Sejauh ini sistem pendidikan nasional masih terlalu dominan menitikberatkan aspek kognitif, kecerdasan intelektual dan kompetensi, sehingga kurang memperhatikan kecerdasan emosional serta spiritual.[31] Hendaknya luaran pendidikan kita harus memiliki kualitas pada kecerdasan intelektual (intelligence quotient, IQ), kecerdasan emosional (emotional quotient, EQ), dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient, SQ).[32] Dan faktanya bahwa sejauh ini pendidikan kita masih memiliki banyak kesenjangan,[33] dan (masih) banyak bias.[34]Â
PenutupÂ
Perkembangan pendidikan nasional mengalami dinamika seiring dengan perjalanan sejarah bangsa, termasuk berbagai faktor eksternal, misalnya dengan hadirnya era indsutri 4.0 yang tidak bisa tidak dielakkan.Â
Begitu pula bila berbicara tentang pendidikan yang akan membentuk  sebuah peradaban baru, maka tak bisa lepas dari konteks pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan nasional akan dapat mengakselerasi program pendidikan yang berkualitas, yang pada muaranya akan melahirkan sebuah peradaban baru.Â
Keberhasilan pembangunan nasional dapat dinilai dari indeks pembangunan manusia (IPM). Dari tiga dimensi dasar yang menjadi indikator IPM, ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Artinya satu dimensi menjadi pendukung dan syarat untuk mendapatkan hasil yang baik pada dimensi lain. Misalnya, untuk mendapatkan dimensi harapan hidup maka perlu pengetahuan yang baik, yang didukung  pula oleh kelayakan hidup dilihat dari pendapatan perkapita. Â
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Begitu pula program pendidikan akan baik bila ditunjang oleh pembangunan nasional yang baik pula. Artinya, hasil pembangunan nasional sangat menentukan kualitas pendidikan. Â
Karena itu, ikhtiar dan ide  Kanda Dr. H. M. Ali Taher Parasong, S.H., M.Hum. yang ingin  membuat atau menghadirkan pusat sains (science centre) di Lamakera harus mendapat apresiasi dan dukungan maksimal dari kita sebagai anak Lewotanah. Jauh sebelumnya beliau juga telah dengan secara intens dan proaktif memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pengembangan infrastruktur pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan menengah di Lamakera.Â
Tidak hanya berhenti di situ tapi juga secara proaktif menjadi mediator untuk melakukan konversi status madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah yang sebelumnya dibawah naungan Yayasan Tarbiyah Islamiyyah menjadi sekolah negeri.[35] Dan sekarang sedang dirampungkan sebuah infrastruktur pendidikan menengah umum, yang insyaallah tidak lama lagi akan diresmikan.Â
Gagasan atau rencana menghadirkan science centre di Lamakera bukan merupakan sesuatu hal yang sulit, tetapi juga tidak gampang. Karena seperti tergambar pada uraian sebelumnya bahwa IPM NTT dan Kabupaten Flores Timur relatif masih jauh dibandingkan dengan IPM Nasional. Itu berarti perlu ada upaya khusus untuk memberikan pemahaman tentang manfaat dari kehadiran science centre  tersebut agar tidak mendapat resistensi.[36] Apalagi mengingat berbagai tuntutan kemampuan yang dipersyaratkan dalam era industri 4.0. Â
Dengan demikian harus dipikirkan sejak awal seperti apa konsep dan atau blue-print science centre nanti, tentu saja dengan tidak mengabaikan kearifan lokal (local wisdom). Dari sini kemudian dipikirkan operasionalisasi science centre tersebut sesuai model atau sistem pendidikan berbasis indsutri 4.0.Â
RekomendasiÂ