Mohon tunggu...
Supriyatna
Supriyatna Mohon Tunggu... Penulis - Emosi diujung pena

Menjadi bijak bukan dengan cara mengkritik atau Menasehati Orang lain, Menjadi Bijak berani memberi Solusi bagi permasalahan Orang Lain. " Karena Nasehat bukanlah Solusi, Jadi jangan memberi Solusi dengan cara memberi Banyak Nasehat"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Emosi di Ujung Pena

20 Mei 2020   16:46 Diperbarui: 20 Mei 2020   16:50 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cacian kecilku membelah kemacetan pagi itu.

dan Satu jam kemudian aku pun sampai di rumah kawanku.

" tok...tok....tok...."

Suara pintu yang ku ketuk.

" Woy Dani ... udeh jam berapa ini ? Gila bener dah ah , mentang mentang libur seenak jidad luh tidur "

Teriak ku sambil terus mengetuk pintunya.

tak lama berselang akhirnya temanku pun terbangun dan membukakan pintunya.

" Ah elu sen , Gua kira Kolektor Motor ". Jawab deni masih setengah mengantuk.

" Hahahahaha.... Emangnya tampang gua cocok apa jadi tukang tagih Hutang" candaku dan langsung masuk kerumahnya , meski belum di persilahkan  masuk.

maklumlah aku dan deni sudah seperti saudara , jadi bagi kami berdua sah sah saja.

aku pun duduk di ruang tamu , dan menunggu deni cuci muka dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun