Mohon tunggu...
Supriyatna
Supriyatna Mohon Tunggu... Penulis - Emosi diujung pena

Menjadi bijak bukan dengan cara mengkritik atau Menasehati Orang lain, Menjadi Bijak berani memberi Solusi bagi permasalahan Orang Lain. " Karena Nasehat bukanlah Solusi, Jadi jangan memberi Solusi dengan cara memberi Banyak Nasehat"

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Syahadatmu Kini [Part 2]

24 Desember 2023   17:00 Diperbarui: 24 Desember 2023   17:01 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gumamku dalam hati ,

Tiba - tiba Pria paruh baya tersebut tertawa terbahak bahak , Aku pun sangat heran apa kiranya yang membuat dia tertawa sampai terbahak begitu , namun Aku tidak ingin bertanya , karena nanti pasti jawabannya malah membuat Aku bertambah bingung.

" Haha..haha.... Memang benar mungkin Kamu salah Orang Nak ! Hahaha..hahaha..."

Ucapnya masih di iringi tawa tak henti , dan Aku pun kaget di buatnya , kenapa Ia sampai tahu apa yang Aku katakan di dalam hati. Ah mungkin itu hanya sebuah kebetulan semata , Aku menjadi geram dan tidak sabar di buatnya.
Hingga Akhirnya Aku memutuskan untuk membatalkan niatku dan bergegas pulang saja.

" Baiklah Kek , kalau begitu Saya pamit dulu ya , sebentar lagi malam soalnya. "

Ucapku kepadanya yang saat itu Ia masih saja tertawa , dan Aku pun berjalan perlahan meninggalkan gubuk itu. Belum lama Aku melangkah tiba tiba.

" Kembalilah Kesini jika Kamu dapat memahami apa yang telah Aku sampaikan hari ini kepadamu Nak."

Ucap Pria paruh baya tersebut yang belum Aku ketahui namanya kepadaku.
Dan Aku pun tidak terlalu memikirkannya, dan terus melangkah pergi meninggalkan gubuk itu.

Sangat Menyebalkan perjalananku hari ini , Aku pikirakan mendapatkan sosok yang Aku cari , dan mendapatkan ilmu yang ingin Aku pelajari , nyatanya hanya mendapatkan Air sumur yang penuh teka - teki.
Sangat menjengkelkan.

Sepanjang jalan Aku terus menggerutu dalam hati , dan suasana kala itu seperti akan turun hujan.

Aku pun mempercepat langkah Kaki , agar tidak di dahului hujan turun.
Namun ternyata usahaku sia - sia tidak berapa lama akhirnya hujan pun turun.
Aku pun masih berjalan di pematang sawah yang jauh dari pemukiman warga untuk sekedar menumpang berteduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun