Mohon tunggu...
Emma Malika
Emma Malika Mohon Tunggu... Guru - Blogger

"Kompasianer teraktif versi Komik Kompasiana tahun 2023" || Menulis dengan apa adanya dan berusaha menjalani hidup dengan baik agar kembali dengan Husnul khatimah aamiinn

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antara Gedung dan Jembatan

6 Maret 2024   18:44 Diperbarui: 6 Maret 2024   18:46 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara jembatan dan gedung tinggi,

Syahdu hidup kita terlihat,

Sebagai bukti kekejaman yang menyilau,

Tapi dalam hati kita, itu hanya sekadar bukti.

Jembatan, laksana langit-langit kepada kita,

Menghubungkan kedua belah ujung,

Gedung tinggi, pohon-pohon yang tak terkubur,

Berdiri di atas tanah yang menderita.

Dalam syahdu tersebut, kita berpikir,

Apakah kita tetap di sini,

Atau kita harus melaju ke sana-sini,

Untuk menghilangkan kekejaman yang diinginkan.

Gedung tinggi, simbol kejam yang tetap,

Jembatan, jalan terbuka untuk semua,

Antara keduanya,

Kita menemukan kebenaran yang tak terbacalah.

Kata-kata syahdu ini, mengucapkan kekejaman,

Antara jembatan dan gedung tinggi,

Mengingat kita untuk tidak lupa,

Bahwa kita harus bertambah pengetahuan.

Di antara jembatan dan gedung tinggi,

Syahdu hidup kita terlihat,

Namun dalam hati kita,

Kuat dan tetap dalam menghadapi masa depan.

Jakarta, 6 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun