Dalam undang- undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang dintujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( uu nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14)
 Dunia anak adalah dunia bermain (Wiwik Pratiwi, 2017), ungkapan ini menunjukan bahwa bermain dapat dijadikan salah satu metode dalam mendidik karakter dirumah maupun sekolah. Bermain merupakan cara yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai kopetensinya. Melalui bermain, anak memperoleh dan memproses informasi mengenai hal-hal baru dan berlatih melalui keterampilan yang ada.Â
 Salah satu metode yang mampu, mengembangkan aspek perkembangan sosial emosional pada anak ialah metode Role Playing (Marwah, 2022). metode Role Playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa- peristiwa aktual, atau kejadian yang mungking muncul dimasa mendatang (Yusuf, 2018).
 Penggunaan metode Role Playing ini melalui media boneka tangan ( Hand Puppet).Yang dimaksud dengan boneka tangan (Hand Puppet) adalah boneka yang dijadikan media atau alat bantu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Muamanah, 2018) . jenis boneka yang digunakan boneka tanga yang terbuat dari potongan kain. Boneka tangan ini ukurannya adalah lebi besar dari pada boneka jari dan dapat dimasukkan kedalam tangan. Jari tengah dapat dijadikan pendukung gerakan tangan dan kepala boneka. Jadi, boneka tangan ini dijadikan sebagai media atau alat batu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berukuran lebih besar dari pada boneka jari dan dimasukan kedalam tangan.
 Menurut Madyawati, salah satu keunggulan penggunaan media boneka tangan adalah membantu mengembangkan emosi anak. Anak dapat mengekspresikan ke khawatirannya memalui boneka tangan tanpa merasa takut ditertawakan dan di olok olok teman. Dengan demikian metode Role Playing menggunakan boneka tangan (Hand Puppet) perlu diterapkan dan dikembangkan perkembangan emosional anak usia dini.Â
 Pada taman kanak-kanak Annur Kids kecamatan tambang kabupaten Kampar, guru sudah menggunakan metode Role Playing tetapi tanpa alat peraga seperti boneka tangan ( Hand Puppet) ,terlihatnya gejala --gejala dalam perkembangan social emosional anak kelompok B sebagai berikut :
Perkembangan social emosional anak masih kurang, terlihat dari kurangnya minat anak mengikuti kegiatan bermain peranÂ
Anak cenderung masih belum memahami perasaan oaring lain
Anak belum mampu menerima pendapat orang lain
Anak belum mengenali berbagai macam perasaan emosional dalam bermain peranÂ
Bermain peran hanya dalam bentuk bermain bebas, sehingga anak masih berebut permainan yang dimainkan
Metode adalah seperangkat cara, jalan,dan teknik (Asy'ari, 2014), yang digoleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pembelajaran. Metode Role playing atau bermain peran adalah mengkreasi peristiwa- peristiwa atau kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang (Hartati et al., 2021).
Melalui kegiatan bermain peran anak dapat mengkatkan kepekaan social emosinya dengan cara mengenalkan beberapa macam perasaan (Ilsa & Nurhafizah, 2020), mengenalkan perubahan perasaan, dan sebagainya. Pada usia prasekolah merupakan arena yang ideal untuk perkembangan anak dapat dipengaruhi (Yuliyanti et al., 2024), apabila guru membuat kegiatan yang terstruktur dengan benar, baik pikiran dan badan akan mendapatkan pengalaman -- pengalaman yang sesuai (Larasati, 2023). Dalam bermain peran, anak usia prasekolah bisa mengalami kegiatan- kegiatan sebagai berikut:
Membantu dalam perkembangan kelima inderaÂ
Membantu mengembangkan bahasa ekspresif dan reseptifÂ
Membantu menemukan pola dan memahami hubungan -- hubunganÂ
Memfasilitasi pemikiran kreatif dan pemecahan masalahÂ
Mengingkatkan kepercayaan diri
Membangun kemampuan motoric yang sempurnaÂ
Merayakan kegembiraan dan kebebasan masa kanak- kanakÂ
Tujuan Role PlayingÂ
Role Playing atau bermain peran merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan agar siswa dilibatkan secara aktif dalam memerankan suatu fungsi (Ekasari, 2024). Menurut Sudjana menyebutkan tujuan metode Role Playing adalah sebagai berikut :
Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawabÂ
Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H