Dor! Dor! Dor!
Bunyi letusan balon silih berganti memekakkan telinga. Seiring dengan itu, nyanyian ucapan selamat ulang tahun menambah suasana kelas makin ramai.
Semua anak didik bernyanyi dengan riang sambil bertepuk tangan. Aku merasa kaget bercampur haru dan bahagia. Kejutan yang diberikan diberikan ini sunggguh manis.
"Selamat ulang tahun, Bu Emnis. Semoga Ibu panjang umur dan sehat selalu," ucap ketua kelas sambil meletakkan kue ulang tahun.
"Potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga ...." Nyanyian mereka kembali membahana memenuhi ruangan kelas.
Anak-anak yang lain menyusul ke depan kelas memberikan ucapan selamat ulang tahun beserta kadonya. Aku dicium dan dipeluk anak didik membuat hati berbunga-bunga. Tak terbayangkan bahagianya bersama mereka.
Aku hanya bisa megucapkan terima kasih kepada mereka saking senangnya. Semoga kelak mereka menjadi orang yang berguna.
Suka duka menjadi seorang guru sangatlah banyak. Bagiku senangnya menjadi guru tidak perlu menjadi artis untuk bisa menjadi top atau diidolakan. Hanya cukup menjadi guru saja, aku bisa menjadi idola di mata anak-anak didikku.
Seorang guru harus memiliki mental dan jiwa yang kuat untuk menghadapi kelakuan setiap muridnya. Pembawaan ceria anak didik, bisa membuat guru pun akan lebih ceria. Masalah apa pun lupa kalau sudah melihat keceriaan anak-anak.Tingkah polos dan lucu mereka yang bisa membuat diri ini tersenyum.
Keluguan mereka membuat hatiku bahagia. Beginilah dunia anak, setiap hari selalu ada saja polah tingkah anak-anak yang bisa membuat diri ini tersenyum. Bahkan, saat ada sesuatu yang membuatku ingin marah, tiba-tiba bisa hilang karena melihat polah tingkah mereka.
Di sinilah aku dapat belajar melatih kesabaran dan keikhlasan dalam bertugas. Namun, menjadi seorang guru tidak semuanya menyenangkan. Ketika mulai merasa jengkel dengan ulah muridku, aku bayangkan bahwa mereka adalah ladang amal jariah, semoga saja memudahkan langkahku menuju surga-Nya.