat di hati masyarakat. Lagu-lagu mereka bahkan berhasil mencapai puncak di beberapa daerah. Ini membuktikan bahwa One Room telah mampu menggugah selera masyarakat. Album mereka mulai dicari dan diminati para penggemar musik di seluruh Indonesia.

Namun selain radio, One Room juga tidak mengabaikan media lainnya. Mereka juga menggunakan media internet dan perangkat modern lainnya. Bahkan  semua celah dimasuki untuk memasarkan album mereka. Misalnya komunitas-komunitas yang diikuti oleh setiap personel One Room. Base camp di Pondok Gede juga merupakan sarana yang efektif untuk memperkenalkan lagu-lagu mereka.

One Room sering mengundang grup musik atau musisi lain untuk bersama-sama manggung di base camp. Undangan itu selalu disambut gembira oleh mereka. Acara manggung bersama itu selalu ramai pengunjung, terutama para penggemar atau fans dari masing-masing musisi. Dengan cara seperti itu, One Room semakin dikenal oleh masyarakat.

Rock n Roll is back

Menilik dari penampilan One Room, kita bisa langsung tahu bahwa musik yang mereka usung berirama rock n roll. Ulil dan Reza berhiaskan rambut gondrong yang terjuntai. Di kantong celana jeans Ulil, terselip scarf tipis panjang khas rocker. Namun Aden dan Firdaus berpenampilan lebih rapi dan necis. Sedangkan Leo lebih kalem dan sederhana.

Sesungguhnya jiwa mereka adalah jiwa rocker. Hal ini tergambar melalui lagu-lagu mereka.  Rock adalah kepribadian mereka. Kita bisa melihat itu ketika mereka  menyanyikan lagu "bisa gila' yang berirama cukup keras. One Room tampak sangat enjoy dan menjadi dirinya sendiri.  Ternyata mereka memang mengidolakan grup musik rock yang terkenal di luar negeri, salah satunya adalah Metalica.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun