RS yang mengidentifikasikan dirinya sebagai orang pintar, intelek, ulama, sehingga dianggap orang suci, (lagi-lagi, bila terbukti benar chat mesum WA itu), maka akan sangat menampar wajah umat Islam. Umat Islam yang masih waras akan merasa terluka. ‘Pertontonan’ yang selama ini mereka saksikan, tidak lebih dari sebuah sandiwara. Orang yang selama ini dipersonifikasi sebagai penerus para Nabi, ternyata tidak seindah aslinya.
Apa yang ditampilkan di luar di depan publik, tidak lebih dari kamuflase. Ternyata di dalam tersimpan bau busuk yang menyengat. Berkoar-koar menghujat dan menista orang dan kelompok lain, hal itu tidak lebih dari tameng. Maka, ketika semua ‘kebusukan’ terkuak, hanya ucapan masyaallah, sebagai ekpresi kekagetan. Karena figur yang selama dipersepsikan suci, tidak sesuci yang dibayangkan dalam kenyataannya.
Jika sudah demikian, kita hanya berujar, masyaallah, RS terlibat chatting mesum dengan perempuan yang bukan muhrimnya? Apa kata dunia? Bukankah RS adalah seorang ‘ulama’ yang dielu-elukan dan dikultuskan pula? Terus mengapa harus terlibat dalam urusan yang dapat membuat namanya akan terkubur dalam ingatan publik Indonesia? Â
***
Sudah ada beberapa artikel yang muncul di K ini berkaitan dengan isu chat mesum ala RS dan FH itu (lihat satu, dua, tiga). Dan hampir semua artikel itu sudah memiliki kesimpulan bahwa apa yang tersebar di dunia maya terkait chat mesum itu adalah benar dan semua gambar dan vedeo itu otentik (asli).
Bahkan pihak penegak hukum (polisi) sudah mulai berancang-ancang akan mengusut kasus ini. Kemungkinan pasal yang akan dibidik ke para pelaku, baik pengunggah foto maupun video chat mesum itu, dan FH, yakni berkaitan dengan pornografi dan UU ITE (sumber).
Penting bagi polisi untuk menelusuri kebenaran isu itu agar tidak menjadi bola liar, sehingga dapat membingungkan umat. Mengingat sebagian umat Islam sudah terlanjur ‘jatuh hati’ dan percaya kepada ketokohan RS. Soal apakah ‘hubungan terlarang’ seperti tercermin melalui foto dan vedeo chat mesum itu akan terbukti benar atau tidak, publik membutuhkan kepastian. Hal itu juga berkaitan dengan nama baik para pelaku agar tidak menjadi korban fitnah.
Kita berharap pula polisi dapat bertindak adil terhadap pelaku pengunggah foto dan vedeo chat mesum itu bila hal itu merupakan rekayasa. Agar informasi sampah berupa berita hoax yang begitu massif tersebar di dunia maya, tidak menjadi konsumsi dan referensi publik yang masih mengharapkan kesantunan sebagai cermin sikap orang beragama.
Wallahu a’lam bish-shawabi
Makassar, 1 Â Februari 2017
Â