Desau tepian lapangan berpohon diterjang angin
Dilanda rinai mencoba buat debur air
Berlanjutlah tubuh meliuk renang gaya dada
Melamun seolah perenang dikara
Mengharumkan Sang Dwiwarna
Tidak jua terwujud di depan mata
Ibarat software direfresh tukang
Proses loading berulang-ulang
Dilupakan semakin diterjang
Masih jua terbayang-bayang Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!