Mohon tunggu...
Emelie ClorindaChan
Emelie ClorindaChan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kepercayaan dari Masa Praaksara

15 November 2022   12:53 Diperbarui: 15 November 2022   13:03 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa ini kepercayaan-kepercayaan yang sudah ada juga semakin berkembang dan semakin diterapkan prakteknya. Beberapa peninggalan dari masa ini yaitu menhir dan dolmen. Menhir merupakan bangunan yang merupakan tugu batu untuk upacara nenek moyang yang berdasarkan kepercayaan mereka. Dolmen adalah meja yang terbuat dari batu yang disusun, dan memiliki fungsi untuk meletakkan sajian pemujaan. 

Masa perunggu, zaman terakhir dari masa praaksara dan termasuk ke dalam zaman Logam. Masa ini bisa juga disebut sebagai Masa Perundagian, kata ini berasal dari bahasa Bali "undagi" yang berarti seseorang atau kelompok orang yang mempunyai kepandaian. Masa Perundagian secara sederhana memiliki arti zaman dimana terdapat manusia-manusia yang memiliki kepandaian dalam mengolah logam, khususnya perunggu. 

Manusia pada zaman ini sudah sangat berkembang dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Mereka sudah mengenal teknologi perundagian, perdagangan secara barter, status kekayaan, serta sistem pembagian kerja. Beberapa kebudayaan zaman logam, termasuk perunggu, yang paling berpengaruh adalah bivalve dan a cire perdue. Bivalve adalah teknik pencetakan logam yang bahan bakunya ialah teknologi batu. Sementara, a cire perdue merupakan cetakan logam yang berbahan dasar tanah liat dan lilin. 

Beberapa peninggalan dari zaman Perunggu yaitu kapak corong dan bejana perunggu. Kapak corong atau yang bisa disebut juga sebagai kapak sepatu perunggu, memiliki tangkai yang menyerupai corong dan bagian yang tajamnya seperti kapak batu. Kapak ini memiliki fungsi yang sama seperti cangkul, yaitu untuk membalikkan tanah. Bejana perunggu memiliki fungsi sebagai tempat minum bagi manusia dan dapat ditemukan di daerah Madura dan Sumatera. 

Pada masa praaksara pun tidak luput dari yang namanya suatu kepercayaan, hal ini bisa kita lihat dari peninggalan-peninggalan sejarah yang berhubungan dengan pemujaan bagi arwah nenek moyang dan lain sebagainya. Pada masa praaksara ini ada 2 kepercayaan yang dipercayai oleh manusia-manusia purba kala itu. Kedua kepercayaan itu adalah Animisme dan Dinamisme. 

Kepercayaan animisme ini awal bermula dari sebuah bahasa latin, "anima" yang memiliki arti "roh." Secara sederhana, animisme merupakan kepercayaan pada makhluk halus dan roh dari orang yang telah meninggal. Penganut dari kepercayaan animisme ini mempercayai bahwa roh dari saudara dan orang-orang yang telah meninggal ada di sekitar mereka. Mereka yang menganut animisme juga meminta sesuatu kepada roh-roh yang mereka percayai, seperti kesembuhan, kesuksesan, keselamatan perjalanan, dan lain sebagainya. Permintaan dan permohonan ini juga diturut sertai oleh upacara-upacara dan persembahan serta sajian kepada roh-roh halus. 

Sementara itu, kepercayaan dinamisme merupakan kepercayaan yang didasarkan kepada sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani dan memiliki arti kekuatan, yaitu "dinamos." Oleh karena itu, kepercayaan dinamisme ini diartikan sebagai kepercayaan kepada benda sekitar sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan gaib. Bukan hanya berkekuatan, bahkan dianggap mengandung zat-zat yang bisa membantu kehidupan keseharian manusia. Contohnya pada zaman sekarang, yaitu kepercayaan kepada batu cincin atau benda jimat lainnya yang dianggap dapat memberikan kekebalan, ketampanan, dan lain sebagainya. Pada masa praaksara, banyak orang yang menggantungkan hidup mereka kepada benda-benda seperti air, api, angin, batu, dan lain-lain. 

Pada masa Paleolitikum, belum ada kepercayaan yang berkembang dikarenakan manusia purba baru saja muncul dan masih belajar cara untuk bertahan hidup di alam. Pada kala itu, manusia masih tergolong lemah karena mereka masih belum memahami bagaimana cara bertahan hidup dengan efektif, sehingga mereka masih terfokus kepada cara untuk hidup, tidak ada waktu bagi mereka untuk memikirkan tentang kepercayaan, penyembahan, pemujaan, dan lain sebagainya. 

Pada masa Mesolitikum, manusia purba sudah lebih berkembang sehingga mereka menjadi lebih kuat dan cerdas. Pada masa ini, kepercayaan-kepercayaan seperti animisme dan dinamisme mulai muncul. Demi keberlangsungan hidup mereka, mereka memilih untuk bergantung kepada roh-roh halus dan juga benda-benda yang mereka percayai sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan. Pada saat ini, masih belum ada undang-undang yang mengatur tentang kepercayaan, karena memang pada saat ini manusia belum mengenal tulisan. Oleh karena itu, mereka memiliki kebebasan untuk memilih untuk menganut suatu kepercayaan atau tidak. 

Setelahnya, ada masa Neolitikum dimana kepercayaan-kepercayaan yang sudah ada tadi semakin berkembang. Jumlah penganut dari kedua kepercayaan pun semakin bertambah jumlahnya. Namun, pada masa ini juga ditemukan teknik bercocok tanam. Sehingga, mereka lebih terfokus kepada bercocok tanam daripada kepercayaan-kepercayaan yang ada. Karena, mereka akhirnya dapat menemukan cara baru untuk bertahan hidup dan juga bisa menghasilkan sumber daya alam yang baru. 

Lalu, ada masa Megalitikum. Pada masa ini lah kepercayaan seperti animisme dan dinamisme semakin dikenal oleh masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari adanya peninggalan-peninggalan sejarah yang berhubungan dengan praktek kepercayaan ini. Seperti menhir dan dolmen, keduanya merupakan benda-benda yang kerap digunakan dalam praktek kepercayaan, contohnya dalam upacara pemujaan, dan meletakkan sajian penyembahan. Selain itu, alasan lain mengapa masa megalitikum disebut sebagai Zaman Batu Besar, karena batu-batu besar yang para manusia purba lihat pada zaman itu, mereka jadikan sebagai sesuatu untuk disembah dan dipuja.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun