Umumnya kita melihat ini sebagai sesuatu yang baik, tetapi ada sisi negatifnya. Dan sisi negatif ini, bekaitan dengan ego. Ini cenderung dikaitkan dengan bagaimana kita melihat dunia, dan memandang kenyataan. Ketika kita terlibat dalam percakapan dengan pasangan, ego biasanya mengisi gap yang tidak diketahui dengan prasangka, fantasi, dan keyakinan. Semakin besar ego tersebut, maka akan semakin besar kemungkinan bagi ego untuk terlibat dalam situasi tersebut. Hal ini secara tidak langsung akan membuat kita terputus dari apa yang sebenarnya terjadi atau membuat kita tidak hadir dalam moment tersebut.
Sehingga, orang-orang dengan keyakinan yang kuat seringkali kesulitan untuk melihat dunia dari sisi yang berbeda, atau berpikir diluar penjara itelektual mereka. Karena itu, Lao Tzu menyarankan kita untuk kembali pada proses awal, dia menyebutnya dengan ” blok yang tidak terukir” kita dapat membayangkan blok yang belum terukir sebagai seseorang yang belum dibebankan oleh berbagai pengetahuan, sehingga pandangannya terhadap dunia masih sangat jelas.
Konsep dari wu-wei sendiri pada dasarnya mengajarkan kita untuk bergerak searah dengan kehendak semesta, membiarkan semesta melakukan pekerjaannya, merupakan tindakan yang lebih berani dan dibutuhkan banyak keberanian. Kita harus menjadi cukup berani untuk melepaskan apa yang telah dipelajari, membuat kerangka normatif, dan membuang asumsi yang kita miliki.
Tinggalkan pengetahuan dan masalahmu akan selesai. Apa perbedaan antara iya dan tidak? apa perbedaan antara baik dan jahat? haruskah kita menakuti apa yang orang lain takuti? tidak masuk akal, lihat berapa jauhnya kita kehilangan tanda. Lao Tzu, Tao Te Ching, 20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H