Mohon tunggu...
Emelie ClorindaChan
Emelie ClorindaChan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kepercayaan dari Masa Praaksara

15 November 2022   12:53 Diperbarui: 15 November 2022   13:03 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia pada zaman sekarang pastinya sudah tidak luput lagi dari yang namanya suatu kepercayaan. Bahkan tidak sedikit jumlah orang yang menjadikan kepercayaan mereka itu sebagai sebuah pedoman hidup. Pada zaman sekarang, kepercayaan yang kita miliki disebut sebagai sebuah agama. Agama sendiri merupakan suatu ajaran baik yang dapat dijadikan sebuah pedoman hidup, dimana dengan menganut sebuah agama orang-orang diharapkan dapat menjadi sebuah pribadi yang lebih baik. Di Indonesia sendiri ada sejumlah agama yang diakui dan jumlah penganut dari setiap agama pun tergolong sangat banyak. 

Namun, kepercayaan yang ada di masa sekarang ini tidak muncul dengan begitu saja. Ada sejumlah perkembangan-perkembangan dalam kepercayaan sehingga bisa menjadi seperti yang kita kenal saat ini. Kepercayaan sendiri sudah muncul sejak zaman masa praaksara, meskipun jumlahnya belum seberapa jika dibandingkan dengan sekarang. Pada masa praaksara ada dua kepercayaan yang sudah dikembangkan oleh manusia pada zaman tersebut. Kedua kepercayaan itu adalah Animisme dan Dinamisme. Tetapi, pada saat itu tidak banyak manusia yang mementingkan kepercayaan, pikiran mereka lebih terfokus kepada cara bertahan hidup karena hidup pada zaman itu berbeda dengan kita yang sudah modern sekarang. 

Bagi yang belum tahu, masa praaksara merupakan masa dimana manusia belum mengenal tulisan, sehingga manusia pada masa tersebut masih menggunakan batu dan logam sebagai teknologinya pada masa itu. Selain itu, masa praaksara juga dimulai saat manusia-manusia purba mulai bermunculan dimuka bumi. Masa praaksara dibagi menjadi lima periode yaitu, Paleolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, Megalithikum, dan Perunggu. 

Dimulai dengan masa praaksara paling tua yaitu periode Paleolitikum atau juga batu tua. Pada periode ini bisa disebut juga sebagai masa dimana manusia purba mulai berburu dan mengumpulkan makanan. Dikatakan bahwa pada masa ini bahan makanan untuk dikonsumsi bergantung sepenuhnya kepada alam, mereka memperoleh bahan pangan dengan cara berburu binatang-binatang dan juga mengumpulkan seperti biji-bijian, sayuran, serta buah-buahan. Beberapa contoh dari peninggalan sejarah dari masa ini yaitu, kapak perimbas (kapak genggam), alat tulang (alat tambahan) dan alat serpih (alat dapur). Kapak perimbas dan alat serpih terbuat dari batu sedangkan alat tulang berasal dari tanduk dan tulang hewan). Meskipun alat teknologi mereka pada waktu itu belum terlalu bagus, dalam arti masih kasar dan kurang tajam, tetapi cukup memadai untuk membantu mereka dalam berburu dan kehidupan sehari-hari mereka. 

Pada masa itu pun gaya hidup mereka masih nomaden, yang artinya berpindah-pindah dan tidak menetap di satu titik. Beberapa alasan dari gaya hidup mereka ini yaitu, adanya perubahan iklim, adanya bencana alam, ancaman dari hewan buas yang berada di sekitar mereka, dan demi mencari sumber makanan. Karena hidup mereka sepenuhnya bergantung kepada keadaan alam di sekitar mereka, maka mereka membutuhkan lingkungan yang dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan mereka. 

Periode yang kedua, yaitu masa Mesolithikum atau yang disebut juga dengan Zaman Batu Tengah. Pada masa Mesolithikum manusia purba pada saat itu melakukan hal yang sama dengan masa Paleolithikum tetapi sudah lebih maju. Pada masa ini, manusia purba sudah mulai mengalami percampuran dengan kelompok manusia purba yang lainnya.  Dipercayai percampuran ini terjadi antara manusia-manusia purba dengan proto dan deutro melayu. Dan berbeda dengan zaman paleolitikum, manusia purba pada masa ini sudah mulai menangkap dan berburu ikan, bukan hanya hewan-hewan besar. 

Manusia-manusia purba pada masa Mesolitikum sudah mulai melukis dinding-dinding goa dan mulai dan mengenal kepercayaan. Selain itu, manusia pada zaman ini sudah mulai menerapkan sistem pembagian pekerjaan. Laki-laki yang bertugas untuk berburu sedangkan wanita bertugas untuk memelihara api, menjaga anak, serta mengumpulkan makanan. Salah satu perbedaan yang paling signifikan antara masa paleolitikum dengan mesolitikum adalah gaya hidup mereka yang semi menetap. Mereka tidak lagi pindah-pindah tempat tinggal dengan bebas tetapi sudah mulai menetap lebih lama.

Beberapa contoh peninggalan dari masa ini adalah serpih bilah (alat tambahan), alat tulang (alat dapur), dan kapak genggam sumatera (berburu). Alat tulang dapat berfungsi sebagai alat pengupas makanan dan juga bisa untuk menguliti hewan-hewan. Kapak genggam sumatera dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti berburu hewan serta bisa digunakan sebagai alat dapur tambahan. 

Setelahnya ada zaman batu muda, Neolitikum, di sini manusia purba sudah belajar cara untuk bercocok tanam. Dipercayai bahwa perkembangan ini terjadi disebabkan oleh kedatangan proto melayu (melayu tua) dan deutro melayu (melayu muda). Manusia pada zaman ini sudah mulai melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bercocok tanam, seperti menebang pohon, membakar pohon-pohon belukar, dan membuka lahan. Selain itu, mereka juga sudah tinggal menetap. 

Masa Neolitikum mempunyai banyak peninggalan sejarah yang terdiri atas beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, gerabah, serta alat pemukul kayu. Beliung persegi atau pemotong kayu biasa digunakan untuk mencangkul, memotong benda seperti kayu, berburu hewan-hewan atau bahkan memahat. Kapak lonjong dapat digunakan untuk berburu hewan untuk dijadikan bahan pangan. Alat-alat obsidian digunakan untuk alat pemotong, dan mata panah digunakan untuk berburu hewan. Gerabah biasanya digunakan sebagai wadah karena bentuknya yang menyerupai vas, dan terakhir ada alat pemukul kayu yang berguna untuk melindungi diri dari hewan-hewan buas serta memburu hewan. 

Setelah itu, ada zaman megalitikum atau yang sering disebut juga dengan Zaman Batu Besar. Pada zaman Megalitikum ada sebuah kebudayaan yang berkembang pesat dimana manusia purba pada masa tersebut membangun bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu. Kebudayaan ini sudah muncul dari zaman Neolitikum, tetapi berkembang lebih pesat lagi pada masa Megalitikum. 

Pada masa ini kepercayaan-kepercayaan yang sudah ada juga semakin berkembang dan semakin diterapkan prakteknya. Beberapa peninggalan dari masa ini yaitu menhir dan dolmen. Menhir merupakan bangunan yang merupakan tugu batu untuk upacara nenek moyang yang berdasarkan kepercayaan mereka. Dolmen adalah meja yang terbuat dari batu yang disusun, dan memiliki fungsi untuk meletakkan sajian pemujaan. 

Masa perunggu, zaman terakhir dari masa praaksara dan termasuk ke dalam zaman Logam. Masa ini bisa juga disebut sebagai Masa Perundagian, kata ini berasal dari bahasa Bali "undagi" yang berarti seseorang atau kelompok orang yang mempunyai kepandaian. Masa Perundagian secara sederhana memiliki arti zaman dimana terdapat manusia-manusia yang memiliki kepandaian dalam mengolah logam, khususnya perunggu. 

