Naga-naganya hal yang sama juga akan berlaku di Partai Demokrat dan juga PDIP. Setidak-tidaknya indikasi itu terlihat dari pernyataan Ketua DPD Partai Demokrat DKI, yang menyebutkan bahwa Partai Demokrat lebih condong mengajukan kader sendiri daripada mengambil calon dari luar (running text tv).
Hal yang sedikit berbeda dengan PDIP. Meski mereka juga sedang melakukan pencarian bakal Cagub melalui parade audisi politik, lamat-lamat terdengar informasi bahwa di kalangan PDIP berdasarkan survei internal untuk memonitor bakal Cagub, nama Ahok masih masuk radar (sumber). Artinya, lepas dari keinginan untuk mengajukan kader sendiri, ternyata di mata kader PDIP, Ahok memiliki keunggulan lebih sehingga masih difavoritkan untuk dipilih dan diusung PDIP.
***
Idealnya sebuah parpol dibentuk sebagai media bagi kader untuk mengembangkan diri, mengekspresikan dan mengaktualisasikan kemampuan politiknya serta juga sebagai sarana untuk mewujudkan ambisi politiknya mensejahterakan warga bangsa. Bila tujuan luhur ini diabaikan maka yang akan muncul adalah budaya pramatisme politik.
Maka gejala pragmatisme politik semakin menemukan bentuknya di tengah idealisme membangun kemakmuran bagi negeri dan warga bangsa melalui piranti demokrasi parpol. Saya hanya berharap semoga para “peserta audisi” tidak merasa tertipu oleh parpol-parpol yang hanya ingin memperbaiki citra mau melakukan akalan-akalan dengan mengadakan “audisi politik”.
Wallahu a’lam bish-shawabi
Makassar, 23 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H