* * *
Kalau kita merefleksikan ulang, dengan demikian toleransi yang terjadi di di wilayah-wilayah Indonesia antar kelompok masyarakat agama, sebagaimana saya ceritakan di atas, terus bagaimana posisinya? Bukankah itu terjadi juga karena kreasi manusia beragama di Indonesia. Toleransi tersebut dengan sengaja diciptakan dan dijaga oleh kelompok masing-masing agama, agar hidup menjadi lebih nyaman, indah, menyenangkan. Bukankah begitu? Mencari rejeki menjadi dimudahkan, mau pergi kesana kemari merasa tenang, jika kelompok tertentu tidak mampu memproduksi sesuatu maka bisa beli atau barter dengan kelompok lain yang lebih ahli membuat barang tersebut, dsb. Hebatnya bahkan di beberapa daerah, toleransi antar umat beragama itu dijaga bersama dari ancaman pihak lain manapun yang ingin merusak. Ini semua kenyataan yang amat berbeda sebagaimana dikhawatirkan Cohen dalam bukunya itu.
Tetapi, kita semua harus sadar bahwa kondisi toleransi itu teramat mudah rusak jika ada ancaman yang terus menerus...terus menerus...berulang ulang...berulang ulang tanpa henti...mengganggu kondisi kesepakatan toleransi yang sudah tercipta. Kita harus realistis bahwa kehidupan beragama di masyarakat kita Indonesia belum sampai taraf "urusan pribadi/individu", sebagian besar masih bersifat "urusan sosial bersama-sama".Â
Itulah sebabnya hal-hal yang kontra produktif terhadap toletansi, yang terussss menerusss didengungkan dan digerakkan perlu segera dihentikan dengan paksa. Untuk apa kita memberi kesempatan kepada sekelompok kecil saja dengan resiko mengorbankan kelompok besar masyarakat Indonesia yang telah menciptakan kondisi toleransi beratus tahun lamanya!!! Terlalu mahal harganya....
Â
Toleransi itu indah bukan?!
Â
Diambil dari kumpulan essay lama 2017-2020
https://nawakamalfoundation.blogspot.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI