Beberapa waktu ini, ada teman menanyakan saya cara mengurus surat-surat menikah. Urusan birokrasi dimana-mana memang buat kepala pening. Tidak terkecuali saat mengurus dokumen buat pernikahan. Dalam kondisi yang saya hadapi, kita beda kewarganegaraan, saya memegang passport Indonesia dan si abang memegang passport Jerman. Sekalian menjawab pertanyaan yang masuk, saya pengen menuangkan unek-unek seputar mengurus surat-surat buat keperluan menikah di Jerman. Iya, kita memang putuskan menikah di catatan sipil di Jerman saja, berharap bisa semua senang, bisa memudahkan urusan-urusan  termasuk saat menambahkan nama suami di belakang nama saya, dan lain sebagainya.Â
Kembali ke urusan birokrasi, sebelumnya lagi, tulisan ini saya buat untuk menjawab pertanyaan yang masuk, juga sebagai catatan pribadi. Siapa tau juga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mengurus surat-surat keperluan untuk menikah di Jerman, jadi di publish.Â
Ceritanya, saya dan satu orang kakak, sama-sama pasangan nya dengan orang Jerman, tapi prosedur mengurus surat-suratnya berbeda. Kakak mengurus catatan sipil di Indonesia, dan, saya di Jerman. Mereka menikah di Indonesia dan kami memilih di Jerman. Kakak tidak pernah tinggal di Jerman sebelumnya dan saya sudah 11 tahun dulu tinggal di Jerman. Itu yang membuat prosedurnya berbeda.Â
Ada pun urutan tahap awal yang kami lewati:
1. Mendaftar online di catatan sipil (capil) atau disebut StandesamtÂ
Setelah si abang telpon capil Berlin Mitte, kami dirujuk untuk mendaftar online. Adapun isian form online, masih berupa informasi umum tentang kita berdua. Karena sesuatu dan lain hal, kita menunggu sampai 11 hari tapi nggak ada feedback dari registrasi online ini, akhirnya si abang telpon. Kemudian kita dapat jadwal untuk wawancara, akhirnya.
2. Wawancara di capil tempat mendaftar online
Saya dan si abang di interview oleh capil yang mengurus dokumen kami. Beruntung tidak ditanya macam-macam, karena ada teman juga yang sampai di test segala. Nggak susah sih, tapi ngejebak kalau sampai salah. Semisal, tentang kesukaan pasangan, hobby, bahkan nomor telpon nya demi untuk menyakinkan niat menikah tersebut. Wawancara, tentu saja dalam bahasa Jerman. Kalau tidak bisa bahasa Jerman, bisa datang bersama penterjemah.Â
3. List dokumen yang harus dilengkapi
Setelah wawancara, kami diberi list dokumen yang harus dilengkapi.Â
Si abang memerlukan: ID yang valid, akte kelahiran, surat keterangan lajang, surat domisili, surat keterangan penghasilan