Mohon tunggu...
MH NOORIS
MH NOORIS Mohon Tunggu... Insinyur - Sampai Kau Bisa

Karyawan biasa yang menggemari sepakbola, sedang dan terus belajar berwirausaha.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fenomena Itu Bernama PSS Sleman

31 Agustus 2019   14:43 Diperbarui: 31 Agustus 2019   14:58 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ligasuperindonesia (IG)

Jumat, 30 Agustus 2019 , PSS Sleman telah menyelesaikan pertandingan terakhirnya di putaran pertama Liga 1 2019 melawan Persib Bandung. Terlepas dari kekalahan 0-1 yang diderita PSS Sleman, menarik untuk mengupas perjalanan PSS Sleman selama mengarungi kompetisi Liga 1 musim ini. Dari fase persiapan menjelang kompetisi bisa dikatakan tidak ideal.

Banyak pemain-pemain kunci pada saat menjuarai Liga 2 musim 2018 meninggalkan tim. Ichsan Pratama, Cristian Gonzales, Aditya Putra Dewa, Rifal Lastori adalah sejumlah pilar penting yang tidak berada di tim PSS menjelang Liga 1 dimulai. Proses rekrutmen pemain asing pun tidak berjalan mulus. Sederet nama pemain lokal yang direkomendasikan tim pelatih pun tidak berhasil direkrut.

Budget yang terbatas menjadi kendala utama dalam membentuk tim. Tim pelatih yang dipimpin Coach Seto Nurdiyantoro pun dipusingkan dengan kondisi tersebut. Namun dari awal idealisme Coach Seto Nurdiyantoro dalam membentuk tim patut diacungi jempol, dia mengatakan bahwa, "Saya tidak membutuhkan nama besar dan pemain bintang untuk mengarungi kompetisi Liga 1 2019, yang saya butuhkan adalah pemain yang mau bekerja keras dan mau menjalankan skema permainan yang saya inginkan". Sebuah pernyataan yang sangat berani, mengingat PSS Sleman adalah tim promosi dan Coach Seto sendiri belum memiliki pengalaman di kompetisi Liga 1. Hal ini tentu membuat para pendukung PSS Sleman agak ragu dan "dag dig dug " terhadap perjalanan dan nasib tim kebanggaannya dalam menjalani musim kompetisi Liga 1 2019. 

Dengan keterbasan yang ada akhirnya terbentuklah squad PSS Sleman untuk kompetisi Liga 1 2019, terdiri dari beberapa pilar saat menjuarai Liga 2 musim 2018, di posisi kiper Ega Rizky, di lini pertahanan ada Bagus Nirwanto, Asyraq Gufron, Ikhwan Ciptady, di lini tengah ada Dave Mustaine dan Wahyu Sukarta, sedangkan di lini depam menyisakan Irkham Zahrul Milla dan Rangga Muslim. Ditambah beberapa nama anyar untuk lini depan, Kushedya Hari Yudo (Eks Kalteng Putra), Haris Tuharea dan Ricky Kambuaya (Eks Mojokerto Putra), lini tengah ada Nerius Alom dan Sidik Saimima, serta bek gaek Purwaka Yudi dan Derry Rahman untuk di lini belakang. Sedangkan di komposisi pemain asing terdiri dari Alfonso De La Cruz (Bek, Spanyol), Guilerme Batata (Gelandang, Brazil), Brian Ferreira (Gelandang, Argentina/Iraq) dan Yevhen Bokhasvilli (Striker, Ukraina). Keempat pemain asing ini baru pertama kali bermain di Liga Indonesia.

Musim kompetisi Liga 1 2019 bagi PSS Sleman dibuka dengan pertandingan melawan Arema FC. Hasilnya diluar dugaan, PSS berhasil mengalahkan Arema FC yang baru saja menjuarai Piala Presiden 2019 dengan skor 3 - 1. Sebuah hasil yang luar biasa di awal musim mengingat Arema FC adalah langganan tim papan atas dan kandidat juara di setiap musim kompetisi dan bermaterikan pemain-pemain level timnas sarat pengalaman dan pemain-pemain asing kelas 1 di Liga Indonesia. Selanjutnya melawan Semen Padang di kandang sendiri hanya mampu bermain imbang 1-1.

Titik balik perjalanan PSS adalah ketika away match mengalahkan Madura United 0-1 lewat gol tunggal Irkham Zahrul Milla, menahan imbang Borneo FC 2-2 di kandang lawan dan menumbangkan Perseru Badak Lampung FC 0-2 di kandang lawan. Meraih 7 point dari 3 partai away adalah sesuatu yang luar biasa bagi sebuah tim promosi dengan budget minim. Setelah itu oleh beberapa media nasional PSS dianggap sebagai salah satu tim jagoan away.

Kemudian pada pekan ke 16, PSS memainkan partai kandang melawan PSM Makasar yang baru saja menjuarai Piala Indonesia 2019. Sebuah pertandingan yang mungkin akan dikenang sebagai salah pertandingan terbaik PSS Sleman sepanjang masa, karena tertinggal 0-2 di babak pertama namun berhasil comeback memenangkan pertandingan dengan skor 3-2 melalui 2 gol Brian Ferreira dan 1 gol Kushedya Hari Yudo. Sebuah partai luar biasa, pertandingan teknik tinggi dan adu strategi yang sangat menarik antara 2 tim. Bahkan oleh Host Official Broadcaster Liga 1 2019, Rendra Soedjono, pertandingan ini dinilai sebagai salah satu pertandingan terbaik Liga 1 musim 2019.

