Mohon tunggu...
Denny Boos
Denny Boos Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Perempuan asal Tobasa. Menyukai hal-hal sederhana. Senang jalan-jalan, photography, sepedaan, trekking, koleksi kartu pos UNESCO. Yoga Iyengar. Teknik Sipil dan Arsitektur. Senang berdiskusi tentang bangunan tahan gempa. Sekarang ini sedang ikut proyek Terowongan. Tinggal di Berlin.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Potret Dresden: Mengintip Pasar Loak ala Jerman

16 Juni 2012   17:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:54 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_182948" align="aligncenter" width="300" caption="Elbe di Siang Hari Ini"][/caption]

Setelah mencari tau perkiraan cuaca hari ini, sejenak saya membayangkan, indahnya pemandangan hijau di luar sana atau bahkan sekedar jalan santai di pusat kota. Ya. Hari ini suhu mencapai 29 derajat Celcius. Biasanya kalau cuaca bagus apalagi diakhir pekan, maka, tempat-tempat wisata atau bahkan jalanan di pusat kota dipastikan sesak dipenuhi oleh orang-orang. Dengan pemikiran itu, akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan ke "Flohmarkt" (Pasar Loak) di tepian sungan Elbe, Dresden.

Pasar loak. Mungkin ini bukan sesuatu hal yang biasa buat kita yang di Indonesia. Bahkan untuk memakai barang bekas saudara sendiri, yang jelas-jelas kita ketahui asal-usulnya, itu tidak sering terjadi. Apalagi dengan barang-barang dari pasar loak?

Sejak di Jerman, baru sekali saya berkunjung kesana. Saya merasa beruntung karena terlambat mengetahuinya. Bagaimana tidak? Hari ini saya memahami dan kemudian harus mengakui betapa menyenangkan bahkan untuk sekedar melihat barang-barang yang dijual disana. Harga yang relatif murah dibanding toko, banyak jenisnya, apalagi kalau ada niat koleksi barang-barang kuno tertentu.

[caption id="attachment_182950" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Pasar Loak. Buka setiap hari Sabtu, dan hari Minggu (minggu ketiga setiap bulannya)."]

1339853185739802248
1339853185739802248
[/caption]

Pemikiran tentang barang-barang yang dibeli dari pasar loak, seperti yang selama ini masih tersangkut pada pemikiran saya,  rupanya tidaklah demikian dengan sebagian besar masyarakat Jerman sendiri. Dari muda sampai tua, wanita dan pria, kita bisa melihat kalau mereka membaur dalam keramaian dan kerumunan tenda-tenda yang menggelar jualan siang tadi. Mereka menikmati saja mencari barang dari satu tenda ke tenda lain, baik itu peralatan rumah tangga, sepeda bekas, mencari buku-buku bekas atau bahkan sekedar melengkapi koleksi.

[caption id="attachment_182967" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi pin, koin, perangko, post card dan buku"]

1339859857130041086
1339859857130041086
[/caption]

Pasar loak Dresden hari ini terlihat cukup ramai, baik pengunjung maupun yang berjualan, tidak seperti pertama kali saya kunjungi di awal musim gugur beberapa tahun lalu. Jenis barang-barang yang dijualpun beragam, ada yang menjual barang-barang tua semisal perangko, kartu pos, buku, koin, setrikaan atau kamera. Lalu barang second hand, seperti peralatan dapur, baju, sepatu, monitor komputer atau sepeda. Juga, barang-barang kelebihan produksi, dalam arti, masih baru dan bagus, namun harganya tetap dibawah dari harga toko.

[caption id="attachment_182968" align="aligncenter" width="300" caption="Sepeda yang second hand"]

13398605041117351760
13398605041117351760
[/caption]

Harganya bervariasi, dan umumnya bisa ditawar.

[caption id="attachment_182969" align="aligncenter" width="300" caption="Gitar pun ada."]

13398606451027024166
13398606451027024166
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun