Asa Madrid menjadi Campione semakin membubung tinggi ketika paruh waktu babak kedua memasuki menit ke-55. Adalah Benzema yang berhasil mengkonversi bola sepakan Ramos menjadi sebuah gol tambahan bagi Madrid.
Berdiri bebas di depan gawang Malaga, bola sepakan Ramos yang sempat dihadang Kameni mental ke arah Benzema. Dengan sekali sontekkan, Benzema mengirim bola lambung ke gawang Malaga, dan Kameni tidak lagi dapat menjangkaunya. Skor berubah menjadi 2-0 untuk Madrid.
Ketika Madrid sudah unggul dengan 2 gol, di tempat lain, Barca masih ngos-ngosan mengejar ketinggalan dari Eibar. Hingga pada menit ke-63, Barca sedikit diuntungkan, ketika pemain Eibar melakukan kesalahan dengan membuat gol bunuh diri. Skor pun berubah menjadi 1-2 masih untuk keunggulan Eibar.
Kemudian diikuti pada menit ke-69 wasit harus memberikan ‘hadiah’ pinalti kontroversial kepada Barca. Sayangnya, ‘hadiah’ pinalti itu tidak dapat dimanfaatkan oleh Messi untuk mengubah papan skor, hingga membuat ekspresi wajahnya seperti ini. Skor masih tetap 1-2 untuk Eibar.
Meskipun dapat membalikkan keadaan dari tertinggal menjadi 4-2, Messi, dkk tidak dapat menghentikkan Madrid mengunci gelar juara La Liga 2016/2017. Karena sampai dengan laga berakhir, Ramos, dkk dapat mempertahankan keunggulan dua gol terhadap Malaga tanpa balas.
Selepas wasit meniupkan pluit panjang pertanda laga sudah berakhir, pasukan Zidane satu persatu mulai mengganti kostum dengan kostum yang bertuliskan Campiones. Dengan kostum yang bertuliskan Campiones yang terletak di belakang, Ramos, dkk mengekspresikan kegembiaraan dengan melakukan selebrasi. Sementara di ibukota Madrid, di Stadion Santiago Bernabeu, para pendukung Madrid sudah mempersiapkan pesta juara, seakan mereka sudah memastikan bahwa Madrid akan keluar sebagai Campione.
Zidane sudah menunjukkan kaulitasnya sebagai pelatih yang mumpuni. Setidak-tidaknya ia mampu mensejajarkan diri dengan pelatih-pelatih top Madrid sebelumnya, seperti Mourinho dan Carlo Ancelotti. Lebih membanggakan lagi, karena Zidane sudah mampu mengantarkan Madrid meraih hampir semua gelar prestisius yang menjadi ukuran ‘ketokohan’ seorang entrenador. Gelar La Liga, Liga Champion, Liga Super Eropa, dan Kejuaraan Dunia antarklub.
Bravo Madrid, Hala Madrid!