Manusia pada zaman ini sudah sangat berkembang dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Mereka sudah mengenal teknologi perundagian, perdagangan secara barter, status kekayaan, serta sistem pembagian kerja. Beberapa kebudayaan zaman logam, termasuk perunggu, yang paling berpengaruh adalah bivalve dan a cire perdue. Bivalve adalah teknik pencetakan logam yang bahan bakunya ialah teknologi batu. Sementara, a cire perdue merupakan cetakan logam yang berbahan dasar tanah liat dan lilin. 

Beberapa peninggalan dari zaman Perunggu yaitu kapak corong dan bejana perunggu. Kapak corong atau yang bisa disebut juga sebagai kapak sepatu perunggu, memiliki tangkai yang menyerupai corong dan bagian yang tajamnya seperti kapak batu. Kapak ini memiliki fungsi yang sama seperti cangkul, yaitu untuk membalikkan tanah. Bejana perunggu memiliki fungsi sebagai tempat minum bagi manusia dan dapat ditemukan di daerah Madura dan Sumatera. 

Pada masa praaksara pun tidak luput dari yang namanya suatu kepercayaan, hal ini bisa kita lihat dari peninggalan-peninggalan sejarah yang berhubungan dengan pemujaan bagi arwah nenek moyang dan lain sebagainya. Pada masa praaksara ini ada 2 kepercayaan yang dipercayai oleh manusia-manusia purba kala itu. Kedua kepercayaan itu adalah Animisme dan Dinamisme. 

Kepercayaan animisme ini awal bermula dari sebuah bahasa latin, "anima" yang memiliki arti "roh." Secara sederhana, animisme merupakan kepercayaan pada makhluk halus dan roh dari orang yang telah meninggal. Penganut dari kepercayaan animisme ini mempercayai bahwa roh dari saudara dan orang-orang yang telah meninggal ada di sekitar mereka. Mereka yang menganut animisme juga meminta sesuatu kepada roh-roh yang mereka percayai, seperti kesembuhan, kesuksesan, keselamatan perjalanan, dan lain sebagainya. Permintaan dan permohonan ini juga diturut sertai oleh upacara-upacara dan persembahan serta sajian kepada roh-roh halus. 

Sementara itu, kepercayaan dinamisme merupakan kepercayaan yang didasarkan kepada sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani dan memiliki arti kekuatan, yaitu "dinamos." Oleh karena itu, kepercayaan dinamisme ini diartikan sebagai kepercayaan kepada benda sekitar sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan gaib. Bukan hanya berkekuatan, bahkan dianggap mengandung zat-zat yang bisa membantu kehidupan keseharian manusia. Contohnya pada zaman sekarang, yaitu kepercayaan kepada batu cincin atau benda jimat lainnya yang dianggap dapat memberikan kekebalan, ketampanan, dan lain sebagainya. Pada masa praaksara, banyak orang yang menggantungkan hidup mereka kepada benda-benda seperti air, api, angin, batu, dan lain-lain. 

Pada masa Paleolitikum, belum ada kepercayaan yang berkembang dikarenakan manusia purba baru saja muncul dan masih belajar cara untuk bertahan hidup di alam. Pada kala itu, manusia masih tergolong lemah karena mereka masih belum memahami bagaimana cara bertahan hidup dengan efektif, sehingga mereka masih terfokus kepada cara untuk hidup, tidak ada waktu bagi mereka untuk memikirkan tentang kepercayaan, penyembahan, pemujaan, dan lain sebagainya. 

Pada masa Mesolitikum, manusia purba sudah lebih berkembang sehingga mereka menjadi lebih kuat dan cerdas. Pada masa ini, kepercayaan-kepercayaan seperti animisme dan dinamisme mulai muncul. Demi keberlangsungan hidup mereka, mereka memilih untuk bergantung kepada roh-roh halus dan juga benda-benda yang mereka percayai sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan. Pada saat ini, masih belum ada undang-undang yang mengatur tentang kepercayaan, karena memang pada saat ini manusia belum mengenal tulisan. Oleh karena itu, mereka memiliki kebebasan untuk memilih untuk menganut suatu kepercayaan atau tidak. 

Setelahnya, ada masa Neolitikum dimana kepercayaan-kepercayaan yang sudah ada tadi semakin berkembang. Jumlah penganut dari kedua kepercayaan pun semakin bertambah jumlahnya. Namun, pada masa ini juga ditemukan teknik bercocok tanam. Sehingga, mereka lebih terfokus kepada bercocok tanam daripada kepercayaan-kepercayaan yang ada. Karena, mereka akhirnya dapat menemukan cara baru untuk bertahan hidup dan juga bisa menghasilkan sumber daya alam yang baru. 

Lalu, ada masa Megalitikum. Pada masa ini lah kepercayaan seperti animisme dan dinamisme semakin dikenal oleh masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari adanya peninggalan-peninggalan sejarah yang berhubungan dengan praktek kepercayaan ini. Seperti menhir dan dolmen, keduanya merupakan benda-benda yang kerap digunakan dalam praktek kepercayaan, contohnya dalam upacara pemujaan, dan meletakkan sajian penyembahan. Selain itu, alasan lain mengapa masa megalitikum disebut sebagai Zaman Batu Besar, karena batu-batu besar yang para manusia purba lihat pada zaman itu, mereka jadikan sebagai sesuatu untuk disembah dan dipuja.  

Terakhir, periode Perunggu dimana kepercayaan-kepercayaan semakin berkembang lebih pesat. Pada zaman ini, kepercayaan animisme lebih dominan, ada lebih banyak orang yang percaya dengan keberadaan roh-roh dan mahluk halus. Selain itu, ada juga peninggalan sejarah dari zaman ini yang berhubungan dengan kepercayaan animisme, yaitu nekara perunggu. Nekara perunggu memiliki fungsi sebagai sarana upacara kematian, kesuburan, memanggil hujan, roh nenek moyang, serta sebagai status sosial. 

Pada zaman sekarang, ada 6 agama yang diakui secara luas dan menyeluruh oleh seluruh penduduk Indonesia. Keenam agama tersebut yaitu islam, protestan, kristen, hindu, buddha, serta konghucu. Meskipun kemungkinan ada agama-agama lain yang tidak termasuk disini, tetapi keenam tadi merupakan agama yang memiliki penganut paling banyak dan juga diakui oleh warga dan pemerintahan. 

Di Indonesia, terdapat sebuah konsep yang mengatur masyarakat-masyarakat penganut agama yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan menjaga kerukunan yang ada. Strategi ini juga berfungsi sebagai kontribusi pemerintah dalam mewujudkan lingkungan yang lebih rukun dan toleran. Konsep ini juga telah ditanamkan pemerintah sejak tahun 1970-an. Konsep ini memiliki nama Tri Kerukunan Umat Beragama. Isinya sebagai berikut: 

  1. Kerukunan intern umat beragama.

Artinya kerukunan antar umat yang memiliki kepercayaan yang sama. 

  1. Kerukunan antar umat beragama.

Artinya kerukunan antar umat berkepercayaan yang satu dengan yang lainnya. 

  1. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. 

Artinya kerukunan antar umat berkepercayaan dengan pemerintah. 

Terkadang ada saja saat dimana konflik mengenai agama muncul, entah tentang merendahkan suatu agama, menganggap agamanya paling benar dan agama lain salah, memaksa orang lain untuk masuk agama mereka, konflik antar agama, dan lain sebagainya. Salah satu yang paling sering muncul dalam kehidupan sehari-hari kita yaitu memaksa orang lain untuk menganut agama yang sama dengan mereka. Padahal hal ini tentu saja tidak boleh dilakukan, karena sama saja artinya kita tidak menghormati dan menghargai orang tersebut dan juga agamanya. Dinyatakan pada pasal 28 E ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: 

  • Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya;

  • Setiap orang bebas berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.

Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945: 

  • Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa

  • Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia:

  1. bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya; 

Diatas merupakan beberapa undang-undang yang menyatakan bahwa semua manusia memiliki hak untuk memilih agama yang dianutnya, dalam kata lain hak kebebasan beragama. Undang-Undang di atas juga bertindak sebagai jaminan nyata yang diberikan pemerintah kepada kita untuk bebas beragama sesuai dengan keinginan kita. Tidak ada yang bisa melarang kita untuk menganut suatu agama jika kita menginginkannya, karena itu merupakan hak kita sebagai manusia.  Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan lingkungan antar umat beragama yang rukun dan mencerminkan kebebasan beragama yaitu: 

  1. Tidak membeda-bedakan orang hanya karena agama mereka berbeda dengan kita.

  2. Belajar untuk toleransi. 

  3. Menghargai saat orang lain sedang beribadah (cth. tidak ribut, tidak mengganggu, dll).

  4. Mau menerima dan berinteraksi dengan orang yang berbeda agama dengan kita. 

  5. Menghormati agama mereka (tidak merendahkan maupun mengejek/mengata-ngatai).

Pada masa praaksara , manusia memiliki banyak kepercayaan mereka sendiri mengenai arwah-arwah nenek moyang ataupun benda-benda yang memiliki kekuatan. Kita yang memiliki kepercayaan yang berbeda tentunya tidak boleh menghakimi mereka, tetapi saya sendiri tidak percaya dengan keberadaan roh-roh halus maupun benda berkekuatan yang mereka percayai. 

Di dalam agama saya, apa yang telah mereka lakukan ini termasuk ke dalam 7 dosa mematikan, khususnya menyembah berhala. 2 Raja-raja 17:12 berkata "mereka beribadah kepada berhala-berhala, x  walaupun TUHAN telah berfirman kepada mereka: "Janganlah kamu berbuat seperti itu!". Mereka telah menyembah hal-hal seperti arwah-arwah, roh, mahkluk-makhluk halus dan juga benda-benda yang mereka percayai dapat membantu dan memperlancar hidup mereka. 

Tetapi, sebagai seorang Kristen, saya percaya bahwa Allah merupakan satu-satunya Juruselamat dan penyelamat dunia ini. Saya bersyukur karena Tuhan telah membantu untuk menyadarkan saya melalui keberadaan roh kudus. Melalui roh kudus, saya telah diberikan iman untuk percaya dan diberikan hidup yang baru di dalam Kristus. Dengan menerima iman yang telah diberikan oleh roh kudus, saya telah mengalami transformasi spiritual dimana setiap hari iman saya semakin bertambah dan bertambah. Hal ini membantu saya untuk bertumbuh di dalam Kristus, dan iman bertumbuh semakin dalam. Transformasi spiritual ini dimulai saat kita menerima iman dari roh kudus dalam hati kita. 

Semakin bertumbuh iman kita, maka kita akan semakin mengerti kehendak Allah dan apa rencana dia di dalam hidup kita. Perilaku kita akan berubah, perkataan kita berubah, bahkan hati kita, menuju kesucian. Disaat ada ujian dan percobaan, kita akan bisa menghadapinya karena kita tahu Tuhan pasti akan membantu kita. Agar iman kita semakin bertumbuh, kita bisa semakin rajin berdoa, rajin ke gereja setiap minggu, membaca Alkitab, dan yang paling penting memiliki keinginan untuk berubah. 

Daftar Pustaka

Admin SMP. "Periodesasi Zaman Batu Di Masa Praaksara." Direktorat SMP, 14 June 2022, ditsmp.kemdikbud.go.id/periodesasi-zaman-batu-di-masa-praaksara/.  Accessed 14 Nov. 2022.

celebrities.id. "Pola Kehidupan Nomaden Manusia Purba, Dimulai Dari Zaman Paleolitikum - Celebrities.Id." Https://Www.celebrities.id/, 22 Sept. 2022, www.celebrities.id/read/pola-kehidupan-nomaden-manusia-purba-t2NK13. Accessed 14 Nov. 2022.

Maarif, Syamsul Dwi. "Sejarah Zaman Perunggu: Ciri-Ciri, Hasil Kebudayaan, & Peninggalan." Tirto.id, 15 June 2022, tirto.id/sejarah-zaman-perunggu-ciri-ciri-hasil-kebudayaan-peninggalan-gr6K. Accessed 14 Nov. 2022.

, diakses pada 14 Nopember 2022, 21:28 PM 

Geologinesia. "Jenis, Asal, Dan Kegunaan Batu Obsidian." Geologinesia, 1 Mar. 2016, www.geologinesia.com/2016/03/jenis-asal-dan-kegunaan-batu-obsidian.html. Accessed 15 Nov. 2022.

Prinada, Yuda. "Perbedaan Animisme Dan Dinamisme: Sejarah, Pengertian, & Contohnya." Tirto.id, 19 Feb. 2021, tirto.id/perbedaan-animisme-dan-dinamisme-sejarah-pengertian-contohnya-garT. Accessed 15 Nov. 2022.

Media, Kompas Cyber. "Bagaimana Sistem Kepercayaan Pada Masa Perundagian? Halaman All." KOMPAS.com, 4 Aug. 2022, www.kompas.com/stori/read/2022/08/04/110000479/bagaimana-sistem-kepercayaan-pada-masa-perundagian-?page=all#:~:text=Masyarakat%20pada%20masa%20perundagian%2C%20manusia. Accessed 15 Nov. 2022.

Gina, Fransiska Viola. "Mengenal Kehidupan Manusia Praaksara Pada Masa Perundagian, Materi Ilmu Pengetahuan Sosial - Bobo." Bobo.grid.id, 21 Sept. 2022, bobo.grid.id/read/083488879/mengenal-kehidupan-manusia-praaksara-pada-masa-perundagian-materi-ilmu-pengetahuan-sosial?page=all. Accessed 15 Nov. 2022.

Indonesia.go.id. "Laman Resmi Republik Indonesia * Portal Informasi Indonesia." Indonesia.go.id, 2020, indonesia.go.id/profil/agama. Accessed 15 Nov. 2022.

, diakses pada 15 Nopember 2022, 10:14 AM 

kesbangpollinmas. "Strategi Dan Kebijakan Untuk Mewujudkan Dan Memelihara Kerukunan Umat Beragama -- Badan Kesbangpol." Strategi Dan Kebijakan Untuk Mewujudkan Dan Memelihara Kerukunan Umat Beragama, 16 Oct. 2018, kesbangpollinmas.klungkungkab.go.id/2018/10/16/strategi-dan-kebijakan-untuk-mewujudkan-dan-memelihara-kerukunan-umat-beragama/#:~:text=Tri%20Kerukunan%20Umat%20Beragama%20tersebut. Accessed 15 Nov. 2022.

Ratnaningsih, Erna. "POLITIK HUKUM PENGATURAN KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA." Business Law, 31 July 2017, business-law.binus.ac.id/2017/07/31/politik-hukum-pengaturan-kebebasan-beragama-di-indonesia/#:~:text=Ketentuan%20dalam%20konstitusi%20kemudian%20diikuti. Accessed 15 Nov. 2022.

Saraya, Shabrina. "Pasal 29 UUD 1945: Ini Isi Bunyi Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya." INews.ID, 19 Sept. 2022, www.inews.id/news/nasional/pasal-29-uud-1945-ini-isi-bunyi-dan-makna-yang-terkandung-di-dalamnya. Accessed 15 Nov. 2022.

itsrur. "Seven Deadly Sins, Tantangan Generasi Muda Indonesia Di Era Digital." ITS News, 3 Apr. 2020, www.its.ac.id/news/2020/04/03/seven-deadly-sins-tantangan-generasi-muda-indonesia-di-era-digital/#:~:text=Seven%20deadly%20sins%20terdiri%20atas. Accessed 15 Nov. 2022.

Kementrian Agama. "Berpegang Pada Pengharapan." Kemenag.go.id, 17 Jan. 2021, kemenag.go.id/read/berpegang-pada-pengharapan-q9qpd. Accessed 15 Nov. 2022.

Perkantas. "Iman Kristen Dan Transformasi Dunia -." IMAN KRISTEN DAN TRANSFORMASI DUNIA, 12 Apr. 2017, perkantas.net/renungan/iman-kristen-dan-transformasi-dunia/. Accessed 15 Nov. 2022.

Ayat Alkitab 2 Raja-raja 17:12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun