Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

SBY Membentuk “Kabinet Bayangan”?

14 Juni 2016   14:03 Diperbarui: 14 Juni 2016   17:05 4418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabinet Indonesia Bersatu II Era SBY (Sumber. kompas.com)

Para mantan di bawah komando SBY harus dapat membuktikan melalui kerja intelektual maupun praksis dan tidak bermaksud untuk merecoki rezim yang sedang berkuasa. Jika hal itu tidak terbukti, akan menimbulkan kecurigaan dan tudingan, bahwa di balik pembentukan paguyuban ini, memang sejak awal dirancang sebagai bentuk move politic.

Bahwa di awal sengaja diumbar tidak bermuatan politik dan ekonomi, tapi dalam perjalanan tendensi politik dan ekonomi malah semakin menguat. Maka bukan lagi merupakan sebuah paguyuban yang bersifat kekeluargaan, tapi malah berubah rupa menjadi sebuah kabinet bayangan (shadow cabinet).

***

Dalam alam demokrasi bukan merupakan sesuatu yang diharamkan bila ada kabinet bayangan di luar kabinet resmi pemerintah. Dalam  beberapa hal, sebuah kabinet bayangan harus dilihat sebagai sebuah kreatifitas politik yang positif untuk menyegarkan iklim dan atmosfer politik nasional.

Kehadiran sebuah kabinet bayangan akan memberikan warna yang berbeda dari homogenitas praktek politik. Homogenitas atau keseragaman praktek politik dapat membuat sebuah rezim lupa akan tujuan awal menerima amanah. Karena homogenitas politik akan melahirkan monoloyalitas (loyalitas tungal). Bila sudah terjadi monoloyalitas, maka yang terjadi adalah kecenderungan muncul benih-benih sikap otoriter dan sikap korup. Tapi dengan kehadiran sebuah praktek politik yang cenderung 'berlawanan' akan membuka ruang diskusi sehingga terjadi dinamika kehidupan politik yang dinamis.

Kabinet bayangan secara umum dipahami sebagai sebuah wadah yang dibentuk oleh partai atau koalisi partai oposisi yang bertugas untuk mengawasi kinerja pemerintah yang sedang berkuasa. Dan struktur kabinet bayangan pun dibentuk secara formal sehingga anggota-anggota kabinet bayangan yang berada di dalamnya bertugas untuk membayangi setiap langkah dan kebijakan pemerintah yang berkuasa (sumber). Yakni, menjalani fungsi kritik, kontrol, koreksi dan sekaligus sebagai kekuatan penyeimbang bagi pemerintah yang tengah berkuasa (sumber).

***

Dinamisasi praktek politik yang beragam sebagai perwujudan tanggung jawab bersama dari setiap elemen bangsa akan melahirkan ide-ide kreatif yang mendorong sebuah gerakan masif demi membangun negeri. Diharapkan dengan adanya kabinet bayangan akan memacu semangat rezim berkuasa untuk bersikap hati-hati dalam mengambil kebijakan dan langkah politik. Rezim berkuasa juga harus berbuat yang terbaik sesuai dengan ideologi dan konstitusi negara demi menyejahterakan kehidupan bangsa. Dengan demikian, rezim atau pemerintah yang sedang berkuasa akan senantiasa menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan secara benar dan bertanggung jawab.

Dengan begitu kita patut berbesar hati (optimis) bahwa rezim di bawah kontrol dari oposisi melalui kabinet bayangan tidak akan berlaku curang untuk mengkhianati amanah rakyat dan bangsa. Itu berarti kita juga patut berharap kepada SBY melalui paguyuban mantan pejabat ini dapat memberikan nilai positif bagi perkembangan politik nasional dan pembangunan bangsa dan negara. Tidak dimanfaatkan untuk praktik politik praktis jangka pendek yang hanya untuk sekadar pencitraan semata. Atau malah ditafsirkan sebagai upaya untuk mengurangi post power syndrome yang seperti selama ini dikesankan oleh publik kepada SBY.

SBY harus dapat menepis kesan stigmatis itu, bahwa kritik, saran, dan masukan yang diberikan kepada pemerintah selama ini bukan karena pengaruh dari 'kerinduan' ingin kembali menikmati privelege masa-masa sebagai presiden. Kalau pun dikesankan sebagai 'kerinduan', hal itu tidak mempunyai kaitan langsung dengan sindrom kuasa. Tapi lebih karena kecintaan terhadap negeri yang demikian besar ini agar tidak lagi terjebak dan jatuh pada sebuah kondisi yang tidak menggembirakan, atau momentum sejarah yang mengecewakan anak negeri.  

Dan pun bila SBY 'berniat' ingin menjadikan paguyuban mantan pejabat KIB ini sebagai embrio awal terbentuknya kabinet bayangan. Asal hal itu diawali dengan niat nan tulus demi kejayaan dan kepentingan seluruh anak negeri dan bangsa. Tidak untuk kepentingan politik kelompok yang bersifat jangka pendek dan sesaat. Kita persilakan bila suatu saat nanti SBY mengarahkan paguyuban ini bermetamorfosa menjadi sebuah Kabinet Bayangan. Why not?

Wallahu a’lam bish-shawabi

Makassar, 14  Juni  2016
Oleh : eN-Te

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun