Masyarakat kita masih lebih suka bermimpi sambil berfantasi, daripada berusaha secara giat bekerja dengan etos kerja yang baik. Melalui usaha dan kerja keras, diiringi dengan sikap tawakkal, maka akan membawa perubahan dalam hidup. Sayangnya penyakit etos kerja rendah (mental malas, tapi ingin cepat kaya) ini tidak hanya menjadi monopoli kaum awam, tapi juga diborong oleh para kaum terdidik nan intelek.
Hal itu disebabkan karena masyarakat kita belum akrab dengan budaya pikir (rasionalitas), tapi masih berkutat pada hal-hal berbau klenik dan takhayul, termasuk dalam hal cara berpikir. Jelas terlihat bahwa motif ekonomi menjadi pendorong utama orang menjadi terjebak daya magis tepu-tepu. Juga hal lainnya, yakni motif politik karena obsesi ingin memiliki kekuasaan dan popularitas (punya nama). Melalui kekuatan magis, mereka mengeksploitasi dan mempengaruhi perasaan pengikut untuk tetap berada di bawah 'kekuasaannya'.
Wallahu a’lam bish-shawabi
Makassar, 06102016
Oleh: eN-te
Artikel terkait Taat Pribadi (Mental Terabas) dan (Analogi Aneh)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H