Mohon tunggu...
embunsuri
embunsuri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka nonton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

analisis metode role playing melalui boneka tangan terhadap perkembangan sosial emosional anak kelompok b taman kanak kanak nico kids kecematan tamban

23 Desember 2024   17:12 Diperbarui: 23 Desember 2024   17:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam undang- undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang dintujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( uu nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14)

 Dunia anak adalah dunia bermain (Wiwik Pratiwi, 2017), ungkapan ini menunjukan bahwa bermain dapat dijadikan salah satu metode dalam mendidik karakter dirumah maupun sekolah. Bermain merupakan cara yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai kopetensinya. Melalui bermain, anak memperoleh dan memproses informasi mengenai hal-hal baru dan berlatih melalui keterampilan yang ada. 

 Salah satu metode yang mampu, mengembangkan aspek perkembangan sosial emosional pada anak ialah metode Role Playing (Marwah, 2022). metode Role Playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa- peristiwa aktual, atau kejadian yang mungking muncul dimasa mendatang (Yusuf, 2018).

 Penggunaan metode Role Playing ini melalui media boneka tangan ( Hand Puppet).Yang dimaksud dengan boneka tangan (Hand Puppet) adalah boneka yang dijadikan media atau alat bantu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Muamanah, 2018) . jenis boneka yang digunakan boneka tanga yang terbuat dari potongan kain. Boneka tangan ini ukurannya adalah lebi besar dari pada boneka jari dan dapat dimasukkan kedalam tangan. Jari tengah dapat dijadikan pendukung gerakan tangan dan kepala boneka. Jadi, boneka tangan ini dijadikan sebagai media atau alat batu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berukuran lebih besar dari pada boneka jari dan dimasukan kedalam tangan.

 Menurut Madyawati, salah satu keunggulan penggunaan media boneka tangan adalah membantu mengembangkan emosi anak. Anak dapat mengekspresikan ke khawatirannya memalui boneka tangan tanpa merasa takut ditertawakan dan di olok olok teman. Dengan demikian metode Role Playing menggunakan boneka tangan (Hand Puppet) perlu diterapkan dan dikembangkan perkembangan emosional anak usia dini. 

 Pada taman kanak-kanak Annur Kids kecamatan tambang kabupaten Kampar, guru sudah menggunakan metode Role Playing tetapi tanpa alat peraga seperti boneka tangan ( Hand Puppet) ,terlihatnya gejala --gejala dalam perkembangan social emosional anak kelompok B sebagai berikut :

Perkembangan social emosional anak masih kurang, terlihat dari kurangnya minat anak mengikuti kegiatan bermain peran 

Anak cenderung masih belum memahami perasaan oaring lain

Anak belum mampu menerima pendapat orang lain

Anak belum mengenali berbagai macam perasaan emosional dalam bermain peran 

Bermain peran hanya dalam bentuk bermain bebas, sehingga anak masih berebut permainan yang dimainkan

Metode adalah seperangkat cara, jalan,dan teknik (Asy'ari, 2014), yang digoleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pembelajaran. Metode Role playing atau bermain peran adalah mengkreasi peristiwa- peristiwa atau kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang (Hartati et al., 2021).

Melalui kegiatan bermain peran anak dapat mengkatkan kepekaan social emosinya dengan cara mengenalkan beberapa macam perasaan (Ilsa & Nurhafizah, 2020), mengenalkan perubahan perasaan, dan sebagainya. Pada usia prasekolah merupakan arena yang ideal untuk perkembangan anak dapat dipengaruhi (Yuliyanti et al., 2024), apabila guru membuat kegiatan yang terstruktur dengan benar, baik pikiran dan badan akan mendapatkan pengalaman -- pengalaman yang sesuai (Larasati, 2023). Dalam bermain peran, anak usia prasekolah bisa mengalami kegiatan- kegiatan sebagai berikut:

Membantu dalam perkembangan kelima indera 

Membantu mengembangkan bahasa ekspresif dan reseptif 

Membantu menemukan pola dan memahami hubungan -- hubungan 

Memfasilitasi pemikiran kreatif dan pemecahan masalah 

Mengingkatkan kepercayaan diri

Membangun kemampuan motoric yang sempurna 

Merayakan kegembiraan dan kebebasan masa kanak- kanak 

Tujuan Role Playing 

Role Playing atau bermain peran merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan agar siswa dilibatkan secara aktif dalam memerankan suatu fungsi (Ekasari, 2024). Menurut Sudjana menyebutkan tujuan metode Role Playing adalah sebagai berikut :

Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.

Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab 

Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun