Pesatnya perkembangan teknologi membuat banyak orang berkompetisi dengan waktu, tidak jarang hal tersebut membuat kebanyakan orang merasa khawatir dengan masa depan dan perkembangan karir mereka kedepan.Â
Kekhawatiran akan masa depan adalah hal yang umum dialami oleh siapa saja, apa lagi bagi mereka gen Z yang saat ini memasuki usia 20-an.
Masa depan adalah apa yang kita persiapkan hari ini, semboyan tersebut seperti halnya pengingat "akan pentingnya menyadari apa saja yang harus kita lakukan saat ini agar masa depan kita menjadi lebih baik".
Dalam artikel ini saya akan menyampaikan pengalaman saya ketika berhasil menjawab semua keraguan didalam diri saya berkat konsultasi Bazi.
Bazi adalah salah satu metafisik China kuno namun eksistensi dan praktik penggunaannya masih ada sampai sekarang.
Melansir dari jengbella.com, secara harfiah Bazi memiliki arti delapan aksara, dikenal dengan 4 pilar  yaitu pilar tahun, pilar bulan, pilar hari, dan pilar jam. Dalam pilar-pilar tersebut berisi tentang 4 pilar kehidupan manusia, yang kemudian dibagi menjadi dua cabang, yaitu batang langit dan cabang bumi.
Batang langit memiliki 10 unsur elemen yang disebut sebagai day master, sedangkan cabang bumi memiliki 12 bagian yang sering disebut sebagai shio.
Tumbuh dipedesaan membuat saya mengesampingkan pendidikan dan lebih memfokuskan diri saya untuk membantu orang tua. Meskipun semua kebutuhan sudah tercover oleh orang tua, namun disatu sisi saya mempertanyakan eksistensi dan jati diri saya "Apakah aku hanya sebatas ini?".
Tahun terus berganti, dan dengan semua pertanyaan yang ada didalam diri saya, kesempatan membawa saya ke kota Yogyakarta, kota pelajar dengan semua keistimewaannya.
Saat itulah saya bertemu dengan seorang praktisi Bazi dari kota tersebut, pada awalnya saya skeptis dengan dunia ramal-meramal, namun setelah mendengar penjelasan bahwa saya adalah seorang yang cenderung analitikal dalam menyikapi sesuatu, saya seperti mendapatkan tantangan untuk mengetahuinya lebih lanjut.Â
Meskipun hal tersebut terkesan seperti pembenaran subjektif dalam menilai diri saya sendiri, namun bisa dikatakan 90% karakter yang disampaikan oleh praktisi Bazi tersebut ada dalam diri saya.
Setelah mendapatkan penjelasan panjang mengenai mekanisme Bazi dalam menganalisa karakter, saya menyimpulkan bahwa setiap orang yang lahir kedunia memiliki cetak birunya masing-masing, dan cetak biru tersebut dapat diketahui dengan analisis Bazi menggunakan 8 pilar seperti day master dan bagian lain dalam chart Bazi seseorang.Â
Dengan begitu saya melihat Bazi bukan lagi sebagai praktik ramalan yang didasari oleh stigma negatif seperti yang saya yakini selama ini, melainkan Bazi adalah disiplin ilmu  membaca karakter diri seseorang berdasarkan keilmuan yang dimiliki oleh seorang praktisi Bazi.
Setelah sesi konsultasi selesai, saya sadar dengan krisis eksistensi dan jati diri yang saya alami, dan dengan hasil dari pembacaan Bazi, saya menyadari potensi yang harus saya hidupkan untuk mewujudkan jati diri saya yang sesungguhnya.
Penulis: Mahesta Riyadi Putranto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H