" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Damai Sejahtera, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu untuk kita semua di ruang virtual ini"
Salam guru Penggerak
Perkenalkan saya Emma Megawati, S.Pd, guru Biologi di SMA Islami Terpadu Qardhan Hasana Banjarbaru, Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Dari Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Pada Kesempatan kali ini ijinkan saya untuk memaparkan Aksi Nyata yang telah saya lakukan sebagai salah satu perwujudan dalam mengimplemtasikan ilmu baru yang telah didapatkan selama mengikuti proses pembelajaran dari Modul 1.4.
Kegiatan Aksi nyata ini saya lakukan secara daring dan luring. secara daring saya lakukan melalui kegiatan kolaborasi dengan CGP lain yaitu dengan Ibu Isma Rachmadani siregar, S.S, M.Pd yang merupakan guru Bahasa Inggris di SMK telkom Banjarbaru dan merupakan Ketua MGMP Bahasa inggris TIngkat SMK Sekota Banjarbaru.
Pada Aksi Nyata ini saya mengambil fokus pengalaman dan pemahaman saya terhadap konsep-konsep kunci dalam Modul Budaya Positif, yaitu perubahan paradigma belajar, disiplin positif, motivasi perilaku manusia, kebutuhan dasar, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas dan segitiga restitusi serta pengalaman dan pembelajaran yang Anda dapat setelah menerapkan konsep-konsep kunci tersebut, baik di kelas dan/atau rumah Anda. selain itu juga saya menjelaskan keterkaitan itu semua dengan dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dhewantara.
BUDAYA POSITIF
Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
a) Perubahan Paradigma
Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada pendekatan teori Kontrol? Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991) mengatakan bahwa, “..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia, bagaimana Anda berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma Anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang realitas”.
dari kutipan tersebut jelaslah bahwa konsep perubahan paradigma itu sendiri bersumber dalam diri kita sendiri atau yang mampu menjadi Pengontrol diri itu adalah diri kita sendiri.
b) Makna Disiplin:
Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan. Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ‘self discipline’ yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470
c) Nilai-nilai Kebajikan Universal
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Seperti yang telah dikemukakan oleh Dr. William Glasser pada Teori Kontrol (1984), menyatakan bahwa setiap perbuatan memiliki suatu tujuan, dan selanjutnya Diane Gossen (1998) mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam diri.
Salah satunya adalah nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia yang kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila,
Profil Pelajar Pancasila
1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
2. Mandiri
3. Bernalar Kritis
4. Berkebinekaan Global
5. Bergotong royong
6. Kreatif
d) Teori Motivasi,
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3 motivasi perilaku manusia yaitu :
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.
3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
e) Hukuman dan Penghargaan,
Hukuman dan Penghargaan merupakan dua hal yang biasanya digunakan dalam membantu meningktakan motivasi dri anak murid.
hukuman merupakan tindakan yang dilakukan untuk memberikan efek jera terhadap pelanggaran aturan yang telah disepakati bersama. Begitu juga dengan penghargaan merupakan tindakan yang dilakukan untuk memberikan imbalan atas ketaatan yang dilakukan dalam mengikuti aturan atau tata tertib yang berlaku.
f) Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
berikut tahapan dalam segitiga restitusi :
1. Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)
2: Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbehavior)
3. Ketiga: Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)
( untuk penjelasan lebih lajut silahkan kunjungi di :
https://youtu.be/Au-dArR4I6k )
g) Lima Posisi Kontrol:
Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol.
Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer.
Demikian Rangkuman Budaya Postid dengan kata kunci yang telah diambil dari Modul 1.4.
semoga bermanfaat.
Berikut rangkuman video Aksinyata Modul 1 Budaya Postif sesuai dengan konsep Filasofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara.
https://drive.google.com/file/d/1w0CvUzydWM-46RDbhyHOFiEqNBTqKFsD/view?usp=sharing
Sedangkan Aksi nyata secara Luring akan saya paparkan pada tulisan berikutnya.
Terima kasih atas perhatinnya
Salam Guru Penggerak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H