Mohon tunggu...
bungtomo
bungtomo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Prestasi Empat Menkeu di Bidang Penerimaan Pajak

29 Desember 2015   16:52 Diperbarui: 29 Desember 2015   17:25 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menkeu terakhir adalah Bambang PS Brodjonegoro, yang menjabat sejak 27 Oktober 2014 hingga kini. Di tahun pertama menjabat, penerimaan pajak secara nominal justru langsung melejit sebesar Rp 112,9 triliun, ini dengan asumsi realisasinya per tanggal 31 Desember 2015 nanti bisa mencapai Rp 1.098 triliun.

Tentu saja prestasi penerimaan pajak Bambang Brodjonegoro di tahun pertamanya terbilang luar biasa. Dari sisi pertumbuhan ekonominya, situasinya hampir sama dengan zaman Sri Mulyani tahun 2009 yang ketika itu tumbuh 4,6% dan di zaman Bambang Brodjonegoro ekonomi Indonesia tumbuh 4,73% hingga kuartal III-2015. Meski angka pertumbuhan ekonominya tidak berselisih jauh, penerimaan pajaknya justru bertolak belakang, yakni di zaman Sri Mulyani turun minus Rp 26,6 triliun dan di zaman Bambang Brodjonegoro melonjak Rp 112,9 triliun,

Prestasi penerimaan pajak di tahun pertama Bambang Brodjonegoro sebagai menkeu juga terbilang luar biasa. Dengan kenaikan angka penerimaan pajak Rp 112,9 triliun, itu berarti dua kali lipat dari pencapaian yang dilakukan oleh Sri Mulyani di tahun pertama maupun tahun keduanya serta tahun pertamanya Agus Martowardojo.

Ini menandakan Bambang Brodjonegoro langsung bekerja ‘ngebut’ dan tidak santai. Semuanya tercermin dari angka-angka di atas. Belum lagi yang membuat penerimaan pajak di tahun pertamanya Bambang Brodjonegoro sebagai Menkeu terbilang luar biasa adalah banyaknya insentif pajak yang dikeluarkannya.

Padahal, orang awam sekalipun sadar bahwa insentif pajak akan menggerus penerimaan pajak. Tapi Bambang Brodjonegoro tetap mengeluarkan insentif pajak, mulai dari kenaikan ambang batas pendapatan tidak kena pajak (PTKP) sebesar 48% atau Rp 36 juta/tahun untuk Pajak Penghasilan bagi pekerja. Lalu, ada insentif (diskon) pajak tax allowance, tax holiday, insentif untuk Kawasan Ekonomi Khusus, diskons pajak revaluasi aset, keringanan pajak REITs, dan keringanan pajak untuk industri padat karya.

Hal ini harus dilakukan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Hasilnya pun kelihatan, dengan pertumbuhan ekonomi yang berhasil ditahan tidak merosot lagi.

Dengan prestasi di tahun pertamanya yang mampu menaikkan penerimaan pajak 2015, bahkan melampaui 2014 yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi, memperlihatkan kapabilitas Bambang Brodjonegoro sebagai menteri keuangan. Prestasi ini tentu saja menjadi modal bagi Menkeu Bambang Brodjonegoro untuk lebih berprestasi lagi di tahun kedua. Saya rasa Presiden Jokowi patut bangga memiliki Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang sudah menunjukkan kinerja yang ‘perform’ dan terbaiknya. Congratulations Pak Bambang!

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun