[caption id="attachment_183096" align="aligncenter" width="300" caption="Saat Forum Indonesia Dresden menampilkan Tarian Dembas Simangunda (Batak), di acara malam Indonesia"]
Kalau kita (menjadi) bangga saat mengetahui respon bangsa luar terhadap budaya kita tersebut, kenapa kita sendiri tidak berusaha menjaga dan melestarikan?
Beberapa waktu lalu, saya bergabung dengan sebuah grup kesenian, yang temanya mengangkat kebudayaan Nusantara, walau kemudian berhenti karena alasan kesehatan. Saat itu saya menjadi malu, setelah seorang wanita Jerman (bukan jurusan seni) begitu mahir memainkan gendang dan ceng ceng (Bali) dan pada akhirnya dialah yang mengajarkan kami bagaimana memainkannya.
Sedikit menggelitik, namun cukup membangunkan kesadaran. Terkadang, kita sering tidak menyadari kepemilikan akan sesuatu hal yang berharga itu, sampai saatnya didepan mata, orang lain menyanjung, menghargai, atau bahkan ekstrimnya, berusaha mengambil atau mencuri (tercuri)?
Mari kita sama-sama menunggu klarifikasi. Dan tentunya, mari belajar lebih mencintai budaya kita. Jangan sampe setelah kena cubit (diklaim) oleh bangsa atau perusahaan lain, kemudian di sah kan UNESCO (intangible world heritage), kita baru menjerit...:-D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H