***
Adakah makna filosofis yang ingin dititipkan sang Walikota kepada para Kepsek yang nantinya akan memimpin sebuah institusi pendidikan? Lembaga di mana awal mula penanaman nilai-nilai karakter yang baik dan mulia kepada anak-anak generasi bangsa. Mari kita lihat!
Beragam tanggapan dan penilaian dari pembaca terhadap postingan status fb itu. Berikut saya ingin mengutip beberapa di antaranya. Pada saat saya membuka dan melihat status fb, sudah ada sebanyak 42 tanggapan atau komentar dan satu kali dibagikan setelah status itu diposting. Pesan moral dan makna filosofis atas pemilihan TPA sebagai tempat pelantikan Kepsek oleh Walikota Makassar dapat terlihat melalui beragam tanggapan dan komentar pembaca itu. Berikut saya akan kutip beberapa komentar tersebut.
***
Ada yang menilai proses pelantikan dengan mengambil latar TPA sebagai sesuatu yang tidak layak. Ini antara lain diwakili oleh penulis status fb itu sendiri. Ada yang menganggap sebagai sebuah sensasi untuk upaya pencitraan, mencari simpati publik yang menurut sang penanggap sebagai sebuah seremoni yang tidak populis. Ada pula yang dengan nada sinisme bertanya, “agar mereka menghargai kebersihan?” Disambung lagi oleh yang lain, “bahan tertawaan, pendidik dilantik di tempat pembuangan sampah, apa hubungannya? Terus dinas kebersihan, lurah, camat, apa fungsinya?
Tapi ada satu penanggap yang cukup menarik. Ia langsung menangkap makna filosofis dari pemilihan tempat itu. Menurutnya, “seorang guru adalah orang yang sudah cerdas dalam menelaah makna filosofis yang terkandung di balik resepsi pelantikan. Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa pemilihan tempat TPA untuk acara pelantikan sebagai tolak ukur agar Kepsek mengutamakan kebersihan di lingkungan sekolah.
[caption caption="Komentar fb"]
Menurutnya, bahwa “tak sedikit oknum Kepala Sekolah setelah dilantik jadi arogan, baik terhadap staf guru(-guru), terlebih pada masyarakat bawah. Apalagi kalau sekolah favorit”. Ditambahkan pula bahwa ia sendiri sering menyaksikan itu, bahkan mungkin pula pernah merasakan perlakuan diskriminatif itu.
[caption caption="Komentar fb"]
***