Agung Laksono CS tentu tidak tinggal diam. Â Mereka menganggap Ical tidak pantas lagi menjadi Ketua Umum Golkar karena sudah mengalami kegagalan yang cukup fatal. Ical tidak berhasil menjadi Presiden dan suara Golkar juga turun drastis. Ical adalah sosok yang kontroversial, karena khalayak umum juga mengetahui bahwa kasus lumpur Lapindo yang menyengsarakan ribuan rakyat Sidoarjo adalah tanggung jawabnya. Belum lagi kasus-kasus lagi yang melibatkan nama Ical. Jika ada orang yang menganggap Golkar akan menjadi besar di bawah kepemimpinan Ical, itu adalah mimpi di siang bolong.
Kubu Agung Laksono sudah menduduki kantor DPP Golkar sejak Munas di Bali berlangsung. Mereka merencanakan akan menyelenggarakan Munas Golkar versi lain pada awal tahun depan. Meski Ical berniat merebut kembali kantor tersebut dengan menggerakkan Bamus Betawi, kubu Agung laksono tidak surut langkah. Mereka akan mempertahankan kantor tersebut dan melanjutkan rencana penyelenggaraan Munas Golkar di Jakarta. Kabar terakhir, mereka mempercepat Munas malam ini dengan pengawalan ketat dari polisi.
Kita masih berhitung, belum bisa melihat siapa yang menang atau siapa yang kalah. Yang jelas satu bisul besar akan pecah dalam waktu dekat. Entah itu akan melahirkan partai yang baru atau menjadi sebuah partai tandingan sebagaimana yang terjadi pada PPP. Pertarungan kali ini tampaknya akan lebih sengit. Kedua kubu masing-masing melaporkan lawannya kepada polisi. Sesungguhnya ini adalah masalah pelik dinamika partai. Mungkin kita hanya bisa menonton dan menyaksikan sebuah pertunjukan politik sampai habis. Adakah ini akan berpengaruh pada kehidupan berbangsa dan bernegara?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H