Mohon tunggu...
Mahendra
Mahendra Mohon Tunggu... Guru - Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja *FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bela Diri dan Iblis

8 Desember 2024   14:56 Diperbarui: 8 Desember 2024   14:56 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai aku ....

Aku baru tahu.

Bela diri tak hanya  diranda.

Banyak wiyata.

tangguh,

keselamatan diri,

ada seni,

ada olah jiwa,

ada olahraga,

banyak fadilat,

ini takwa,

ini percaya diri,

ini disiplin,

ini tenggang rasa,

ini tanggung jawab,

ini pengendalian diri,

ini persaudaraan,

ini soliditas sosial,

ini cinta bangsa,

bahkan, ini keadilan.

Ia lah seni, ia berkembang, di-filter.

Ia lah olahraga, ia latihan, prestasi, pantang menyerah.

Kejahatan, pun kebijaksanaan datang dari renjana.

Jangan bimbang, ambilah keputusan!

Ketidaktahuan dimaafkan dengan ilmu.

Pengetahuan mendorong kebijaksanaan.

Asalkan karsa tak cita bagai Iblis dan tentaranya.

Agar dikara bukan perang, tak juga neraka.

Sungguh aneh elit-elit, membunuh raga sipil Palestina, membabi buta.

Dunia tak bisa hentikan kejahatan penjajah Israel dan sekutunya.

Mereka bukan orang bodoh, tapi cerdas angkuh durjana.

Bangsa Merah Putih tak bimbang, teguhi anti penjajahan.

Sejarah membuktikan ulangan lama,

tersebab angkuh, dengki,

merasa tuhan padahal hamba.

Dia lah Iblis nan durhaka.

Kisah bela-diriku, Pencak silat.

Adiluhung bagi eksekutif , pun rakyat.

Tak ber-agan menjadi Iblis, jaga nilai dan hormat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun