Sore itu dengan taxi online aku mendatangi rumah Casya, ketika sampai di depan rumah Casya rumah itu tampak ramai...setelah membayar ongkos taxiku, aku turun dan menuju pintu ruang tamu rumah Casya yang terbuka lebar.
Ketika aku hampir sampai di depan pintu aku mendengar suara Casya yang manja :" Kamu jahat Arka, kamu nggak boleh seperti itu."
Hatiku mendidih dibakar cemburu, sore-sore begini Arka ada di rumah Casya...aku mau mempercepat langkahku untuk mendatangi mereka, ketika aku dengar suara Xiena :" Jadi kamu nggak pacaran dengan Hilya Ka?"
"Enggaklah." Jawab Arka mantap.
Aku yang tadi dibakar cemburu, kini mendadak lemas seperti habis dihujam peluru.
"Aku sama Hilya kan beda agama, mana mungkin kami menikah?" Suara Arka lagi.
"Nikah di luar negri kan bisa?" Gantian Mareta bersuara.
"Aku kira kalian sudah mau menikah." Suara Dewinta yang lembut menimpali.
Dan entah apalagi yang mereka ceritakan. Aku sudah tidak mampu mendengar lagi, aku memilih berbalik arah untuk segera pulang.
Beberapa waktu aku memikirkan semuanya, sampai aku menarik kesimpulan, mungkin Arka sedikit mengalami gangguan jiwa.
Arka yang dulu saat sekolah menjadi yang terabaikan, kini setelah dia dewasa dan kebetulan punya 'modal' untuk tebar pesona, diapun menebarkan pesonanya pada siapa saja yang bisa dijeratnya, lalu dia akan bercerita pada si A, bahwa si B menggodaku, pada si B dia juga akan bercerita bahwa si A menggodaku...