Mohon tunggu...
emha albana
emha albana Mohon Tunggu... Seniman - Jurnalis, Film Maker, Auhtor, Konten Kreator

Hanya pelaku dalam peradaban, penulis di negeri yang enggan membaca, konten kreator zero capital, jurnalis tanpa media, rakyat tanpa pengakuan, seniman tanpa galery, saya tidak hebat tapi terlatih.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rumah Teteh Film Horor yang 'Tak Biasa'

2 Februari 2025   12:54 Diperbarui: 2 Februari 2025   12:54 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Pemeran Film Rumah Teteh Nampak Artis Senior Nova Eliza ( Emha Albana )

 

Menjamurnya film bergendre horor menjadi tantangan sendiri dengan persaingan pasar yang tentunya 'PR' bagi para penggiat industry ini. Tone cerita yang menjadi value tersendiri untuk mencuri hati para penonton.

Pada umumnya, film bergendre Horor selalu disuguhkan jump scare Teknik yang biasa digunakan  dalam film horor yang untuk mengejutkan penonton dengan suara keras atau tampilan mendadak dari sesuatu yang menakutkan. Namun berbeda dengan film teteh, Rumah Teteh: Film Horor yang Berbeda dan Penuh Misteri. 

"Yah pada umumnya film horor itu nggak lepas dari jump scare, tetapi yang berbeda dari film rumah teteh itu kekuatan cerita dan sisi realita hidup anak kost yang tentunya menjadi nilai tersendiri, terlebih ini diangkat dari kisah nyata yang sama-sama kita tahu,sudah banyak penontonnya, kita seleku pemeran pastinya memberikan yang terbaik untuk penonton untuk mendapatkan pengalaman menonton." Ucap Ferdi Ali yang berperan sebagai Kopral yang Jurnal Republik temui di sela-sela Experience Rumah Hantu di Braga-Bandung.

Film horor selalu menjadi salah satu genre yang paling digemari di Indonesia. Dengan banyaknya film horor yang bermunculan setiap tahun, persaingan di industri ini semakin ketat. Para sineas harus menghadirkan sesuatu yang berbeda agar dapat menarik perhatian penonton. Salah satu film horor terbaru yang menawarkan sesuatu yang unik adalah Rumah Teteh.

"Dan yang menarik dari film Rumah Teteh ini selain memang diangkat dari kisah nyata, true story Helena serta proses sampai jadi film itu tentunya tahapan yang cukup panjang dan pastinya menjadi sesuatu yang menarik dan berbeda dalam film ini, dan yang berbeda dengan film horor lainnya adalah sisi romantisnya itu yang menurut aku lebih menjual banget." Tambah Nova Eliza berperan sebagai Elena.

Pendekatan Horor yang Berbeda

Berbeda dengan film horor kebanyakan yang mengandalkan elemen kejutan mendadak, Rumah Teteh lebih menitikberatkan pada nuansa horor psikologis. Film ini membangun ketegangan secara perlahan, membuat penonton merasakan teror yang lebih dalam tanpa harus bergantung pada suara keras atau kemunculan sosok menakutkan secara tiba-tiba.

Pendekatan ini menjadikan Rumah Teteh lebih dari sekadar film yang menakuti, tetapi juga film yang menyelipkan ketegangan emosional yang membuat penonton terus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan atmosfer yang gelap dan penuh misteri, film ini mampu membuat penonton merasa tidak nyaman sepanjang durasi film, sebuah ciri khas horor yang lebih subtil namun tetap efektif.

Kisah yang Diadaptasi dari Cerita Nyata

Salah satu daya tarik utama dari film ini adalah cerita yang diangkat dari thread Twitter karya Brii Story. Cerita tersebut menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian banyak pembaca karena kisahnya yang menyeramkan dan terasa sangat nyata. Rumah Teteh mengisahkan tentang seorang wanita bernama Helena, diperankan oleh Nova Eliza, yang tinggal di sebuah rumah kos yang memiliki sejarah kelam.

Bersama teman-temannya, Helena mengalami kejadian-kejadian aneh yang semakin lama semakin sulit dijelaskan dengan logika. Ketika mereka mencoba mencari tahu lebih dalam, rahasia mengerikan mulai terungkap, dan mereka pun harus berhadapan dengan teror yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Pemeran dan Karakter yang Kuat

Selain Nova Eliza sebagai pemeran utama, film ini juga dibintangi oleh aktor-aktor berbakat lainnya seperti Erdin Werdrayana, Agatha Valerie, dan Dede Satria. Setiap karakter memiliki latar belakang yang berbeda, yang membuat dinamika cerita semakin menarik. Kepribadian dan kisah masa lalu mereka perlahan diungkap, menciptakan kedalaman cerita yang jarang ditemukan dalam film horor biasa.

Karakter dalam film ini tidak hanya berfungsi sebagai korban teror semata, tetapi mereka juga diberikan ruang untuk berkembang dan menghadapi ketakutan mereka masing-masing. Hal ini memberikan elemen emosional yang lebih kuat dalam cerita, sehingga penonton dapat lebih terhubung dengan karakter-karakter tersebut.

Sinematografi yang Membangun Suasana

Disutradarai oleh Nanang Istiabudi, Rumah Teteh menyajikan sinematografi yang mendukung atmosfer horor yang menegangkan. Pemilihan warna, pencahayaan, dan sudut pengambilan gambar dibuat dengan sangat hati-hati untuk membangun perasaan tidak nyaman dan ketakutan yang semakin meningkat seiring berjalannya cerita.

Misalnya, penggunaan bayangan yang samar, sudut kamera yang sempit, serta permainan cahaya dan kegelapan membuat setiap adegan terasa lebih mencekam. Musik latar dan efek suara juga digunakan dengan sangat baik, tidak berlebihan, tetapi cukup untuk menambah intensitas ketegangan dalam film.

Menghindari Klise Film Horor

Banyak film horor Indonesia sering kali mengulang pola yang sama, seperti sosok hantu perempuan berambut panjang yang muncul tiba-tiba atau adegan jump scare yang terlalu sering. Namun, Rumah Teteh mencoba menghindari klise tersebut dengan menghadirkan cerita yang lebih orisinal dan pendekatan horor yang lebih mendalam.

Film ini lebih menonjolkan ketakutan yang berasal dari suasana, psikologi karakter, dan ketegangan yang dibangun perlahan. Hal ini membuat Rumah Teteh lebih berkesan dan memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan film horor lainnya.

Tantangan Dalam Memerankan Tokoh Film

Setiap produksi film tentunya memiliki tantangan tersendiri dan untuk membangun karakter film Rumah Teteh memiliki kesan tersendiri dari setiap pemeran.

"Kalo aku sendiri lebih ke dialeg aja sih, karena ini kan film dari Jawa Barat, kebetulan aku dari Sumatra jadi akan perlu penyesuaian dari bahasa." Ucap Philip Chou sebagai Nando.

Begitu juga dengan Erdin Werdrayana sebagai Brii, " Tantangan kita sih sama dengan temen-temen yang lain untuk belajar memahami bahasa Sunda karena kan disetiap kampus itu berbeda-beda bahasa, sedangkan kita disini mahasiswa dari berbagai daerah.

Pesan yang Tersirat dalam Film

Selain menampilkan cerita horor yang menegangkan, Rumah Teteh juga memiliki pesan yang lebih dalam tentang trauma, ketakutan, dan bagaimana manusia berusaha menghadapi masa lalu mereka. Kisah yang disajikan tidak hanya tentang teror supranatural, tetapi juga tentang bagaimana manusia berjuang melawan ketakutan dalam diri mereka sendiri.

Dengan pendekatan ini, film ini bukan hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga menawarkan refleksi bagi penontonnya. Penonton diajak untuk memahami bahwa terkadang ketakutan terbesar tidak datang dari makhluk gaib, tetapi dari pikiran dan pengalaman traumatis yang pernah dialami.

Rumah Teteh adalah film horor yang berbeda dari kebanyakan film horor Indonesia. Dengan pendekatan horor psikologis yang lebih subtil, cerita yang kuat, serta sinematografi yang mendukung atmosfer mencekam, film ini menawarkan pengalaman menonton yang lebih dalam dan emosional.

Bagi pecinta horor yang menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar jump scare, Rumah Teteh bisa menjadi pilihan yang tepat. Film ini tidak hanya akan membuat bulu kuduk berdiri, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi siapa saja yang menontonnya.

"Film ini mengkisahkan tentang anak kost dan mahasiswa di kampung orang, jadi pesannya jika kita jadi anak rantau, harus pinter jaga mulut, sikap dan perilaku dan bagaimana suka duka di tanah rantau." Tutup Wieshely Brown sebagai Aryo di film ini. ( Emha )

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun