Pagi ini, saat menunggu antrian, iseng buka newsfeed facebook. Scroll, lalu, scroll lagi. Banyak support juga doa-doa kepada Pak Ahok, yang hari ini sidang, dengan tuduhan penistaan agama.
Saya sempat membaca tulisan Bang Suhunan, yang kemudian membuat saya berujung pada permenungan panjang. Mellow lebih tepatnya. Langit Berlin yang juga lagi abu-abu membuat suasanya semakin syahdu.
***
Setelah beberapa waktu ini cukup lelah membaca perdebatan yang pro/kontra Pak Ahok. Hari ini, saya memberikan waktu membaca lebih banyak lagi dari media yang menurut saya terpecaya. Saya hanya mencoba berdiri di tengah, dan, saya melihat satu dari masalah saat ini; kebencian. Kebencian yang menggiring segala kemungkinan untuk menjatuhkan Pak Ahok. Terserah setuju atau tidak, senang atau tidak, politik itu memang penuh dengan intrik, kaki nya menjalar mencoba menguasai kemana-mana seperti kaki gurita.
Saya hanya berharap keadilan ditegakkan. Dan saya, sebagai salah satu pemegang KTP DKI, yang terus menginginkan wajah Jakarta yang lebih baik dan berbenah, berharap, wajah yang mewakili Indonesia ini ada di tangan orang yang tepat.
Buat para pembenci, cobalah sesekali berdiri dari perspektif lain; dimana ada banyak perubahan baik yang terus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Jika meneriakkan kekurangan, jangan lupa, teriakkan juga kelebihan yang ada. Biar adil.
Semoga, yang masih terus memburu kekurangan Pak Ahok, dibukakan hatinya mengingat kembali, kalau saja dalam periode Pak Jokowi lalu dilanjutkan Pak Ahok ada banyak hal baik yang telah dilakukan. Dilakukan dengan kerjakeras. Dan itu sesuatu hal yang pantas diapresiasi.
Saya kurang senang bicara politik, pun, tentang agama. Namun, kali ini bagaimanapun juga, saya bersimpati dengan sidang Pak Ahok yang saya lihat dalam video youtube ini.
***
Kita memang tidak pernah bisa memaksakan orang lain untuk menyukai kita. Kita tidak akan pernah bisa menyakinkan dia puas/senang dengan sikap atau cara kita memperlakukan dia. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Tidak akan pernah bisa. Karena dari sananya, kita memang terlahir dengah hadiah perbedaan itu; perbedaan cara berpikir, karakter serta lingkungan dibesarkan.
Berbeda bukan berarti menumbuhkan kebencian, bukan?
Jika Tuhan saja menciptakan perbedaan itu, untuk kebaikan. Kenapa kita tidak bisa melihatnya menjadi sebuah kebaikan?
Apa yang salah dengan perbedaan?
Tingkat sensitivitas orang memang berbeda-beda. Apa yang menurut seseorang sangat pribadi, buat orang yang lain belum tentu sangat pribadi.
Contohnya, bagi orang Jerman secara umum, mereka akan lebih tertarik membicarakan tentang cuaca dan pengalaman liburan kepada teman bicaranya (saat bertemu), daripada membicarakan tentang politik apalagi agama (ini mewakili lingkungan Jerman yang saya kenal 12 terakhir maksudnya).
Issue politik dan agama jarang diangkat jadi topik karena dua hal ini ibarat "api" yang siap membakar; pertemanan ataupun kebahagiaan.
Kenapa?
Sampai kapanpun perbedaan itu tidak akan pernah disederhanakan. Apalagi disamakan. Saya sendiri, memilih menghindari topik yang tidak bisa diurai. Dengan pemikiran bahwa itu adalah bentuk dari penghargaan saya kepada teman-teman yang berbeda dengan saya, memberi ruang kepada kami untuk menikmati perbedaan.
Apa yang salah dengan berbeda?
Kenapa harus membenci perbedaan jika percaya bahwa Tuhan yang menghadiahinya?
***
Kehidupan berputar. Dan dari masalah ini, kita belajar banyak hal. Mari kita saling menjaga, saling menghormati, menjauhkan kebencian, apapun alasannya. Karena, ada banyak hal yang lebih baik dan mulia dikerjakan. Dan bukankah memilih melakukan kebaikan itu jauh menenangkan hati?
Dan yang pasti, kebaikan ada dimana-mana. Semua orang punya kapasitas untuk berbuat baik. Orang baik akan tetap berbuat baik walau kebaikan yang dilakukan tidak diterima dengan baik. Dan bahkan ketika kebaikan yang dilakukan tidak membuat sekeliling lebih baik, dia tidak akan berhenti berbuat baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H