Mohon tunggu...
Filsafat

Aliran dan Kelompok Murji’ah

26 September 2018   22:48 Diperbarui: 27 September 2018   08:50 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pandangan aliran murji'ah tentang status pelaku dosa besar dapat ditelusuri dari devinisi iman yang dirumuskan oleh mereka. Tiap-tiap sekte murji'ah berbeda pendapat dalam merumuskan devinisi iman yang dirumuskan oleh mereka. Pandangan tiap-tiap subsekte tentang status pelaku dosa besarpun berbeda-beda pula.

Secara garis besar, sebagaimana telah dijelaskan subsekte hawarij dapat dikategorikan dalam dua kategori: ekstrim dan moderat. Untuk memilah mana subsekte yang ekstrim atau moderat, Harun Nasution berpendapat bahwa subsekte murji'ah yang ekstrim adalah mereka yang berpandangan bahwa keimanan terletak didalam kalbu. Adapun ucapan dan perbuatan tidak selamanya merupakan refleksi dari apa yang ada di didalam kalbu. Oleh karna itu, segala ucapan dan perbuatan seseorang yang menyimpang dari kaidah agama tidak berarti tidak menggeser atau merusak keimanannya. Bahkan keimanannya masih sempurna dimata tuhan.

Diantara kalangan murji'ah yang berpendapat serupa diatas adalah subsekte Al-Jamiyah, As-Salihiyah, dan Al-Yunusiyah. Mereka berpandangan bahwa iman adalah tasdiq secara kalbu saja atau dengan kata lain, ma'rifah(mengetahui) Allah dengan kalbu: bukan secara demonstratif, baik dalam ucapan atau tindakan. Oleh karna itu, jika seseorang telah beriman dalam hatinya ia dipandang tetap sebagai orang mukmin sekalipun menampakkan tingkah laku seperti yahudi atau nasrani. Menurut mereka, ikrar dan amal bukanlah bagian dari iman. Kredo klompok murji'ah ekstrim yang terkenal adalah perbuatan maksiat tidak dapat menggugurkan keimanannya sebagai ketaatan tidak dapat membawa kekufuran. Dapat disimpulakan bahwa murji'ah ekstrim memandang pelaku dosa besar tidak dapat disiksa di neraka.

Adapun murji'ah moderat ialah mereka yang berpendapat pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa di neraka, ia tidak kekal didalamnya bergantung pada ukuran dosa yang dilakukannya. Masih terbuka kemungkinan bahwa tuhan akan mengampuni dosanya sehingga ia bebas dari siksa neraka. Diantara subsekte murji'ah yang masuk dalam kategori ini adalah Abu hanifah dan pengikutnya. Pertimbangannya, pendapat Abu hanifah tentang pelaku dosa besar dan konsep iman tidak jauh berbeda dengan kelompok murji'ah moderat lainnya. Ia berpendapat bahwa pelaku dosa besar masih tetap mukmin, tetapi dosa yang di perbuatnya bukan berarti tidak berimplikasi. Seandainya masuk neraka, karna allah menghendakinya ia tidak akan kekal didalamnya.

Kelompok-kelompok murji'ah

Para ulama yang menuliskan kitab-kitab firaq (sekte-sekte dalam islam) berbeda-beda dalam mengklasifikasikan jenis-jenis Murji'ah. Berikut adalah pengklasifikasikan Syaikhul islam ibnu Taimiyyah rahimahullah terhadap kelompok ini:

Kelompok yang mengatakan bahwa keimanan itu hanya sebatas apa yang ada dalam hati berupa kengetahuan dan keyakinan. Diantara mereka ada yang memasukkan amalan hati ke dalam cakupan iman, dan ada juga yang tidak seperti Jahm bin Shofwan dan para pengikutnya.

Kelompok yang mengatakan bahwa iman itu hanya sebatas ucapan dengan lisan. Dan ini merupakan perkataan Karromiyyah.

Kelompok yang mengatakan keimanan itu hanya pembenaran dengan hati dan ucapan (2 kalimat syahadat). Dan ini merupakan perkataan Murji'ah fuqaha.

Jenis yang ketiga ini merupakan yang paling dekat dengan Ahlus Sunnah, dan kelompok Murji'ah sering ditujukan untuk jenis yang lain. Syaikh Abdul Aziz Ar-Rojihi juga mengklasifikasikan murji'ah menjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut:

Jahmiyyah. Mereka mengatakan keimanan itu adalah pengenalan terhadap Rabb dengan hati. Sedangkan kekufuran itu kejahilan terhadap Rabb dalam hati. Meraka adalah orang ekstrim dan ini merupakan definisi yang paling rusak tentang iman.

Karromiyyah. Mereka mengatakan bahwa keimanan itu hanya sebatas ucapan dengan lisan. Jika seseorang telah mengucapkan syahadat dengan lisannya, maka dia adalah seorang mukmin walaupun dalam hatinya berbohong.

Asy'ariyah dan Maturidiyah. Mereka mengatakan bahwa keimanan itu hanya pembenaran hati.

Murji'ah fuqoha. Mereka mengatakan bahwa keimanan itu perbuatan dan pembenaran hati serta pengucapan dengan lisan. Dan ini merupakan mazhab Imam Abu Hanifah dan para murid beliau. Dan penamaan murji'ah fuqaha dikarenakan mereka adalah dari kalangan para ahli fiqih dan ahli ibadah yang diakui oleh ahlus sunnah.

Kelompok Murji'ah berkembang sangat subur pada masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah,karena bersifat netral dan tidak memusuhi pemerintahan yang sah. Dalam perkembangan berikutnya, lambat laun Murji'ah mulai merambah permasalahan iman. Hingga muncul para tokoh-tokoh Murji'ah dengan beberapa pemikiran "nyeleneh"-nya seperti:

Golongan Al-jahmiyah yang di pelopori oleh Jahm Ibn Sofwan. Berpendapat bahwa iman adalah mempercayai Alloh SWT., rasul-rasul-Nya, dan segala sesuatu yang datang dari Alloh SWT. Sebaliknya, kafir adalah tidak mempercayai hal-hal tersebut di atas.

Golongan Al-Salihiyah dengan tokohnya Abu Hasan as-Sahili. Sama dengan pendapat Al-Jahmiyah, golongan ini berkeyakinan bahwa iman adalah semata-mata makrifat(mengetahui) Allah SWT,sedangkan kufur(kafir) adalah sebaliknya yakni tidak mengetahui Allah SWT.

Golongan Yunusiyah pengikut Yunus bin An-Namiri. Berpendapat bahwa iman adalah totalitas dari pengetahuan tentang Allah, kerendahan hati, dan tidak takabur. Kufur adalah kebalikan dari itu.

Golongan Al-Ubaidiyah di pelopori oleh Ubaid Al-Maktaib. Pendapatnya pada dasarnya sama dengan golongan Al-Yunusiyah. Sekte ini berpendapat bahwa jika seseorang meninggal dunia dalam keadaan beriman, semua dosa dan perbuatan jahatnya tidak akan merugikannya.

Golongan Al-Gailaniyah di pelopori oleh Gailan Al-Dimasyqi. Berpendapat bahwa iman adalah makrifat kepada Allah SWT melalui nalar dan menunjukkan sikap mahabbah (cinta) dan tunduk kepada-Nya.

Golongan Al-Saubaniyah dipimpin oleh Abu Souban. Prinsip ajarannya sama dengan sekte Al-Gailaniyah, namun mereka menambahkan bahwa yang termasuk iman adalah mengetahui dan mengakui sesuatu yang menurut akal wajib di kerjakan. Dengan demikian, sekte ini mengakui adanya kewajiban-kewajiban yang dapat di ketahui akal sebelum datangnya syari;at.

Golongan Al-Marisiyah dipelopori oleh Bisyar Al-Marisi. Berpendapat bahwa iman disamping meyakini dalam hati bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW itu rasul-Nya, juga harus diucapkan secara lisan. Dan jika tidak diucapkan bukan iman namanya. Sedangkan kufur kebalikan dari iman.

Golongan Al-Karamiyah di pelopori oleh Muhammad Ibn Karram. Berpendapat bahwa iman adalah pengakuan secara lsan dan kufur adalah pengingkaran secara lisan.

Golongan Al-Khassaniyah. Berpendapat jika seseorang mengatakan"saya tahu bahwa Allah melarang makan babi, tetapi saya tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini", orang yang demikian tetap mukmin dan bukan kafir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun