Mohon tunggu...
Emilianus Elip
Emilianus Elip Mohon Tunggu... Human Resources - Direktur Yayasan Nawakamal Mitra Semesta (https://nawakamalfoundation.blogspot.com)

Berlatar pendidikan Antropologi. Menulis....supaya tidak gila!!! Web: https://nawakamalfoundation.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ibu Dini, dari Dendam Menuju Pengabdian

2 Mei 2023   23:43 Diperbarui: 3 Mei 2023   09:22 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terlihat map file-file yang adalah data base ODDP di SHG Luhur Jiwo. Terlihat pula produk hasil pertanian dalam kemasan dan kerajinan para ODDP/Dok Pribadi

Inilah kebiasaan, atau bisa disebut bagian dari kebudayaan kita, bahwa orang dengan gangguan jiwa dan keluarganya dipandang, dianggap, di-cap, diberi-label (labeling) yang buruk. 

Labeling itu berbeda-beda di setiap kelompok kebudayaan masyarakat kita, namun makna kulturalnya hampir sama saja. Kalau di Jawa mereka di labeli "wong edan" (orang gila), "wong ora genep" (orang yang jiwanya tidak utuh), "wong ngengleng" (orang yang bicara, berpikir, bertindak tidak jelas), dianggap kena tulah jin atau setan, bahkan dianggap orang yang memiliki dosa keturunan keluarga yang tidak atau beleum terselesaikan di masa lalu. Pembahasan rada rinci soal ini lihat artikel kami "Stigma Sosial, Emang Menyakitkan".

Namun amat kebetulan bahwa kira-kira dua tahun setelah kasus itu, di desa ibu Dini, salah satu desa yang berlokasi di wilayah Kec. Godean, Kabupaten Sleman-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sedang dimulai program kesehatan jiwa masyarakat. Kegiatan-kegiatan awal berupa sosialisasi dan pelatihan-pelatihan dasar untuk kader desa. 

Sudah cukup lama provinsi DIY memberikan perhatian kepada program kesehatan jiwa masyarakat. Bahkan sebelum diundangkannya UU No. 8/2016 tentang Disabilitas, DIY sudah mengeluarkan Perda No. 81/2014 tentang Penanggulangan Bebas Pasung, kemudian diikuti dengan Perda-Perda lain yang berupaya mensukseskan atau melancarkan kegiatan tentang kesehatan jiwa masyarakat dan dukungan untuk ODDP.

Para kader
Para kader "Luhur Jiwo" dan anggotanya termasuk ODDP dan keluarganya mulai berkumpul/Dok Pribadi

Para kader desa yang paham dan sangat tahu keaktifan ibu Dini sewaktu menjadi kader, akhirnya mencoba mendekati ibu Dini dan keluarganya. Para kader ini ingin mengajak ibu Dini untuk aktif kembali, dan memperkirakan bahwa program kesehatan jiwa yang sedang dimulai di desa ini pasti punya manfaat untuk keluarganya. 

Dikisahkan oleh para kader tersebut, tidak mudah mendekati dan membujuk ibu Dini "keluar" dari sarang kepasrahannya. Namun mereka tidak putus asa.

Para kader ini merasa bahwa mereka tidak mampu atau tidak bisa memberi apa-apa kepada ibu Dini dan keluarga, namun mereka seakan percaya bahwa ibu Dini dan keluarga akan mendapatkan manfaat dan barokah yang berarti jika aktif kembali menjadi kader.

Ibu Dini perlahan-lahan bangkit, begitupun suaminya. Keduanya aktif kembali dalam kegiatan-kegiatan sosial desa, khususnya sebagai kader desa. Ibu Dini dan suaminya seperti merasakan oase baru atas diri dan hidup anak lelakinya. 

Merasa mencapai titik kepasrahan, bercampur semangat membara, seakan-akan bahwa mungkin inilah "jalan dan barokah" Tuhan. Jalan untuk bangkit lepas dari penyesalan, keputusasaan, dan keterpurukan keluarga, dan berubah menjadi jalan untuk mengabdi bagi orang lain yang senasib dengan anak lelakinya. Ibu Dini berikrar untuk mengabdi melayani ODDP di desanya.

Gayung bersambut, sesungguhnya setelah dua tahun seluruh waktu dan perhatian ibu Dini tercurah dan hanya untuk anak lelakinya, si anak ini menjadi ODDP yang cukup pulih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun