Jika Tuhan saja menciptakan perbedaan itu, untuk kebaikan. Kenapa kita tidak bisa melihatnya menjadi sebuah kebaikan?
Apa yang salah dengan perbedaan?
Tingkat sensitivitas orang memang berbeda-beda. Apa yang menurut seseorang sangat pribadi, buat orang yang lain belum tentu sangat pribadi.
Contohnya, bagi orang Jerman secara umum, mereka akan lebih tertarik membicarakan tentang cuaca dan pengalaman liburan kepada teman bicaranya (saat bertemu), daripada membicarakan tentang politik apalagi agama (ini mewakili lingkungan Jerman yang saya kenal 12 terakhir maksudnya).
Issue politik dan agama jarang diangkat jadi topik karena dua hal ini ibarat "api" yang siap membakar; pertemanan ataupun kebahagiaan.
Kenapa?
Sampai kapanpun perbedaan itu tidak akan pernah disederhanakan. Apalagi disamakan. Saya sendiri, memilih menghindari topik yang tidak bisa diurai. Dengan pemikiran bahwa itu adalah bentuk dari penghargaan saya kepada teman-teman yang berbeda dengan saya, memberi ruang kepada kami untuk menikmati perbedaan.
Apa yang salah dengan berbeda?
Kenapa harus membenci perbedaan jika percaya bahwa Tuhan yang menghadiahinya?
***
Kehidupan berputar. Dan dari masalah ini, kita belajar banyak hal. Mari kita saling menjaga, saling menghormati, menjauhkan kebencian, apapun alasannya. Karena, ada banyak hal yang lebih baik dan mulia dikerjakan. Dan bukankah memilih melakukan kebaikan itu jauh menenangkan hati?