Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tor-tor dan Gondang Diklaim Malaysia? Saatnya Kita Bercermin.

17 Juni 2012   21:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:51 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_183107" align="aligncenter" width="300" caption="Pakaian adat Ulos di Kuala Lumpur (http://budaya-indonesia.org)"]

13399392331747717043
13399392331747717043
[/caption]

Keadaan ini, memanggil kita untuk memperbaiki diri, belajar lebih solid. Sudahkah kurikulum sekolah (untuk memperkenalkan budaya ini) semakin dibenahi? Semisal, mengadakan perlombaan tarian daerah tingkat provinsi atau nasional?, para perancang dengan bangga mendesain busana dari kain adat dan membawanya ke dunia internasional?, atau lomba memasak masakan khas daerah? Mungkin kegiatan-kegiatan positif ini tetap ada, namun tidak begitu diminati sehingga tidak terekspos.

Dan tampaknya Malaysia memang begitu jeli melihat waktu yang tepat untuk (lagi-lagi) mencubit tetangganya, Indonesia ini. Ditengah kegalauan kebanyakan anak muda kita sekarang, yang lebih senang menghabiskan waktu bersama gadget atau ke mall daripada ke sanggar, yang lebih menunggu konser musisi luar negeri daripada pertunjukan wayang, yang lebih mengakrabi teknologi dari pada nasehat Ibu, Guru dan buku-buku.

Namun saya percaya masih banyak generasi muda yang perduli, walau belum terlihat kepermukaan. Jangan sampai kita membiarkan tontonan demi tontonan yang tidak mendidik menguasai generasi muda, permainan demi permainan online yang melenakan, apalagi sampai remaja kita menjadi ikut-ikutan terlibat judi online.

Mari kita malu, jika mengaku punya kekayaan budaya yang luar biasa namun tidak bisa menjaga. Mari kita berkaca, jika mengaku menjunjung tinggi nilai budaya para leluhur namun tidak berupaya melestarikan bahkan sekedar memberi hati untuk mempelajari. Lagi-lagi mari kita kembali berkaca, jika bangsa asing pada akhirnya lebih tertarik mempelajari budaya nusantara dibanding generasi muda kita. Dan mari kita merenung, ada apa yang salah? Mari kita belajar dari sekeliling.

[caption id="attachment_183091" align="aligncenter" width="300" caption="Hironi Kano (the Jakarta post)"]

13399335581105513338
13399335581105513338
[/caption]

Hironi Kano, wanita dari negeri Sakura ini begitu mahir nyinden dan memainkan gamelan. Dan tak tanggung-tanggung, 13 tahun dia sudah menekuninya.

[caption id="attachment_183116" align="aligncenter" width="300" caption="Aklung masuk dalam The Guiness World Record (http://wisatasambilkerja.blogspot.de)"]

1339941811343214086
1339941811343214086
[/caption]

Apa yang anda pikirkan ketika  5,182 orang berhasil berkumpul dan menggoyang angklung di Amerika, "The Mall - Washington National Monumen". Dimana bukan hanya masyarakat Indonesia menjadi peserta, namun, dari berbagai bangsa-bangsa.  Dan kegiatan ini tercatat dalam buku The Guiness World Records.

[caption id="attachment_183119" align="aligncenter" width="300" caption="Saat mereka membaur dan belajar poco-poco bersama dengan Forum Indonesia Dresden"]

1339942442817889887
1339942442817889887
[/caption] Apakah anda bangga, saat bangsa lain pun ingin belajar menari poco-poco bersama? [caption id="attachment_183118" align="aligncenter" width="300" caption="Saat Forum Indonesia Dresden memperkenalkan penganan khas Indonesia dalam sebuah festival jalanan yang dilakukan pemerintah daerah"]
1339942107685436333
1339942107685436333
[/caption]

Atau saat mereka begitu penasaran dengan makanan khas yang kita sajikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun