Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KH. Hasyim Muzadi di Mata Para Tokoh

16 Maret 2017   16:16 Diperbarui: 16 Maret 2017   16:26 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Mahfud MD, bahwa K.H. Hasyim Muzadi merupakan sosok yang menguatkan bangunan toleransi di Indonesia. Beliau juga mampu memadukan ke-Indonesia-an dan ke-Islam-an dalam satu paduan yang harmonis. Almarhum juga merupakan sosok humoris karena mampu menanggapi berbagai fenomena sosial terkini, yang selalu dimulai dengan humor ringan (sumber).

Sedangkan K.H. Hasyim Muzadi di mata Menteri Sosial, Kofifah Indar Parawansa, adalah sebagai sosok yang sangat menganjurkan untuk saling menghargai di antara warga bangsa yang plural ini. Menurut Kofifah, K.H. Hasyim Muzadi, sering mengemukakan pandangan tentang pentingnya merawat kebersamaan.

K.H. Hasyim Muzadi dalam kenangan Menteri Sosial, sering menyampaikan pentingnya menjaga hubungan antara mayoritas-minoritas. Bagaimana mayoritas melindungi yang minoritas, dan minoritas juga menghormati yang mayoritas,   dan bagaimana hubungan antara kehidupan bernegara dan beragama, serta tentunya mengenai Islam yang rahmatan lil alamin (sumber).

K.H. Hasyim Muzadi juga meninggalkan kesan yang tak terhapus dari kenangan dan dalam pandangan imam besar Masjid Istiqlal dan juga mantan Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Di mata Nasaruddin Umar, ‘persoalan apapun ketika ‘disentuh’ K.H. Hasyim Muzadi menjadi mudah. "Jadi, beliau mengombinasikan dirinya sebagai seorang guru bangsa sekaligus guru bagi umat, pendidik, mubaligh, politisi dan yang paling penting dia kyai," (sumber).  

Lantas bagaimana sosok K.H. Hasyim Muzadi di mata calon wakil gubernur DKI Jakarta? Bagi calon wakil gubernur (cawagub) DKI pasangan nomor 2, Djarot Saiful Hidayat, “(K.H.) Hasyim (Muzadi) merupakan sosok kiai yang santun serta tokoh yang toleran terhadap semua agama” (sumber). Begitu pula dengan penilaian cawagub DKI nomor 3, Sandiaga Uno. Menurut Sandiaga, K.H. Hasyim Muzadi adalah adalah tokoh yang betul-betul mempersatukan kita, sejuk, membawa nilai luhur tradisional ke era modern tapi juga membawa era modern ke kehidupan santri" (sumber).

Itulah rangkuman pendapat dari beberapa tokoh politik nasional dan agama mengenai sosok K.H. Hasyim Muzadi. Pasti masih banyak tokoh lain yang juga memeiliki kesan dan kenangan tersendiri terhadap sosok K.H. Hasyim Muzadi. Tapi, dari beberapa pendapat tokoh yang telah dirangkum dapat memberi gambaran kepada kita bahwa K.H. Hasyim Muzadi telah hadir dan membuktikan diri sebagai seseorang yang berarti dan bermakna di pentas ke-Indonesia-an. Tidak hanya di pentas keagamaan tapi juga menyeruak sampai ke pentas politik.

Wajar apabila kita dan publik Indonesia merasa kehilangan. Kehilangan tidak hanya dirasakan warga nahdliyyin, tapi seluruh anak negeri ini. Figur bersahaja yang sangat inklusif dan toleran itu telah menorehkan tinta emas dalam perjalanan hidupnya, serta sekaligus mendermakan bhaktinya bagi ke-Islam-an, sekaligus ke-Indonesia-an. Maka patut pulalah kita mengiringkan kepergian almarhum, dengan untaian doa, semoga khusnul khotimah, dan arwah beliau diterima dan dimasukkan bersama orang-orang yang dimuliakan. Aamiin Ya Rabbal Alamaiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun