Mohon tunggu...
Emi Kurniasih
Emi Kurniasih Mohon Tunggu... Guru - Guru Kimia

Saya adalah guru kimia di SMAN 1 Ajibarang sekaligus ibu dari dua orang anak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

3 Mei 2023   10:20 Diperbarui: 3 Mei 2023   10:31 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam dan bahagia Bapak/ibu guru hebat. Perkenalkan saya Emi Kurniasih, guru kimia SMA Negeri 1 Ajibarang. Calon Guru Penggerak angkatan 7 Kabupaten Banyumas. 

Pada kesempatan ini saya akan menuliskan pemahaman saya mengenai salah satu materi yang saya terima dalam Pendidikan Guru Penggerak yaitu pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Materi ini sangat menarik karena di materi ini kita belajar bagaimana seorang pemimpin mengambil keputusan dengan menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang tujuan akhirnya adalah bisa menghasilkan keputusan yang bertanggungjawab, berpihak pada murid dan mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan.

Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin merupakan sebuah proses keterampilan dalam menentukan sebuah pilihan keputusan dari berbagai alternatif yang ada untuk mencapai sebuah tujuan tertentu yang didasari dengan nilai kebajikan yang dimiliki seorang pemimpin. Beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam pengambilan keputusan meliputi bujukan moral dan dilema etika, unsur dasar pengambilan keputusan, paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan, serta langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Unsur Dasar Pengambilan Keputusan 

Terdapat 3 unsur dasar pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, maka seorang pemimpin perlu mendasarkan keputusan berdasarkan pada ketiga unsur tersebut.

Bujukan Moral dan Dilema Etika

Dilema etika merupakan sebuah dilema yang muncul dari permasalahan-permasalahan yang menjadi pertimbangan pengambilan keputusan, dimana permasalahan-permasalahan tersebut tergolong permasalahan yang berasal dari sebuah kebenaran.

Dengan kata lain, dilema etika merupakan dilema antara benar melawan benar. Keputusan yang diambil seorang pemimpin tidak selalu dihadapkan oleh pertimbangan atau permasalahan yang sama-sama benar, ada sebuah isitilah yang disebut bujukan moral yaitu sebuah dilema permasalahan yang dihadapi dimana satu pihak adalah benar sementara pihak yang lain adalah salah, dalam hal ini salah berdasarkan legalitas atau regulasi yang berlaku. Dengan kata lain bujukan moral merupakan sebuah permasalahan yang muncul antara benar melawan salah. Perlu diketahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika, ada kalanya masalah yang kita hadapi lebih berupa bujukan moral.

Paradigma Dilema Etika

Dilema etika merupakan permasalahan yang menjadi pertimbangan keputusan dimana permasalahan tersebut adalah sama-sama benar. Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika meliputi:

1) paradigma individu lawan kelompok (individual vs community), yaitu dilema tentang bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan apa yang benar untuk kelompok yang lebih besar. Sebagai guru terkadang kita juga harus membuat pilihan seperti ini di dalam kelas. Satu kelompok siswa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengerjakan sebuah tugas, sementara ada kelompok lain yang dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat sehingga mereka sudah siap untuk masuk ke pelajaran berikutnya, 

2) Paradigma rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy); dalam paradigma ini, pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang. Terkadang memang benar untuk berpegang teguh pada peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga tindakan yang benar, 

3) paradigma kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty); Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita harus memilih antara jujur atau setia (bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya, dan 

4) Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term), yaitu sebuah paradigma pengambilan keputusan dimana kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang.

Prinsip pengambilan keputusan atau prinsip dilema etika

Sebagai seorang pemimpin hendaknya mampu menganalisis 3 prinsip atau pendekatan dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika, serta menilai dirinya memiliki kecenderungan menggunakan prinsip yang mana pada saat pengambilan keputusan. Ketiga prinsip tersebut adalah 

1) berpikir berbasis hasil akhir (ends-based thinking) merupakan prinsip pengambilan keputusan dimana keputusan dihasilkan untuk membahagaikan sebagian orang-orang yang terdampak oleh keputusan, 

2) berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking) merupakan prinsip pengambilan keputusan berdasarkan prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan, dan

3) berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking) adalah memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang kita harapkan, yang orang lain lakukan terhadap kita. Berpikir berbasis rasa peduli cenderung mengandalkan rasa kepedulian terhadap sesama dalam menentukan keputusan. Hal yang perlu diperhatikan bahwa suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

Langkah Pengambilan dan Pengujian Kepuitusan

Terdapat 9 langkah yang ditempuh dalam pengambilan dan pengujian keputusan meliputi:

1) mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2) menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3) mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

4) pengujian benar atau salah

5) pengujian paradigma benar lawan benar

6) melakukan prinsip resolusi

7) investigasi opsi trilema

8) buat keputusan

9) lihat lagi keputusan dan refleksikan. 

Perlu diperhatikan bahwa langkah-langkah ini adalah sebuah panduan, artinya bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya. Keberhasilan dalam pengambilan keputusan perlu diasah sehingga kita bisa memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berdasar nilai-nilai kebajikan.

Berikut adalah jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang ada pada koneksi antar materi modul 3.1

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Bila dikaitkan dengan dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka ing ngarsa sung tulodha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani, maka keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran hendaknya merupakan keputusan yang penuh dengan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan, serta berpihak pada murid sehingga keputusan tersebut dapat dijalankan dan diteladani, mampu menciptakan iklim yang kondusif dalam melahirkan prakarsa atau ide, dan memunculkan motivasi tinggi dalam sebuah proses pembelajaan dan pendidikan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan karena sebuah keputusan merupakan refleksi dari nilai-nilai moral dan etika yang dimiliki seseorang. Nilai-nilai kebajikan yang dimiliki seseorang semacam kasih sayang, toleransi, tanggung jawab, kejujuran, percaya, dan nilai-nilai kebajikan lainnya akan memberikan peran besar ketika melakukan analisis atau melakukan pertimbangan terhadap suatu masalah dalam menentukan keputusan.

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Keterampilan pengambilan keputusan dapat diterapkan pada kegiatan coaching, yaitu khususnya dalam menentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan pada coachee. Keterampilan dalam menentukan pertanyaan hampir serupa dengan keterampilan pengambilan keputusan, karena menentukan pertanyaan dalam coaching merupakan bagian dari keputusan yang diambil coach saat kegiatan coaching.

Kualitas pertanyaan coaching dan kualitas pengambilan keputusan ini sama-sama akan mempengaruhi arah dan tujuan yang hendak dicapai. Keduanya juga merupakan ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi, baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Langkah-langkah dalam coaching dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. 

Konsep coaching dapat dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap hasil keputusan yang telah diambil. Bimbingan dari pengajar praktik dan fasilitator telah membantu saya dalam mempelajari masalah atau kasus-kasus dalam pengambilan keputusan terutama dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal, serta merpertanggungjawabkan keputusan yang saya ambil.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Keterampilan pengelolaan sosial emosional seorang guru adalah hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Salah satu unsur keterampilan sosial emosional adalah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dengan kondisi sosial emosional yang baik, maka diharapkan keputusan yang diambil merupakan keputusan terbaik dengan berbagai pertimbangan yang telah dipikirkan dengan baik berdasarkan pilihan paradigma dilema etika serta berdasarkan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang baik pula.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika pada intinya akan kembali pada nilai-nilai yang dianut pada diri seorang pendidik. Hal ini terjadi karena nilai-nilai tersebut akan terefleksi ke dalam berbagai penanganan masalah dan keputusan yang diambil seorang pendidik. Jika nilai-nilai yang dianut menunjukan nilai-nilai kebajikan, maka keputusan dalam penanganan masalah moral dan etika akan menghasilkan keputusan yang senantiasa berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Sekolah merupakan institusi moral yang harus senantiasa mengembangkan nilai moral dan etika murid yang lebih baik. 

Sebagaimna diketahui bahwa nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak meliputi reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Dengan pertimbangan itu pula maka, seorang pendidik telah selayaknya mempertimbangkan keterpihakan pada murid dalam setiap keputusan yang dibuatnya.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebuah keputusan yang baik harus berdasarkan prinsip yang tepat dengan pengambilan dan pengujian yang cermat. Namun seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, bahwa suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu dan telah berdasarkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Maka dari itu kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid sehingga keputusan itu nanti bisa berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Setiap pendidik memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menangani sebuah kasus dilema etika. Hal ini tak bisa lepas dengan perbedaan paradigma yang dianut setiap pendidik khususnya dalam pemahaman unsur dasar pengambilan keputusan dan prinsip dilema etika, serta nilai-nilai yang dianut setiap pendidik. Hal ini menyebabkan adanya tantangan-tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terkait dilema etika. Selain itu, ketegasan dan budaya sekolah yang kurang berkomitmen dalam menjunjung tinggi keputusan bersama serta nilai-nilai kebajikan juga menjadi kendala yang cukup berat dalam upaya penanganan kasus dilema etika.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Inti dari pengajaran yang memerdekakan murid adalah memberi ruang kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, bakat, minat dan gaya belajarnya. Pengambilan keputusan seorang pendidik akan memberikan pengaruh apabila keputusannya telah memberikan ruang dan kesempatan bagi siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, bakat, minat dan gaya belajarnya. Hal ini dapat terwujud dengan cara memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid melalui langkah-langkah seperti pembelajaran diferensiasi dan pembimbingan keterampilan sosial emosional, serta menciptakan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar murid.

Selain itu tenaga penddik perlu melakukan pengambilan keputusan yang mendukung hal-hal tersebut dengan menciptakan budaya positf dalam menjalankan visi dan misi sekolah, agar nantinya bisa menjadi teladan bagi murid seperti yang tertuang dalam filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka ing ngarsa sung tulodha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan pemimpin pembelajaran sangat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Hal ini terjadi karena kehidupan murid-murid di sekolah merupakan embrio dari kehidupan masa dewasanya, sehingga pembelajaran di sekolah merupakan tempat berlatih dan bertumbuh kembang untuk menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya nanti. Maka perlu dicermati sejak dini bahwa keputusan seorang pemimpin pembelajaran semaksimal mungkin untuk memberikan keterpihakan pada murid dengan memberikan pelayanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah :

Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.

Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya terkait dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, seperti yang telah saya uraikan pada awal pembahasan ini memberikan pemahaman pada saya tentang arti pentingnya sebuah keputusan yang memberikan dampak pada perkembangan tumbuh kembang murid. Sebagai pembelajar sepanjang hayat, saya merasa masih terus belajar dalam pengambilan keputusan karena berawal dari pembelajaran ini saya baru mengetahui dan diluar dugaan saya bahwa pengembalin keputusan membutuhkan pertimbangan serta analisis pengujian yang begitu detail.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari materi pengambilan keputusan ini saya banyak menemukan dan mengambil keputusan dari berbagai kasus dilema etika sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Ternyata apa yang saya lakukan selama ini masih belum sesuai dari seharusnya yang dilakukan dalam pengambilan keputusan. Selama ini saya hanya mengandalkan beberapa pertimbangan dan analisis dangkal. Banyak langkah-langkah pengujian yang belum saya lakukan secara detail dan menyeluruh.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang saya rasakan dalam mempelajari pengambilan keputusan ini adalah saya semakin mengetahui langkah dan cara pengambilan keputusan yang baik, tentunya berpihak pada murid, bertanggung jawab serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Ke depannya, saya perlu melakukan pengambilan dengan berbagai pertimbangan seperti yang diajarkan dalam konsep materi ini dengan hati-hati dan kebijaksanaan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Materi pembelajaran pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai sebagai pemimpin saya rasa sangat penting bagi kita, baik sebagai individu maupun seorang pemimpin pembelajaran agar bisa menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid, dapat dipertanggungjawabkan dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

Demikian koneksi antar materi modul 3.1 mengenai pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun