Mohon tunggu...
Emil Bachtiar
Emil Bachtiar Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ngamen Gratis

20 Februari 2010   00:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_77876" align="alignnone" width="500" caption="sumber:http://hannalestari.onsugar.com/"][/caption]

Sering kita temui, rumah (warung) makan ataupun toko-toko di pinggir jalan menempelkan selembar kertas yang bertuliskan Ngamen Gratis.Seperti tulisan Awas Anjing Galak yang sering ditemui di pagar rumah, tulisan ini juga memberi peringatan kepada para pengamen, bahwa penjaga rumah makan/toko dan pengunjungnya tidak akan membayar pengamen-pengamen yang bernyanyi di situ. Dan biasanya para pengamen juga menghindari bernyanyi di tempat-tempat seperti itu.

Seandainya saya bisa menyarankan kepada para pengamen, janganlah tulisan peringatan tersebut menghambat mereka untuk mengamen di tempat-tempat tersebut. Jadikan kegiatan mengamen bukan sebagai mata pencarian jangka pendek, tetapi sebagai jalan untuk mencapai karir yang lebih tinggi, sebagai penyanyi terkenal. Mungkin mengamen di tempat-tempat gratisan seperti itu menghilangkan kesempatan mereka untuk memperoleh pendapatan, tapi membuka kesempatan untuk menjadi penyanyi lebih terkenal, karena:

1.Bernyanyi di tempat gratisan ini akan menambah pengalaman dan “jam terbang” pengamen. Pengamen dapat bernyanyi sepuas-puasnya tanpa ada yang bisa mengusir atau menghentikannya. Biasanya dengan mengamen bayaran, para pengamen berhenti bernyanyi pada saat memperoleh bayaran. Kesempatan untuk bernyanyi di depan umum sepuas-puas akan menambah kemampuan bernyanyi dan mempersiapkan pengamen untuk menjadi penyanyi yang lebih professional.

2.Bernyanyi di tempat gratisan membuka kesempatan bagi pengamen untuk didengar kemampuannya oleh produser rekaman yang kebetulan makan di rumah makan tersebut.

3.Mengamen gratisan merupakan kesempatan bagi pengamen untuk bersedekah.

Karena itu, para pengamen janganlah gentar dengan tulisan peringatan “Ngamen Gratis”. Bahkan lebih seringlah, mengamen di tempat-tempat seperti itu. Teruslah mengamen dengan serius tapi jangan menghentikan hidup anda hanya sebagai pengamen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun