Wahai aku ....
Aku baru tahu.
Bela diri tak hanya  diranda.
Banyak wiyata.
tangguh,
keselamatan diri,
ada seni,
ada olah jiwa,
ada olahraga,
banyak fadilat,
ini takwa,
ini percaya diri,
ini disiplin,
ini tenggang rasa,
ini tanggung jawab,
ini pengendalian diri,
ini persaudaraan,
ini soliditas sosial,
ini cinta bangsa,
bahkan, ini keadilan.
Ia lah seni, ia berkembang, di-filter.
Ia lah olahraga, ia latihan, prestasi, pantang menyerah.
Kejahatan, pun kebijaksanaan datang dari renjana.
Jangan bimbang, ambilah keputusan!
Ketidaktahuan dimaafkan dengan ilmu.
Pengetahuan mendorong kebijaksanaan.
Asalkan karsa tak cita bagai Iblis dan tentaranya.
Agar dikara bukan perang, tak juga neraka.
Sungguh aneh elit-elit, membunuh raga sipil Palestina, membabi buta.
Dunia tak bisa hentikan kejahatan penjajah Israel dan sekutunya.
Mereka bukan orang bodoh, tapi cerdas angkuh durjana.
Bangsa Merah Putih tak bimbang, teguhi anti penjajahan.
Sejarah membuktikan ulangan lama,
tersebab angkuh, dengki,
merasa tuhan padahal hamba.
Dia lah Iblis nan durhaka.
Kisah bela-diriku, Pencak silat.
Adiluhung bagi eksekutif , pun rakyat.
Tak ber-agan menjadi Iblis, jaga nilai dan hormat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H