Mohon tunggu...
Emitha Thamrin
Emitha Thamrin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Biar Ku Adukan Kau Pada Tuhanku"

21 Agustus 2018   14:30 Diperbarui: 21 Agustus 2018   14:36 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image result for kartun gempa lombok - knginfo.com


Gelap, sunyi

Ku terpuruk di sini

Di antara puing-puing reruntuhan

Pengap, berkabut  makin  hitam pekat

Ku coba rentang tangan yang terluka

Mengais-ngais segenggam makanan

Tuk menyumpal rasa laparku

Mencari-cari  setetes air

Tuk melepas kering haus tenggorokanku

Tanah ini kembali berguncang

Menghoyak bumi, menghentak badan lemahku

Tak kuasa tuk teriak

Harus ku lolongkan ke siapa

Suara yang tercekat

Haus dan laparku bersahutan

Dingin mencekam tak bertuan

Ku dengar di belahan sana  

Kau sedang berpesta pora

Gegap gempita lampu dan penari memesona

Takjub pada suguhan ekstravaganza

Riuh rendah tepuk tangan membahana

Kau dengar tanah ini berguncang lagi

Matamu tidak buta

Telinga mu tidak tuli

Kau tahu kami nestapa

Kau lihat kami dalam bahaya

Tapi kau tetap tidak peduli

Cukup

Biar ku sudahi  isak tangis ku

Hapus air mata yang sudah mengering

Biar ku berkubang lumpur derita

Tak mengapa kau tak peduli

Dan tak usah pernah peduli

Karena jika Tuhanku ambil nyawaku detik  ini

Kan ku adukan kau pada Tuhanku

Ya Robb, Allah Pemilik Semesta

Inilah wujud penguasa kami

Lebih peduli turis dari  anak bangsa sendiri

Peduli delegasi asing dari ayah bunda kami

Ya Rabb, tunjuki dia

Ampuni dia

Tubuh lemah ini makin lemah

Hingga tak ada lagi suara

Selamat tinggal negeriku

Ku kan pergi menemui Tuhanku

Biarkan ruh ini pulang ke Penciptanya

Kan ku adukan kau pada Tuhanku

#PuisiAnakNegeri

#teruntukSaudara2diLombokNTB

#Metropolitan, 21Agustus2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun