Aku belajar dari Ibu, betapa pentingnya kelembutan hati saat berinteraksi dengan manusia, dan terlebih dengan Tuhan.
Dear Diary,
Dulu, masalah terbesar saya adalah makan. Pemales tingkat dewa. Sampai akhirnya sakit types beberapa kali. Dalam hal urusan makan ini, kembali lagi saya melihat Ibu. Banyak hal yang perlu kupelajari dari Ibu ketika kami kecil. Ibu sangat memperhatikan gizi buat anak-anaknya. Mulai dari susu kacang hijau, nasi beras merah, sayuran hijau, ikan salmon yang katanya bermanfaat ganda termasuk untuk perkembangan otak, menguatkan sendi dan tulang dlsbg itu. Semua itu diatur dengan baik dan juga tidak bosan diceritakan ke kita manfaatnya biar kita mau makan. Tapi tau tidak? Ibu hanya suka makan ikan air tawar. Selain itu katanya baunya amis. Terus, Ibu juga hanya suka makanan yang direbus. Haha.
"Koq bisa?"
Jangan bilang Ibu otoriter. Kalau Ibu mengikuti keinginan hati semata. Ikan laut tidak akan pernah mampir di dapur kami. Tapi karena Ibu tau itu bagus buat kesehatan, Ibu mengalah.
Iya, dan dalam banyak hal, Ibu selalu memilih bagian yang mengalah, ketika itu sudah menyangkut keluarga. Termasuk ketika banyak anak-anaknya memilih menikah dengan suku dan bangsa lain. Lalu, separuh dari kami anaknya memilih untuk tidak bersamanya di tanah air, Ibu tidak pernah menuntut atau bahkan sekedar memberatkan dengan kata-kata. Aku bakal bisa seperti itu tidak, yah?
Aku belajar lagi dari Ibu, bahwa dalam banyak hal, kita mendapati kebahagiaan kita saat mengerjakan dengan tulus dan sungguh-sungguh kebahagiaan orang-orang yang kita cintai.
Dear Diary,
Ibu lagi sakit. Sedih rasanya, tapi kami semua harus kuat untuk bisa menyemangati Ibu. Kami masih sangat berharap kesehatan yang lebih baik.
"Doakan ya!"
Iya, kami memutuskan jalan ini setelah empat tahun terakhir masih ditangani dengan pengobatan alternatif. Obat pengencer darah, prorenal, minum tambahan herbal dlsbg. Beruntung punya kakak-kakak dan ponakan-ponakan yang berkecimpung dalam bidang kesehatan, jadi rasanya lebih tenang walau berjauhan. Sungguh! Bahkan ketika dengar, minum air putih pun sudah dibatasi sehari 1000 cc saja, sekali makan nasi 30 gram ditemani protein nabati, hewani dan sayur, terus susu 2 kali sehari pagi dan sore, perasaan ini campur aduk tidak karuan selama empat tahun terakhir ini.