Sebagai tim promosi sejauh ini performance PSS Sleman di putaran 1 Liga 1 2019 terhitung sangat baik, mengantongi 24 point, hasil 6 kali menang, 6 kali seri dan 5 kali kalah dengan selisih gol memasukkan gol-kemasukan gol 24-23. Terbaik di antara tim promosi yang berlaga di Liga 1 musim ini. Hasil ini tak lepas dari buah kecerdikan dan tangan dingin Coach Seto Nurdiyantoro dalam meracik tim PSS Sleman, dengan materi pemain yang terbatas dan minim pengalaman, para pemain mampu dipoles menjadi tim tangguh dengan kolektivitas dan daya juang luar biasa. Ciri khas permainan tim PSS saat ini adalah build up serangan yang rapi dari kaki ke kaki, memanfaatkan lebar lapangan dan memaksimalkan kecepatan pemain-pemain di sisi flank serta tidak terburu-buru mengalirkan bola ke depan. Salah satu hal yang menonjol dari PSS musim ini adalah daya juang yang luar biasa dari para pemainnya.

Squad yang diisi para pemain muda dan minim pengalaman memiliki sisi positif , yaitu para pemain akan all out untuk membuktikan diri bahwa mereka mampu bersaing dengan tim-tim besar dan tim lain yang lebih berpengalaman. Dukungan positif yang luar biasa dari BCS, Slemania dan seluruh Sleman Fans turut berandil besar dalam membangkitkan kepercayaan diri dan kenyamanan para pemain untuk dapat menampilkan performa terbaik.

Beberapa momen luar biasa dari Sleman Fans adalah ketika mereka membuat koreografi membentuk tulisan "Seto", yang merupakan dukungan moral untuk Coach Seto untuk tetap bersama tim ketika suasana tim sedang tidak kondusif dan ketika mereka patungan mengumpulkan dana untuk memberikan bonus kepada tim PSS Sleman. Hasil patungan dana tersebut terkumpul 241 juta rupiah dan diberikan kepada tim. Suatu sikap mental yang luar biasa dari para pendukung PSS Sleman. Karakteristik pendukung PSS Sleman mungkin merupakan dambaan hampir semua klub di Indonesia. Atmosfer dan suasana stadion pada saat full house ketika "home macth day"  PSS Sleman, harus diakui merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Di luar wilayah teknis, faktor suporter PSS Sleman merupakan daya tarik tersendiri bagi para penggemar sepak bola di Indonesia.

Menghadapi putaran kedua Liga 1 tentunya PSS Sleman harus berbenah, terutama menambah kedalaman squad, karena sejauh ini antara pemain utama dan pemain cadangan agak timpang. Ketika sejumlah pemain utama absen, maka skema permainan tidak bisa berjalan seperti yang diharapkan. Persaingan di putaran kedua akan jauh lebih ketat, sejumlah tim besar bahkan telah mengganti sebagian besar pemain asingnya, sperti Persib Bandung mencoret 3 pemain asingnya, Persija mencoret 2 pemain asingnya.

Kemudian tim-tim papan bawah yang berada di zona merah degradasi tentunya akan berbenah dan berjuang lebih keras untuk menghindari degradasi di akhir musim. Selama ini produktivitas gol PSS Sleman sangat bergantung kepada 2 pemain asingnya, yaitu Yevhen Bokhasvilli (9 gol) dan Brian Ferreira (8 gol). tentunya diperlukan antisipasi apabila kedua pemain tersebut mengalami fase seret gol, mengingat kompetisi yang panjang membutuhkan stamina dan maintenance motivasi untuk bisa tampil stabil sepanjang musim. Kemudian rasio kemasukan gol PSS juga perlu mendapat perhatian, karena sejauh ini telah kemasukan 23 gol. Tambahan pemain berpengalaman di sektor pertahanan kiranya akan membantu kinerja lini belakang. Untuk lini tengah, diperlukan pelapis yang sepadan untuk melapis Dave Mustaine dan Brian Ferreira apabila keduanya absen.

Kemudian di sektor depan, Yevhen Bokhasvilli perlu pelapis sebagai antisipasi apabila dia absen. Terlalu memaksakan Yevhen untuk selalu turun berlaga di semua pertandingan merupakan hal yang sangat beresiko. Sejauh ini baru ada 2 pemain baru yang masuk untuk putaran 2, yaitu Samuel Chrisianson Simanjuntak (Bek Kiri, Timnas U 23) dan Saddam Emirudin (Striker, PSS U-18/Timnas U-19), semoga di bursa transfer menjelang putaran 2 bisa mendapat tambahan pemain berkualitas dan berpengalaman untuk melapis squad yang ada. 

Berkaca pada statistik suatu kompetisi yang diikuti 18 tim, angka aman untuk bisa bertahan di Liga 1 adalah 40 point. Saat ini PSS Sleman telah mengantongi 24 point, artinya dibutuhkan 16 point lagi untuk bisa bertahan di Liga 1. Melihat performance tim di putaran 1, rasanya bukan hal yang terlalu sulit bagi PSS untuk mencapai hal tersebut.

Sinergi yang baik antara manajemen, pelatih, pemain dan supporter sangat dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Berdasarkan hitung-hitungan di atas kertas dan performance tim, rasanya bukan hal yang berlebihan apabila menyebut PSS Sleman akan nyaman berada di papan tengah di akhir musim kompetisi Liga 1 2019. Melihat secara menyeluruh kiprah PSS Sleman musim ini, baik dari sisi minimnya budget, performance tim maupun suporternya maka tidak berlebihan pula apabila menyebut bahwa PSS Sleman adalah sebuah "fenomena" di kompetisi Liga 1 2019.

Salam Sleman Fans...Sampai Kau Bisa...Ale...!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun