Mohon tunggu...
Empi Muslion
Empi Muslion Mohon Tunggu... Administrasi - pengembara berhenti dimana tiba

Alang Babega... sahaya yang selalu belajar dan mencoba merangkai kata... bisa dihubungi : empimuslion_jb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tragedi BG, Inkonsistensi dan Teori Gelang Karet

24 Januari 2015   00:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:29 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tetapi yang menjadi pertanyaan mengapa sampai saat ini belum ada satupun nama yang diajukan oleh Jokowi-Jk saat pengajuan menjadi calon menteri yang diberi warna oleh KPK, dipanggil untuk dimintakan keterangannya, apalagi ditetapkan sebagai tersangka. Sebaliknya mengapa  BG belum dipanggil dan diperiksa,  ujug-ujug sudah ditetapkan tersangka oleh KPK disaat yang bersangkutan diajukan namanya oleh Presiden kepada DPR untuk dimintakan persetujuannya sebagai calon Kapolri. Disimpul inilah muncul kejanggalan dan swasangka publik yang menganggap KPK bermain di air keruh atau masuk keranah politis.

Boleh saja KPK mungkin gerah dengan Presiden karena tidak lagi mengkonsultasikan dan memintakan pendapat KPK terhadap pencalonan pejabat Negara yang bersifat strategis dan sensitif dimata publik. Namun KPK seharusnya juga berintrospeksi diri, jika KPK mau konsisten dengan pemberian pertimbangan dan keputusannya dalam memberi list berwarna merah kepada Presiden, maka KPK harus konsisten mengusut nama-nama yang diajukan Jokowi –JK tempo lalu yang diberi warna merah tersebut  untuk ditetapkan sebagai tersangka minimal dipanggil untuk diperiksa.Jangan sampai KPK menjadi godam pencabut karier dan mengorbankan sumbangsih pengabdian terbaik bagi putra putri terbaik bangsa untuk Ibu pertiwi.

Dari tragedi yang menimpa BG saat ini dan sorotoan terhadap KPK yang dianggap bermain api dengan politik, jika kita ambil hikmahnya, sebenarnya  adalah baik buat negara yang besar ini, mumpung roda pemerintahan Jokowi-JK belum jauh berputar, ini bisa menjadi pelajaran untuk diperhatikan dalam pengambilan keputusan strategis dan bermaslahat dimasa mendatang.

Sebagaimana kita ketahui, selama ini lembaga KPK maupun Presiden Jokowi adalah sosok yang mendapatkan simpati, apresiasi dan dukungan dari masyarakat untuk membawa bangsa ini kearah yang lebih baik dan bermartabat. Namun pasca pencalonan BG, apresiasi kepada Presiden Jokowi dan  KPK mulai tergerus, sarat dengan kritikan tajam.

Namun yang perlu kita sadari bersama,  publik saat ini ramai mengkritik Presiden Jokowi maupun KPK, bukanlah karena faktor amarah belaka dan swasangka, apalagi menghujat atau membenci kedua sosok tersebut. Tetapi justru tingginya harapan dan kecintaan publik buat Presiden Jokowi dan KPK. Semoga Presiden Jokowi dan KPK tetap konsisten dalam setiap kebijakannya, sehingga asumsi penggunaan teori gelang karet baik yang ditujukan kepada Presiden maupun ke KPK hanya isapan jempol semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun