Yogyakarta 13 Juli 2021, saya berkesempatan untuk menjadi tim dokumentasi dalam acara podcast yang mengundang bintang tamu seorang konsultant tarot ternama di Jogja yang sering dipanggil Jeng Bella.Â
Dalam artikel ini saya akan membahas tentang pengalaman saya dibacain tarot serta relevansi konsultasi tarot yang dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang dialami kaum urban, seperti bingung dalam pengambilan keputusan, kegelisahan akan masa depan, dan masalah yang menyangkut relationship seseorang.Â
Pesatnya perkembangan teknologi membuat banyak orang berkompetisi dengan waktu, untuk tetap up to date dan relevant dengan pekembangan jaman, terkadang kita dituntut untuk fleksibel serta mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Dalam praktiknya untuk memenuhi hal tersebut akan ada banyak hambatan, hambatan tersebut sepertihalnya konflik dengan orang-orang terdekat, penyeseuaian dengan lingkungan dan orang-orang baru, kegelisahan akan keputusan yang akan diambil dan konflik dengan pasangan yang dapat terjadi kapan saja, berikut ini alasan kenapa konsultasi tarot adalah pilihan yang pas untuk mengatasi itu semua.
Dalam podcast tersebut menyebutkan, bahwa konsultasi tarot sepertihal nya sebuah  jembatan, yang akan menjembatani "jawaban dari masa depan" dan menjawab "tanda tanya besar kita saat ini". Ilustrasi tersebut mungkin terkesan seperti mengada-ada, namun setelah mendengar  penjelasan Jeng Bella tentang mekanisme konsultasi tarot dalam menjawab pertanyaan kita, maka pasti Anda akan berkata lain.
Carl Gustav Jung seorang psikolog yang terkenal dengan kontribusinya dalam psikoanalisis, mengemukakan bahwa tingkah laku dan kepribadian manusia dipengaruhi oleh dinamika dari dalam diri mereka, atau pikiran bawah sadar. Menurut Jung, pikiran bawah sadar terbagi menjadi empat komponen:
Kesadaran muncul pada awal kehidupan manusia, bahkan mungkin sebelum lahir.Secara bertahap, kesadaran ini menjadi lebih spesifik saat seorang bayi mengenali ibu, ayah, dan orang-orang di sekitarnya. Hasil dari kesadaran ini disebut ego.
Â
2. Ego (Pikiran Sadar):Â
Ego merupakan pusat kesadaran manusia dan terbentuk melalui pengalaman-pengalaman sadar. Ego terbentuk melalui interaksi fisik seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Tugasnya adalah untuk menyampaikan kebutuhan fisik individu kepada dunia luar agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Ego juga mencerminkan kesadaran diri seseorang ketika mereka mengatakan "saya rasa," "saya mengerti," atau "saya berpikir.".
Â
3. Ketidaksadaran Personal:
Ketidaksadaran personal adalah bagian dari kepribadian manusia yang tidak disadari. Ini berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran personal terbentuk dari pengalaman-pengalaman hidup yang pernah disadari, tetapi kemudian terlupakan, diabaikan, atau sengaja ditekan ke dalam pikiran bawah sadar. Ketidaksadaran ini mempengaruhi perilaku dan kebiasaan seseorang.
Â
4. Ketidak sadaran Kolektif: