Ah, ternyata aku ketiduran di balai gubukku. Semua hanya mimpi.
Aku teringat akan mimpi tadi. Rasanya seperti nyata. Bahkan senyum manis Dewi masih tersimpan manis di dalam benak. Aku jadi senyum-senyum sendiri.Â
'Mimpi yang aneh,' batinku sembari bangkit dari ranjang. Bersiap melanjutkan anyaman bambu yang tadi belum beres aku kerjakan.
.
End.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!