Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ospina Mengantar Columbia Maju ke Semifinal Copa America 2016

18 Juni 2016   21:31 Diperbarui: 18 Juni 2016   21:48 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiper Columbia, David Ospina (sumb.http://beritabolaluckwin99.blogspot.co.id/2016/03/david-ospina-penjaga-gawang-kelas-dunia.html)

Oleh : eN-Te

Copa America Centenario 2016 saat ini sudah memasuki babak atau fase perempat final. Pada babak ini akan mempertemukan dua tim dari masing-masing grup A, B, C, dan D dengan ketentuan juara grup akan bertemu dengan runner up dari grup lain.

Juara Grup A akan bertemu runner up Grup B, sedang juara Grup B akan bertemu runner up Grup A. Begitu pula dengan Grup C dan Grup D. Juara Grup C akan bertemu runner up Grup D, sedang juara Grup D akan bertemu runner up Grup C.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka Columbia sebagai runner up Grup A bertemu dengan Peru sebagai juara Grup B. Dan pertandingan antara Columbia vs Peru telah berlangsung tadi pagi, pukul 08.00 WIB. Pada pertandingan tersebut kedua tim harus membagi angka sama dengan skor kaca mata. Hingga pertandingan usai selama 90 menit waktu normal, kedua tim gagal memasukkan sebiji gol pun ke jala lawan.

***

Formasi yang diterapkan pelatih Peru, 5-4-1, ternyata sangat jitu, sehingga mampu meredam gempuran penyerang Columbia. Columbia dengan tiga penyerangnya, yakni James Rodrigues, Cuadrado, dan Bacca dalam formasi 4-3-3 sangat kesulitan menciptkan peluang dan membuka pertahanan Peru yang dijaga lima orang pemain bertahan.

Strtaegi pelatih Peru dengan memarkir lima pemain bertahan di daerah pertahanan sendiri, yang disebut strategi parkir bus membuat penyerang Columbia, seperti Rodrigues, Cuadrado, dan Bacca sangat kesulitan membuka peluang menciptakan gol.  Satu-satunya kesempatan hampir berbuah gol kemenangan Columbia tercipta melalui tendangan kaki kanan Rodrigues dari luar kotak penalty pada babak pertama. Sayangnya tendangan Rodrigues hanya membentur mistar, sehingga gawang Peru tetap perawan hingga pluit panjang dibunyikan wasit. Sampai ke luar paruh waktu pertama untuk jeda 15 menit, skor masih tetap sama, 0-0.

***

Mengingat format pertandingan yang diterapkan oleh Panitia tidak menggunakan system perpanjangan waktu 2 X 15 menit (extra time), maka kedua tim harus mengadu nasib dengan menjalani drama adu pinalti. Adu tos-tosan ini terpaksa dilakukan oleh kedua tim untuk menentukan tim mana yang paling layak melangkah ke babak berikutnya, babak semifinal.

Nah, melalui drama adu tos-tosan inilah, David Ospina, penjaga gawang Columbia menunjukkan kepiawaiannya menjagga gawangnya dari kebobolan eksekusi pinalti pemain para algojo Peru. Ospina membuktikan bahwa dirinya patut disebut sebagai “pahlawan”.

Kesigapannya menghalau tendangan pinalti penendang ketiga Peru dengan kakinya saat membuang badannya ke kiri, mengantarkan Columbia berhak menyabet satu tiket babak semifinal Copa America 2016. Columbia pun melangkah ke babak semifinal dan akan berjumlah dengan pemenang antara Chili vs Meksiko (ketika artikel ini ditulis pertandingan antara Chili vs Meksiko belum berlangsung).

***

Kemampuan Ospina menghalau salah satu pinalti Peru, setidak-tidaknya mampu menghentikan kemungkinan salah seorang temannya dari pasukan Columbia dari “hukuman tembak” ala mafia.

Publik dan pemirsa sepakbola seluruh dunia pasti masih sangat ingat nasib tragis yang dialami salah seorang penendang pinalti Columbia pada Copa America 2015 di Chili. Pemain yang ditugaskan untuk mengambil salah satu tendangan pinalti dan malah gagal ketika terjadi drama adu tos-tosan melawan Argentina di babak yang sama Copa America tahun lalu.

Ketidaksengajaan Escobar (kalau tidak salah nama pemain Columbia yang bernasib tragi situ), gagal menceploskan bola ke gawang Argentina pada drama adu tos-tosan waktu itu, malah berbuah nyawanya melayang. Ketika tim Columbia mengangkat koper harus pulang pasca gagal adu pnialti itu, membuat sang pemain, Escobar  harus merelakan nyawanya menjadi tumbal kegagalan Columbia. Ia dihukum tembak oleh para gembong mafia narkoba, karena dianggap sebagai biang kegagalan mereka meraup keuntungan dari bertaruh.

***

Sementara pada drama adu tos-tosan ketika berjumpa dengan Peru tadi pagi, peristiwa tragis itu, mungkin tidak akan terulang. Sebab, hampir semua penendang Columbia, empat (4) penendang mampu dengan baik menaklukkan kipper Peru. Hanya satu orang yang tidak lagi mengambil kesempatan menendang, karena penendang ke-4 Peru juga gagal menyusul penendang ketiga mereka yang telah terlebih dahulu “menabung” kegagalan. Skor keunggulan untuk Columbia menjadi 4-2.

Memang terlihat jelas bahwa para penendang pinalti Columbia tidak terkesan terbebani dengan nasib tragis yang dialami Escobar. Mereka juga tidak terlihat menanggung beban mental yang berat meski mungkin “terhantui” oleh kegagalan Escobar yang berujung maut. Mereka, empat penendang Columbia itu, yang dipimpin James Rodrigues, mampu dengan baik menjaringkan bola ke gawang Peru.

Sebaliknya para algojo Peru hanya berhasil menceploskan dua gol dari penendang pertama dan kedua. Sedangkan algojo ketiga dapat dimentahkan penjaga gawang Columbia, Ospina, dan algojo keempat malah melayang jauh di atas mistar gawang. Maka Columbia pun dengan pasti melangkah ke babak semifinal pda Copa America Centenario 2016.

***

Ospina juga merupakan penjaga gawang Columbia pada Copa America di Chili  2015. Pada waktu itu, Ospina tidak dapat menghindarkan Columbia dari kekalahan, karena tidak mampu meredam algojo Argentina dalam mengeksekusi tendangan pinalti.

Sementara pada Copa America 2016 di Amerika Serikat, Ospina sudah cukup belajar banyak untuk dapat membaca arah tendangan pinalti. Dan Ospina pun dapat membuktikan hasil belajarnya. Ospina membuktikan dirinya dapat menjadi pembeda ketika ia dengan jitu menepis tendangan pinalti ketiga dari pemain Peru.

Jika pada Copa America 2015, James Rodrigues tampil sebagai pemain pembeda Columbia, maka tidak untuk kali ini. Copa America 2016 di Amerika Serikat menjadi ajang pembuktian seorang Ospina, bahwa ia patut dinobatkan menjadi “pahlawan”. Pahlawan bagi negaranya, dan sekaligus pahlwan bagi teman-temannya sesama pemain. Ospina mampu memberikan “rasa tenang”, bahwa nasib tragis Escobar tidak akan pernah mereka alami setelah ajang Copa ini usai. Bravo Ospina, bravo Columbia!

Wallahu a’lam …

Benteng, Selayar, 18 Juni 2016.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun