Mohon tunggu...
Nurdin Taher
Nurdin Taher Mohon Tunggu... Administrasi - Keberagaman adalah sunnatullah, karena itu pandanglah setiap yang berbeda itu sebagai cermin kebesaran Ilahi. Surel : nurdin.en.te.70@gmail.com0

Lahir dan besar di Lamakera, sebuah kampung pesisir pantai di Pulau Solor, Flores Timur. Menempuh pendidikan dasar (SD) di Lamakera, kemudian melanjutkan ke SMP di Lamahala, juga kampung pesisir serta sempat "bertapa" 3 tahun di SMA Suryamandala Waiwerang Pulau Adonara, Flores Timur. Lantas "minggat" ke Ujung Pandang (Makassar) pada Juli 1989. Sejak "minggat" hingga menyelesaikan pendidikan tinggi, sampai hari ini, sudah lebih dari 30 tahun berdomisili di Makassar. Senantiasa belajar dan berusaha menilai dunia secara rasional dengan tanpa mengabaikan pendekatan rasa, ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara SYL dan IBU, Siapa Menjadi Kuda Hitam?

14 Mei 2016   10:56 Diperbarui: 14 Mei 2016   10:59 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
8 Calon Ketua Umum Partai Golkar

Provinsi Sulsel terdiri dari 24 Kab/Kota, maka ke-24 Kab/Kota sudah pasti Partai Golkar memiliki pengurus daerah pada tingkat DPD II. Maka itu berarti secara matemtais sudah ada 24 suara di tangan untuk SYL.

Kemudian bila SYL sedikit memainkan sentiment etnis Sulawesi dan Indonesia bagian Timur, maka akan semakin banyak pundi-pundi suara SYL. Untuk pulau Sulawesi ada terdapat enam Provinsi. Bila enam-enamnya dapat dikuasai SYL dengan memainkan sentimen etnis tadi, maka SYL sudah mengumpulkan 30 suara, yakni 6 DPD I dan 24 DPD II. Belum lagi ditambah dengan suara-suara dari DPD-DPD II di Pulau Sulsel pada 5 provinsi lainnya. Maka total suara SYL sudah bisa mencapai lebih dari 100 suara. Selanjutnya bila SYL dapat mengambil hati DPD I dan DPD II di wilayah bagian Timur Indonesia, maka sudah pasti pundi-pundi suara SYL akan bertambah.

SYL juga dapat memainkan jaringan APPSI. Seperti halnya memainkan sentimen etnis, SYL tidak haram pula memainkan ikatan emosional antargubernur dan Pengurus Daerah Partai Golkar yang akan promosi naik pangkat. SYL dapat memanfaatkan kemampuan “retorikanya” ketika memenangkan pemilihan Ketua APPSI periode kedua untuk menundukkan hati para gubernur seluruh Indonesia untuk memilihnya. Dalam hal ini gubernur yang juga sebagai pengurus DPD I Partai Golkar, atau perpanjangan tangan ke pengurus daerah.

Dengan hitung-hitungan sederhana di atas kertas seperti ini maka peluang untuk menjadi orang pertama dari daerah yang merebut tahta Partai Golkar akan terbuka lempang. SYL akan menjadi kuga hitam yang perlu diperhitungkan calon-calon lainnya, jika tidak SYL akan dengan mulus melaju meraih kursi kekuasaan di Partai Golkar. 

Penutup

Satu hari lagi Munaslub Partai Golkar akan dibuka (Ahad, 15/5/16) di denpasar Bali. Semua calon Ketum sudah pasti mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk “amunisi” yang dibutuhkan untuk bertarung di arena laga.

Menurut pengamat politik Hanta Yudha, untuk memenangkan kursi Ketum Partai Golkar pada Munaslub nanti, setiap calon harus memiliki tiga modal utama. Tiga modal itu, ia sebut sebagai tiga faktor yang paling menentukan kemenangan, yakni faktor logistik (uang), faktor sinyal dukungan pemerintah, dan faktor kedekatan dengan Ketum Partai Golkar sekarang, ARB. Di samping itu menurut Hanta, bahwa  masih ada  empat faktor lainnya sebagai faktor pendukung untuk memenangkan laga di Munaslub. Yakni, faktor ideologi (harus memiliki ideologi yang kuat), faktor posisi, siapa dapat apa,  faktor hukum (dapat memberi rasa aman dari kemungkinan terseret kasus), dan faktor memiliki basis ekonomi (punya fulus yang dapat dimainkan) (sumber).

Sudah pasti, antara satu calon dengan calon lainnya memiliki keyakinan yang sama akan memenangkan pertarungan. Semua modal politik sudah pasti akan dikeluarkan dalam rangka menggapai tahta 01 Partai Golkar. Dari delapan (8) calon Ketum yang ada, sudah pasti ada calon favorit dan ada calon nonunggulan. Pada kedua kategori ini, tersembul calon yang menjadi kuda hitam. Apakah calon Ketum yang menjadi kuda hitam berasal dari kelompok idealis politik atau sebaliknya kelompok pragmatis politik. Bila berasal dari kelompok pertama, yang mengutamakan idealisme politik, yang mencoba mengedepankan hihgh politic, dengan mengajukan ide, gagasan, dan pemikiran, apakah yang menjadi kuda hitam itu, ayam jantan dari Timur, SYL?

Mari kita tunggu dan saksikan nanti pada arena Munaslub Partai Golkar, yang insyaallah akan berlangsung dan mulai dibuka secara resmi, esok hari, Ahad (15/5/16) di Denpasar Bali.

Wallahu a’lam bish-shawabi

Makassar, 14  Mei  2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun