DESEMBER DI SRIWIJAYA
Rapsodia Nusantara merupakan salah satu karya terkenal Ananda Sukarlan yang dikembangkan dari lagu-lagu tradisional Indonesia, dan ia telah mengerjakan Rapsodia Nusantara sejak 2006 dan hingga saat ini.
Perjalanan konser "Rapsodia Nusantara" dimulai dari Candi Hindu Prambanan (Yogyakarta), kemudian beranjak ke kompleks peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan (Mojokerto) dan berakhir di kompleks peninggalan Kerajaan Sriwijaya Muaro Jambi (Jambi) yang juga merupakan kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara.
Desember di Sriwijaya konser yang mengeksplorasi keindahan situs peninggalan di Candi Muaro Jambi. Candi Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di asia tenggara, dengan luas 3981 hektar, yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Membayangkan betapa kedigdayaan dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masanya. Alunan piano, gerak tari, nyanyian klasik yang menggugah jiwa dan lanskap keindahan alamnya yang ditayangkan lengkap dengan narasi yang dibacakan Mas Ananda Sukarlan.
Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Koordinat Selatan 01* 28'3" Timur 103* 40'04".
Candi tersebut diperkirakakn berasal dari abad ke- 7 - 12 M. Candi Muara Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatra. Dan sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.
Tak hanya mengembangkan artistiknya, namun Ananda Sukarlan juga melakukan riset di beberapa situs sejarah Indonesia. Pada tanggal 17 November 2020 lalu Ananda Sukarlan menerima penghargaan tertinggi negara gelar kesatriaan Italia , "Cavaliere Ordine della Stella d'Italia" (Knight of the Order of the Star of Italia) dari Presiden Republik Italia Sergio Mattarella.
Ananda Sukarlan bahkan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang masuk dalam buku The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century, yang berisikan riwayat hidup 2000 orang yang dianggap berdedikasi pada dunia musik.
Selain itu, maestro piano berkacamata ini dipastikan akan mempersembahkan karya-karyanya yang selama ini telah mengantarkan namanya serta membawa
nama Indonesia ke panggung internasional, yakni Rapsodia Nusantara.
Rapsodia Nusantara adalah gaya, versi dan interpretasi bermain piano seorang Ananda Sukarlan, yang berasal dari lagu-lagu rakyat Indonesia alias nusantara, yang dikemas dalam notasi dengan teknik level tertinggi dalam bermain piano.
Saat ini, Ananda Sukarlan telah melahirkan puluhan aransemen Rapsodia Nusantara yang terbagi dalam Rapsodia. Menurut Ananda, melalui Rapsodia Nusantara akan membawa identitas Indonesia ke ranah internasional juga," (Dari berbagai sumber pemberitaan dan literasi)
Bertepatan dengan hari Ibu, Konser Mega Rangkaian Rapsodia Nusantara Ananda Sukarlan menampilkan denting piano yang mengiringi suara emas Tenor Nikodemus Lukas membawakan lagu dari puisi-puisi Perempuan antara lain Phillis Wheatley, Slave Penyair dari Kolonial Amerika yang memiliki latar belakang yang tidak biasa lahir di Afrika (mungkin Senegal) sekitar 1753 - 1754.
Seorang budak belia 8 tahun yang diculik dan dibawa ke Boston kemudian dibeli John Wheatley untuk istrinya, Susanna, pada thn 1761 sebagai pelayan pribadi, dan dia diberi nama keluarga Wheatley. Keluarga Wheatley mengajarkan bahasa Inggris dan Kristen. Phillis mempunyai kecerdasan dan daya tangkap cepat, mereka juga mengajarinya beberapa sejarah Latin, kuno, mitologi dan sastra klasik.
Setelah Phillis Wheatley mendemonstrasikan kemampuannya, keluarga Wheatleys, yang jelas merupakan keluarga budaya dan pendidikan, mengijin Phillis sejak 1765 untuk belajar dan menulis puisi, sejak 1765.
Phillis Wheatley memiliki pembatasan lebih sedikit daripada yang dialami kebanyakan budak - tetapi dia masih seorang budak. Situasinya tidak biasa. Dia bukan bagian dari keluarga Wheatley putih, dia juga tidak cukup berbagi tempat dan pengalaman dari budak lain.
Pada tahun 1767, the Newport Mercury menerbitkan puisi pertama Phillis Wheatley, sebuah kisah tentang dua orang yang hampir tenggelam di laut, dan iman mereka yang teguh pada Tuhan. Elegentnya untuk penginjil George Whitefield, memberi perhatian lebih pada Phillis Wheatley.
Selain puisi Phillis Lukas juga menampilkan beberapa karya perempuan Indonesia yakni Helvytiana Rosa, Emi Suy, Medy Loekito dengan indah dan memukau. Juga penampilan Pinanis belia Kevin Trisna dan Pianist kecil Kayleen Chan yang menakjubkan.
Dalam Konser Desember In Sriwijaya ini Puisi berjudul Malam (Emi Suy) yang dinyanyikan suara emas Tenor Nikodemus Lukas diiringi denting piano Mas Ananda Sukarlan dan nyanyian alam semesta. Saya berpendapat konser yang luar biasa ini tak hanya spectacular namun membawa para penikmatnya rekreasi ke masa lampau.
Komunikasi beberapa arah terjalin lewat denting piano. Komunikasi antara penikmat musik dengan masa silam, dengan semesta, dengan pianist. Pianis dengan masa silam. Seolah hanyut terbawa satu keadaan yang tak hanya merinding, menggetarkan jiwa namun meleleh air mata.
Bagi kawan2 yang ketinggalan nonton konser ini bisa dibuka link channel You Tube Budaya Kita dibawah ini.
https://m.youtube.com/watch?v=c1tu82vyhu4
Video-video ini sangat penting juga untuk dunia sastra, bukan hanya musik klasik dan pariwisata. Video ini merupakan Produksi Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru.
Terima kasih Kemendikbud untuk Channel You Tube Budaya Saya dengan program-programnya yang cemerlang.
Bahwa musik klasik adalah sarana komunikasi, alat perjuangan merawat persahabatan antar bangsa dan negara, alat memperkenalkan sektor pariwisata, sastra (literasi), kebudayaan nilai luhur dan kekayaan alam nusantara. Bravo Mas Ananda Sukarlan.
Terima kasih, Selamat dan Sukses Penghargaan setinggi2nya dan rasa bangga pada Mas Ananda Sukarlan...dan Nikodemus Lukas 🙏🌻🌷
Selamat Merayakan Natal dan Tahun Baru,
Semoga sukacita Natal dan damai senantiasa.
Salam Hangat
Emi Suy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H