Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Gundah! Masih Ada Generasi Penjaga Kesucian Qur’an

17 Oktober 2016   12:54 Diperbarui: 17 Oktober 2016   13:14 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Pimp. Ponpes Al-Imam Ashim, KH. SyamAmir, SQ. (Dokpri)

Sekurang-kurangnya ada 23 keutamaan bagi tahfizhul Qur’an. Keutamaan-keutamaan tersebut, antara lain, 1) Hifzhul Qur’an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah; 2) Al-Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya; 3) Seorang hafizh Al-Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi; 4) Hifzhul Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu; 5) Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi; 6) Menghormati seorang hafizh Al-Qur’an berarti mengagungkan Allah.

Keenam keutamaan tersebut merupakan fadhail yang langsung dirasakan di dunia ini. Sedangakn 17 lainnya merupakan fadhail ukrawi, yang baru diperoleh ketika seseorang sudah kembali menemui Rabbnya. Seperti, 7) Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal; 8) Hifzhul Qur’an akan meninggikan derajat manusia di surga: 9) Para penghafal Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan taat; 10) Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan); 11) Kedua orang tua penghafal Al-Qur’an mendapat kemuliaan; 12) Penghafal Al-Qur’an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al-Qur’an; 13) Penghafal Al-Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi; 14) Pikiran yang jernih; 15) Kekuatan memori; 16) Ketenangan dan stabilitas psikologis; 17) Senang dan bahagia; 18) Terbebas dari takut, sedih dan cemas; 19) Mampu berbicara di depan publik; 20) Mampu membangun hubungan sosial yang lebih baik dan memperoleh kepercayaan dari orang lain; 21) Terbebas dari penyakit akut; 22) Dapat meningkatkan IQ; dan 23) Memiliki kekuatan dan ketenangan psikilogis (sumber). Sumber lain menyebutkan ada 40 keutamaam menghafal Qur’an (lihat di sini).

Wisuda tahfizhul Qur’an itu tidak hanya dihadiri para pemerhati tahfizhul Qur’an di Makassar, tapi juga dari Jakarta. Seperti  dengan hadirnya Pimpinan Ponpes Tahfizhul Qur’an, Tebuireng, dan Ketua Dewan Penasehat Yayasan Tahfizhul Qur’an Al-Imam Ashim, yang juga merupakan Sekretaris Lajnah Pentashih Al-Qur’an Depag RI, Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA.

Bersama Pimp. Ponpes Tahfizhul Qur'an Tebuireng (Dokpri)
Bersama Pimp. Ponpes Tahfizhul Qur'an Tebuireng (Dokpri)
Bersama Ketua Dewan Penasehat Yay. Al-Imam Ashim dan Sekretaris Lajnah Pentashih Al-Qur’an Depag RI, Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA (Dokpri)
Bersama Ketua Dewan Penasehat Yay. Al-Imam Ashim dan Sekretaris Lajnah Pentashih Al-Qur’an Depag RI, Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA (Dokpri)
Suasana wisuda semakin semarak dengan penarikan undian doorprize bazhar. Pemberian hadiah kepada pemenang undian doorprize, dengan bermacam-macam jenis hadiah, antara lain kipas angin, rice cooker, dll.
Pembagian Hadiah (Dokpri)
Pembagian Hadiah (Dokpri)
Wisudah tahfzhul Qur’an ini semakin menegaskan bahwa firman Tuhan, yang termaksutb dalam Al-Qur’an tidak akan pernah punah. Akan terus lahir generasi-generasi yang siap menjaga dan memelihara kemurnian al-Qur’an dengan lisan dan pemahamannya. Meski ada ria-raik yang nyaris membuat negeri ini menjadi centang perenang, penulis tidak merasa risau, karena Allah sendiri telah memberikan jaminan akan menjaganya, melalui para tahfizhul (hafids) Qur’an.

Wallahu a’lam bish-shawabi

Makassar, 17102016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun